Dibanding terkejut, Putri justru dibuat bingung. "Hari Minggu lalu? Memangnya ini hari apa?"
"Rabu." Vero menjawab pendek, sembari melirik gadis di sampingnya.
"Hari Rabu?" Putri membeo. "Lo nggak bohong, kan?" tanyanya kemudian.
Pemuda itu menggeleng. "Hari ini hari Rabu. Jika kita sedang di Indonesia, hari ini juga sudah hari Rabu."
"Bentar … apa maksud lo dengan 'jika kita ada di Indonesia'?"
"Kita sekarang ada di Jepang, Princess. Tepatnya kita ada di Tokyo, di rumah bokap gue."
Putri terkesiap. Hal terakhir yang ia ingat ialah ketika dirinya tengah membaca novel di toko buku, lantas ada seseorang yang menepuk bahu kanannya.
Setelah itu Putri tak ingat apa-apa. Hanya gelap. Begitu tersadar, ia sudah ada di kamar entah milik siapa dan sudah berganti pakaian, pada tiga hari kemudian, di Ibukota Negara Sakura?
Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Pertanyaan ini mengganggu benak Putri.
"Lo nggak mengingat apa-apa karena lo diculik dalam keadaan sudah terhipnotis," ucap Vero seakan-akan dapat membaca pikiran Putri.
Gadis itu menoleh ke arahnya. "Lo nggak serius, kan? Gue nggak beneran diculik dan dihipnotis, kan?" tanyanya tak percaya.
"Gue serius, Princess." Vero menundukkan kepala. Setelahnya ia mengucap satu kata.
"Maaf." Meski lirih, tapi tetap mampu terdengar oleh rungu Putri.
"Semua itu terjadi karena gue. Gue 'lah yang diinginkan RIPPER. Namun, karena pemimpin RIPPER enggan mengambil resiko dengan meminta anggotanya untuk langsung menculik gue, jadi target mereka adalah lo.
"Pemimpin RIPPER tahu, kita sudah lama bersahabat. Rencananya orang itu ingin menggunakan lo untuk menculik gue---dengan meminta gue datang ke tempat yang sudah ia tentukan seorang diri untuk menebus lo.
"Namun, yang tidak diketahui pemimpin RIPPER adalah … bokap gue udah lama berhasil mengambil alih organisasi pembunuh bayaran itu secara diam-diam. Bokap juga memanfaatkan lo untuk menangkap pemimpin RIPPER.
"Gue mengetahui rencana bokap itu malam Minggu lalu. Akan tetapi, bukannya melindungi atau memperingatkan lo, gue justru membohongi lo dengan bilang akan melayat ke saudara yang meninggal.
"Maafin gue, Princess. Maaf, gue udah membohongi lo. Maaf, gue udah membuat lo berada dalam bahaya. Juga maaf, gue nggak menepati janji untuk selalu melindungi lo." Vero masih menunduk ketika mengucapkan serentetan permintaan maaf ini.
"Tapi, gue nggak kenapa-napa, kan? Gue nggak diapa-apain oleh para penculik itu, kan?" berondong Putri.
Vero menggeleng. Ia sedikit menoleh pada gadis di sampingnya. "Lo dibawa ke Jepang oleh The Hipno---anggota RIPPER yang dikirim untuk membantu Edward yang ternyata bekerja untuk bokap gue---dalam keadaan selamat tanpa kekurangan apa pun."
Putri mengembuskan napas lega mendengarnya. Sesaat kemudian, ia teringat sesuatu. "Mama sama papa pasti sangat mengkhawatirkan gue sekarang," ucapnya lebih kepada diri sendiri.
Namun, Vero tetap menyahut, "Jangan khawatir, ada orang suruhan gue yang akan memberitahu kabar lo pada mereka." Lantas kembali mengucap maaf dengan nada lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXVERO
Teen FictionTamat. Selesai revisi. ____________________ Blurb: Ketika takdir mempertemukan kembali sepasang merpati yang telah berpisah. Namun, satu dari mereka berdua kembali dengan sejuta rahasia, menyeret pasangannya ke dalam bahaya. Akankah mereka tetap...