Bab 16

41 12 7
                                    

New York, di sebuah rumah 

'Ada tugas untukmu.'
17.15

'Siapa targetnya?'
17.15

Sebuah foto.
'Dia anak salah seorang pengusaha di Indonesia. Bayarannya tujuh puluh ribu dolar AS dan sudah dibayar lunas.'
17.16

'Kau memberiku tugas dengan nominal sekecil itu? Apa kau sedang bercanda?'
17.16

'Aku serius. Akan tetapi, aku memilihmu bukan karena tugas ini, melainkan ada tugas lain dan hanya kau yang bisa menyelesaikannya.'
17.16

'Tugas yang hanya bisa kuselesai, kan? Memangnya siapa targetnya?'
17.17

Sekali lagi, orang itu---si pengirim pesan---mengirim sebuah foto, lantas menjelaskan tugas si penerima pesan.

*****

Jakarta, pada waktu yang sama

"Pagi, Ma. Pagi, Pa," sapa Putri. Ia mencium pipi kedua orang tuanya bergantian sebelum duduk di kursi di depan sang ibu yang tengah menyiapkan sarapan untuk dirinya.

"Pagi juga, Sayang." Aruna dan Ricko menjawab serentak. Senyum terpatri di wajah mereka saat melihat Putri sudah kembali ceria.

Namun, bukan hanya keceriaan Putri saja yang kembali. Kalung pemberian mendiang sahabatnya pun kembali melingkar rapi di leher Putri.

"Kamu pake kalung itu lagi?" tanya Aruna begitu menyadari keberadaan kalung perak berliontin merpati di leher Putri.

"Biarin aja, sih, Ma. Daripada Putri pake kalung dari cowok berengsek itu. Toh, nanti juga dilepas kalo udah waktunya," sahut Ricko mendahului Putri yang hendak menjawab.

Pria paruh baya itu menatap sang anak. "Iya, kan, Sayang?"

Putri tersenyum. "Iya, Pa." Lantas menikmati sarapan favoritnya---roti isi telur mata sapi dengan olesan mentega pada kedua rotinya.

Aruna memilih bungkam. Menikmati sarapannya dalam diam, sembari berharap semoga Putri tidak terjebak di masa lalunya.

*****

Suasana kelas XII IPA4 yang awalnya ramai lantaran tengah jam kosong di mata pelajaran pertama, mendadak senyap ketika kelas tersebut kedatangan tamu tak terduga.

Tak lain adalah Alex. Ia menghampiri bangku Putri, lantas berdiri di depan meja gadis itu.

Kedatangan Alex menimbulkan tanya di benak setiap penghuni di kelas XII IPA4. Mengingat ini kali pertama Alex datang ke kelas lain untuk menghampiri seorang siswi.

"Ikut gue! Ada hal penting yang pengin gue bicarain sama lo," ucap Alex.

"Sepenting apa, sih, sampai gue harus ikut sama lo?" Putri bertanya dengan nada ketus.

Namun, ketidakramahan gadis itu tak membuat Alex gentar. Ia berjalan ke samping Putri, lantas menyejajarkan wajahnya dengan telinga kiri gadis tersebut.

"Ada pesan dari Tuan V. Kalo lo penasaran, datang ke mobil gue saat istirahat kedua. Sendirian," bisik Alex sebelum berlalu keluar kelas. Kembali ke kelasnya, kelas XII IPS1.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang