Bab 8

67 19 31
                                    

"Maaf, telah membuatmu menunggu lama," ucap Putri mengalihkan atensi dua orang lelaki yang tengah bermain catur di meja ruang tamu.

Tak lain adalah Ricko Harun---ayah Putri---dan Aldo. Mereka berdua duduk di sofa yang berbeda. Ricko duduk di sofa panjang yang menghadap timur, sementara Aldo duduk di sofa panjang yang menghadap barat.

Aldo memang sudah lama akrab dengan kedua orang tua Putri. Setiap kali Aldo datang ke rumah Putri untuk mengajak gadis itu pergi, saat menunggu ia akan ditemani oleh kedua atau salah satu orang tua Putri. Biasanya diajak mengobrol. Namun, jika yang menemani Aldo adalah Ricko, pemuda itu akan selalu diajak bermain catur. Seperti sekarang ini.

Ricko dan Aldo menoleh ke sumber suara. Mendapati Putri yang berdiri di samping Ricko. Lantaran terlalu asyik bermain, kedua lelaki itu tidak menyadari kedatangan Putri.

"Wah, cantiknya putri Papa. Iya, kan, Do?"

Tak ada jawaban, membuat Ricko kembali menolehkan kepalanya ke Aldo. Ternyata pemuda itu tengah terbengong di tempatnya sembari menatap Putri.

Ricko pun berdehem yang langsung menyadarkan Aldo dari keterbengongannya. "Baru juga pake midi dress, udah bengong aja kamu. Gimana kalo lihat Putri pake gaun pengantin, jadi patung kamu?"

"Udah biasa, Pa," sahut Aruna. Ia baru menuruni anak tangga terakhir. Berjalan menghampiri Putri dan berdiri di sampingnya. "Aldo emang selalu terpesona melihat Putri," godanya membuat Putri bersemu merah.

"Apaan, sih, kalian!" seru Putri malu. Kedua orang tuanya lantas tertawa renyah melihat tingkah anak tunggal mereka. Sementara Aldo hanya nyengir kuda.

Bukan hanya Aldo saja yang akan bengong ketika melihat Putri sekarang. Meski gaya berpakaian gadis itu terkesan kasual, Putri tampak begitu cantik dan memesona.

Berbicara soal gaya berpakaian, Aldo juga tampak keren dalam balutan pakaiannya. Dalaman kaus putih polos dibalut jaket denim biru dongker yang dibiarkan terbuka dengan lengan baju yang digulung sampai menyentuh siku.

Sebagai bawahan, Aldo mengenakan jeans hitam yang digulung sampai menyentuh lutut. Sementara untuk alas kaki, pemuda itu hanya memakai sepasang kaus kaki putih dengan panjang empat puluh sentimeter. Lantaran sneakers putih yang dipakainya ditanggalkan di depan teras rumah sebelum masuk ke kediaman Keluarga Harun.

"Ngomong-ngomong, kalung itu ...," ucap Aldo ketika mendapati kalung pemberiannya 'lah yang melingkar rapi di leher Putri.

"Nanti aku jelasin. Yuk, sekarang kita berangkat." Aldo hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka terlebih dahulu pamit pada Ricko dan Aruna sebelum menuju CRV hitam milik Aldo yang terparkir di pinggir jalan, di depan kediaman Keluarga Harun.

Putri yang pertama naik, kemudian Aldo. Sang pemilik lalu memacu kereta besi tanpa kudanya ke Taman Mini Indonesia Indah.

*****

Di tempat yang berbeda, tepatnya di sebuah parkiran yang teduh---yang ramai akan pengunjung yang berlalu dari kendaraan masing-masing, masuk ke kawasan Taman Mini Indonesia Indah---seorang pemuda ber-hoodie cokelat duduk di jok motor sport merahnya, sembari menonton video live di ponselnya.

Kedua telinga pemuda itu terpasang earphone nirkabel yang terhubung dengan ponselnya. Mencegah orang lain mendengar video live yang tengah ia tonton.

Desiran aneh semakin pemuda itu rasakan di hatinya ketika melihat seorang gadis di video live tersebut tengah bercengkrama dengan pemuda yang duduk di kursi pengemudi.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang