Begitu pintu UKS kembali tertutup, pemuda itu membuka kedua matanya. Menampakkan netra kebiruannya.
Pemuda itu lantas bangkit dari posisi tidurannya. Ternyata dia memang kemari, batinnya ketika mendapati jejak kaki orang lain di lantai UKS.
Meski tidak melihat siapa yang masuk ke UKS, pemuda itu tahu siapa si pemilik jejak kaki tersebut. Itu berkat orang suruhannya yang menyampaikan pesan sang ayah untuk dirinya ketika orang itu dalam perjalanan menuju UKS.
"Jika bukan demi keselamatan bunda, gue nggak akan patuh pada orang itu dan udah menghabisi lo sejak kemarin, Edward," monolog si pemuda. Ia pun kembali merebahkan tubuhnya di ranjang UKS.
Netra pemuda itu menerawang jauh. Menerka-nerka rencana besar sang ayah. Mencoba begitu keras, tapi hasilnya nihil. Benang kusut tersebut masih belum bisa diuraikan.
Pemuda itu lantas kembali menutup kedua matanya setelah menguap lebar. Memilih lari ke dunia mimpi untuk melupakan masalah serta rasa bersalahnya pada gadis itu sejenak.
*****
Sekarang Alex sudah bangun. Ia "berterima kasih" pada bel istirahat pertama yang "melolong" beberapa menit yang lalu. Suara bel tersebut sukses "menampar"-nya sampai ke dunia nyata.
Alex lantas turun dari ranjang UKS. Jika bukan karena tuntutan perut, pemuda itu lebih memilih untuk melanjutkan tidur.
Setelah merapikan pakaian dan rambutnya---tak lupa juga membuang kotoran mata, Alex keluar dari UKS. Ia membasuh wajah di wastafel yang disediakan di depan UKS.
Alex juga membasahi rambutnya, lantas menyugarnya agar lebih rapi. Pemuda itu lalu memperhatikan sekitar. Baru sadar dirinya menjadi sorot perhatian murid kelas X dan XI.
Letak gedung kelas X dan XI memang berada di dekat gedung di mana UKS berada. Jadi, wajar jika banyak murid kelas X dan XI berkeliaran di sekitar UKS saat jam istirahat.
Tak menghiraukan para adik kelas---khususnya para siswi yang berseru memuji ketampanan Alex, meski baru bangun tidur---Alex berlalu menuju kantin melewati koridor kelas XI.
Di koridor menuju kantin, Alex berpapasan dengan Putri dan Dira yang hendak kembali ke kelas. Kedua gadis itu sudah selesai memanjakan perut mereka dengan jajan di kantin.
Dira menyempatkan diri menyapa Alex, sembari mengulas senyum. Sementara Putri hanya melirik pemuda itu sekilas. Tidak menyapa juga tidak memberi senyum.
Alex sendiri hanya membalas sapaan Dira dengan seulas senyum kecil dan hanya melirik Putri sekilas.
Alex dan Putri memiliki kesepakatan untuk tidak saling bertegur sapa di lingkungan sekolah saat masih ada murid lain---salah satu syarat Putri sebagai ganti dirinya menyetujui syarat Alex untuk menghindari adanya gosip tentang hubungan mereka.
Mereka lantas melanjutkan langkahnya menuju tujuan masing-masing.
*****
"Put, aku pulang duluan, ya. Ojolku udah dateng, nih," ucap Dira pada Putri yang duduk di sampingnya.
Seperti kemarin, sembari menunggu ojek online pesanannya, Dira menemani Putri menunggu taksi online yang gadis itu pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXVERO
Teen FictionTamat. Selesai revisi. ____________________ Blurb: Ketika takdir mempertemukan kembali sepasang merpati yang telah berpisah. Namun, satu dari mereka berdua kembali dengan sejuta rahasia, menyeret pasangannya ke dalam bahaya. Akankah mereka tetap...