Bab 13

29 12 37
                                    

Sabtu, pukul 07.00 WIB

Aldo membuka kedua matanya. Sempat mengerjap-ngerjap lantaran silau. Saat ia bangun, ruangan tempatnya dirawat sudah terang oleh sinar matahari yang masuk lewat jendela.

"Akhirnya lo bangun juga." Aldo menoleh ke samping kanan, mendapati sang kakak duduk di kursi di samping ranjang. Di belakang pemuda itu, berdiri empat pemuda lain. Mereka adalah Ixa, Ardat, Lentera, dan Adi.

"Sejak kapan kalian udah ada di sini?" tanya Aldo sekadar berbasa-basi.

"Sejak tengah malam. Tepatnya sejak pukul dua belas lewat dua puluh menit."

"Heh!?" Aldo terkejut mendengar jawaban Nando. "Ngapain kalian jenguk jam segitu? Toh, cedera gue nggak parah-parah amat dan gue juga bukan anak kecil yang perlu dijaga."

"Lo sarapan dulu, baru gue jelasin. Gue juga mau membahas perihal hubungan spesial lo dengan Putri."

Aldo menaikkan satu alisnya. "Kenapa lo tiba-tiba mau membahas perihal hubungan spesial gue dengan Putri?"

"Lo sarapan dulu, baru kita bahas itu," tegas Nando. Mau tak mau, Aldo menuruti ucapan sang kakak.

*****

"Jadi, kenapa kalian jenguk gue jam segitu? Dan, kenapa lo tiba-tiba mau membahas perihal hubungan spesial gue dengan Putri?" Aldo bertanya setelah menghabiskan sarapannya. Ia bersandar pada sandaran ranjang, menunggu jawaban sang kakak.

Nando lantas menceritakan tentang kejadian semalam. Mulai dari "kunjungan" Leader Twin Dragon, pemadaman listrik yang hanya terjadi di Rumah Sakit Buana Raya, sampai perihal Aldo yang diam-diam dibius seseorang.

Pantes semalam tidur gue nyenyak banget, nggak keganggu hiruk pikuk di rumah sakit ini, batin Aldo. Ia terkejut mengetahui ada seseorang yang diam-diam membius dirinya.

Aldo lebih terkejut ketika Nando memperlihatkan sebuah foto yang dikirim oleh seseorang yang mengaku memiliki hubungan keluarga dengan pemilik Beauty and Medicine Compeny, saat pemuda itu dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Buana Raya.

Di foto itu, ada Aldo yang tengah tertidur pulas di ranjang. Namun, pemuda itu tak sendirian di ruangan tempatnya dirawat. Di samping kiri ranjang, ada seorang perempuan berpakaian ala ninja. Berpakaian serba hitam dengan masker yang juga berwarna hitam. Menutupi wajah bagian bawah. Akan tetapi, kedua matanya tak tampak lantaran tertutup sebuah kacamata berlensa gelap.

Dalam foto tersebut, perempuan itu mengacungkan katana dengan sisi tajam katana menyentuh leher Aldo.

Aldo lantas segera mengecek lehernya. Ia lalu mengembuskan napas lega saat tidak menemukan luka apa pun di sana.

Meski selamat tanpa tergores, Aldo tetap merasa ngeri dengan kejadian yang menimpanya semalam.

"Apa nggak ada orang yang melihat orang itu masuk ke ruang rawat gue?" tanya Aldo yang dijawab gelengan oleh Nando.

"Lalu, apa nggak ada yang melihat si pelaku yang memotong kabel sekring?" tanya Aldo lagi.

Putusnya kabel sekring menjadi penyebab padamnya listrik di Rumah Sakit Buana Raya. Dilihat dari bekas kabel yang terpotong begitu rapi, diduga ada seseorang yang sengaja memotong kabel sekring tersebut.

"Nggak ada. Karena jarang ada orang yang pergi ke belakang rumah sakit," jawab Ixa. Kabel sekring berada di belakang rumah sakit, tak jauh dari generator pembangkit listrik.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang