Bab 20

27 13 5
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. Tak berselang lama, semua murid keluar dari kelas masing-masing setelah membaca doa terlebih dahulu.

Ada yang langsung pulang, ada juga yang masih di lingkungan sekolah.

Putri termasuk golongan kedua. Namun, gadis itu tinggal bukan karena ada ekstrakurikuler atau menunggu jemputan, melainkan ia menunggu sampai parkiran sepi.

Seperti kemarin, Putri menunggu di depan kelas XII IPA4, sembari membaca novel yang kemarin dipinjamnya dari perpustakaan.

"Put." Si pemilik nama menoleh, mendapati Dira berdiri di depannya. Teman sebangku Putri itu baru saja kembali dari toilet.

"Aku duluan, ya. Soalnya ayahku udah ada di depan gerbang," pamit Dira. Terkadang gadis itu memang diantar jemput oleh ayahnya yang bekerja sebagai supir pribadi tetangganya.

Namun, Dira juga kadang hanya diantar atau hanya dijemput oleh sang ayah.

"Iya," jawab Putri, lantas kembali membaca novel.

"Mau bareng nggak?"

Sekali lagi, atensi Putri beralih pada Dira. "Nggak, deh. Tadi gue udah pesen taksi online. Kasihan supirnya kalo gue cancel demi pulang bareng lo," tolaknya.

Dira tidak memaksa. Gadis itu lantas meninggalkan Putri yang kembali asyik dengan novel di pangkuannya.

*****

"Apa nggak bisa lebih lama lagi?" sindir Alex.

"Sorry, tadi keasyikan baca novel," sahut Putri. "Lagian cuma sepuluh menit lebih lama dibanding kemarin juga," lanjutnya enteng.

"Bakal lebih lama kalo gue nggak nge-chat lo," balas Alex. Ia pun masuk ke mobil setelah Putri masuk terlebih dahulu.

Seperti kemarin, gadis itu duduk di kursi belakang. Sementara Alex duduk di kursi pengemudi.

"Hari ini, apa alasan lo pulang telat?" tanya Alex, sembari mulai menjalankan mobilnya.

"Belajar kelompok di rumah Dira."

Sekilas Alex melirik Putri melalui spion dalam mobil, mendapati gadis itu tengah awas menatap luar. "Lo nggak khawatir, ortu lo nelepon Dira dan nanyain keberadaan lo?"

"Nggak. Soalnya mereka nggak punya nomor ponsel Dira." Putri menjawab dengan netra masih fokus keluar jendela.

"Emangnya lo belum ngasih nomor ponsel Dira ke ortu lo?"

Putri menggeleng. "Mereka nggak minta."

Alex hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Putri. Sempat hening sebentar lantaran Alex tengah memikirkan topik obrolan. Sementara Putri masih "asyik" menatap keluar jendela. Dari jendela kanan, pindah ke jendela kiri.

Gadis itu benar-benar tak ingin ada murid satu sekolahnya yang melihatnya pulang bersama Alex.

"By the way …." Alex kembali buka suara. "Kayaknya besok sekolah kita akan kedatangan murid baru." Informasi ini ia ketahui dari grup AGM---tepatnya saat Alex melirik obrolan Arga di grup tersebut.

Tadi, pada pukul 13.20 WIB, SMA Maheswari memang kedatangan seorang pemuda.

Saat itu, ada seorang siswi dari kelas XI IPA1 yang hendak ke kelas. Ia dari toilet dan melihat kedatangan si pemuda. Gadis itu lantas memotret pemuda tersebut setelah memperbesar gambarnya terlebih dahulu.

Dari foto, terlihat jelas sosok si pemuda. Ia memakai seragam OSIS polos. Berperawakan tinggi dan berkulit putih. Manik matanya kecokelatan dengan wajah indo kebarat-baratan.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang