Markas Twin Dragon, pukul 20.00 WIB
Pintu depan terbuka, menampakkan sosok Alex dalam balutan jaket kebanggaan Twin Dragon. Tampak berwibawa juga misterius dengan topeng hitam yang bertengger pada wajahnya.
Namun, ada yang lebih menarik perhatian anggota Twin Dragon ketimbang kehadiran leader mereka.
Tak lain adalah kemunculan dua sosok perempuan berpakaian ala ninja yang datang menyertai di belakang Alex. Kedua perempuan itu memakai pakaian serba hitam dengan masker hitam yang menutupi wajah bagian bawah. Senada dengan manik mata dan rambut sebahu mereka.
Lengkap dengan katana---yang entah asli atau mainan---yang tersarung di tangan kiri kedua perempuan itu.
"Mereka siapa, Leader?" tanya salah seorang anggota Twin Dragon yang duduk di sofa panjang, mewakili dua puluh lima anggota lain yang ada di ruang tamu.
Sesaat Alex melirik pemuda itu tanpa menghentikan langkahnya. "Kalian akan tahu sendiri nanti." Ia dan kedua perempuan berpakaian ala ninja itu menaiki tangga. Menuju lantai satu.
Meninggalkan dua puluh enam anggota Twin Dragon di ruang tamu dengan pertanyaan yang sama di benak mereka. Siapa dua perempuan berpakaian ala ninja itu? Dan, kenapa sang leader membawa mereka ke markas?
*****
"Lo cukup nggak bertanggung jawab membawa orang asing ke ruangan ini. Apalagi disaat kita hendak membahas masalah internal Twin Dragon yang bahkan belum boleh diketahui oleh anggota lain." Leon berkata dingin saat melihat dua perempuan berpakaian ala ninja ikut masuk ke ruang rapat, mengikuti langkah Alex.
Namun, seperti biasa, Alex tak menghiraukan Leon. Tetap berjalan menuju kursinya yang menghadap ke timur. Lantas duduk di kursi tersebut.
Pemuda itu menatap bergilir setiap anggota inti Twin Dragon yang hadir di ruang rapat yang dari wajah mereka---terkecuali Leon yang sedari tadi memperlihatkan wajah permusuhan. Serta Aji yang tidak hadir lantaran masih dalam masa pemulihan kakinya---meminta penjelasan tentang siapa dua perempuan berpakaian ala ninja itu dan kenapa sang leader membawa mereka ke ruang rapat.
"Berturut-turut dari kanan ke kiri adalah Ichinin dan Ninin. Mereka adalah bodyguard gue, dikenal sebagai Twin Ninja."
"Bodyguard atau … penghangat tubuh lo di ranjang?"
Segera Alex merentangkan tangan kirinya ke samping dengan telapak tangan menghadap ke belakang ketika mendapati pergerakan Ninin yang hendak maju ke bangku Leon dengan tangan kanan perempuan itu siap mencabut katana dari sarungnya.
Alex melirik perempuan tersebut. "Jangan menyia-nyiakan tenaga lo." Lantas menatap Leon tajam. "Gue nggak seberengsek itu."
Leon mengedikkan bahu. "Nggak ada yang tahu kebejatan lo, Leader." Pemuda ini memang sengaja memancing emosi Alex.
Namun, lagi-lagi Alex mengabaikannya. Tak ingin membuang tenaganya untuk menanggapi Leon dengan emosi.
"Sekalipun mereka adalah bodyguard lo …." Kini Aryo yang bersuara. "Lebih baik, minta mereka menunggu di luar. Demi kerahasiaan masalah internal Twin Dragon," lanjutnya yang langsung disetujui oleh mayoritas anggota inti Twin Dragon.
Alex mengembuskan napas pelan. Bahkan, jika Twin Ninja menunggu di parkiran, selama Ghost Eye masih memantau gue, mereka tetap akan mengetahui pembicaraan kita. Gara-gara dia juga, gue terpaksa membawa dua ninja ini, batinnya agak kesal dengan orang itu yang sudah "ember".
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXVERO
Teen FictionTamat. Selesai revisi. ____________________ Blurb: Ketika takdir mempertemukan kembali sepasang merpati yang telah berpisah. Namun, satu dari mereka berdua kembali dengan sejuta rahasia, menyeret pasangannya ke dalam bahaya. Akankah mereka tetap...