Bab 19

20 10 3
                                    

Jakarta, pukul 04.05 WIB

"Tuan Muda?" Alex menoleh, mendapati kedua maid-nya berdiri di ambang pintu.

Maid kembar itu masuk ke ruang makan, menghampiri majikannya yang tengah sarapan di meja makan.

"Tuan Muda, kenapa jam segini Anda sudah bangun? Dan, kenapa Anda sudah memakai seragam sekolah?" Ayura bertanya heran saat sudah di samping Alex. Sementara Ayuri memilih menyimak. Ia sama herannya dengan sang kakak.

Alex tak langsung menjawab lantaran menelan makanannya terlebih dahulu. "Gue emang udah biasa bangun jam segini buat sholat Subuh. Mengenai kenapa gue udah pake seragam karena mulai hari ini gue akan berangkat 'bersama' Putri," jelasnya.

"Sepagi ini?" Ayura bertanya lagi.

Alex lantas menjelaskan perihal dirinya yang menjadi supir pribadi Putri. Namun, gadis itu mengajukan beberapa syarat, sebagai ganti syarat yang Alex ajukan. Salah satunya ialah ingin berangkat sekolah sendiri dan meminta Alex untuk mengikuti dari belakang.

Lantaran tak tahu pasti jam berapa Putri berangkat sekolah, Alex memilih untuk berangkat pada pagi buta untuk menunggu keberangkatan gadis tersebut.

"Kalian sendiri kenapa udah bangun?" Alex balik bertanya, sekadar berbasa-basi.

"Seperti Tuan, kami juga sudah terbiasa bangun jam segini. Bedanya kami bangun bukan untuk sholat, melainkan untuk menunaikan tanggung jawab kami sebagai maid---menyiapkan sarapan untuk seluruh penghuni rumah," jelas Ayura.

Ayuri sendiri hanya mengangguk, membenarkan penjelasan sang kakak.

Alex lalu meminta kedua maid-nya ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Bukan untuk dirinya, melainkan untuk Keluarga Ryuusuke yang tinggal satu atap dengan pemuda itu.

Ayura dan Ayuri menurut. Segera pergi ke dapur. Sepeninggal mereka, Alex kembali menikmati sarapan favoritnya. Roti isi telur buatan sendiri ditemani secangkir kopi hitam hangat.

*****

Ruang makan, tiga puluh menit kemudian

Huft!

"Kita makan berdua lagi," keluh Ayuri dalam Bahasa Jepang. Ia tampak tak berselera dengan nasi gorengnya.

Bukan karena tidak enak, melainkan gadis itu ingin makan bersama dengan kedua orang tua dan saudaranya yang lain.

Keluhan Ayuri barusan menunda suapan pertama Ayura. "Mau bagaimana lagi. Otosan, okasan, dan Ayara nee-san tidak bisa meninggalkan pos mereka. Terlebih musuh sudah bergerak dan kita tidak bisa mengabaikan tugas hanya demi makan bersama," jelasnya juga dalam Bahasa Jepang, lantas mulai menikmati sarapan.

Keluarga Ryuusuke memang lebih suka menggunakan Bahasa Jepang dibanding Bahasa Indonesia. Mereka baru akan menggunakan Bahasa Indonesia, jika mengobrol dengan Alex atau dengan WNI---Warga Negara Indonesia.

"Ada apa lagi, Yuri?" tanya Ayura begitu mendapati sang adik hanya menatap nasi gorengnya---tampak tengah termenung.

Ayuri menatap sang kakak. "Apakah menurut Nee-san … rencana tuan besar akan berhasil?"

"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal itu?"

"Aku hanya … mengkhawatirkan keselamatan tuan muda," ungkap sang adik.

"Berdoa saja untuk keselamatan tuan muda dan kesuksesan rencana tuan besar. Sekarang segera habiskan sarapan kita dan lanjut bekerja," pungkas Ayura. Ia pun kembali melanjutkan sarapan.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang