Bab 17

22 11 3
                                    

"Lo nggak serius, kan?"

Alex tak menjawab. Ia hanya menatap dalam sepasang manik mata Putri.

Seperti pertemuan pertama mereka, Putri merasa dirinya terhipnotis. Seolah-olah ada lubang hitam yang menarik gadis itu. Ia justru merasa nyaman dan dibuat bernostalgia oleh tatapan Alex---sesuatu yang tidak Putri rasakan saat pertemuan pertama mereka.

"Mau sampai kapan lo natap gue?" Ucapan Alex sontak menyadarkan Putri dari lamunannya.

Segera gadis itu memalingkan wajahnya yang sedikit merona karena malu. Kembali menatap tembok di depan.

Alex hanya tersenyum simpul melihat tingkah Putri. Namun, cepat terhapus. Wajah Alex kembali datar. "Jadi, apa jawaban lo?" tanyanya dengan netra melirik wajah Putri.

Putri kembali menatap Alex. Batin gadis itu sulit menerka apakah Alex serius atau bercanda dengan ucapannya.

Sudah menerka jawaban Putri, Alex lantas berkata, "Nggak perlu lo jawab. Gue cuma bercanda." Membuat Putri mengembuskan napas lega lantaran tak perlu menolak perasaan pemuda itu.

Meski sependapat dengan ucapan sang ibu---perihal tidak semua lelaki sama seperti Aldo---tetapi untuk saat ini Putri enggan menjalin kasih dengan lelaki mana pun. Termasuk dengan Alex yang belum ia ketahui polah tingkahnya.

"Sebagai gantinya ...." Alex kembali bersuara, menarik atensi Putri. "Gue akan menjadi supir pribadi lo dan kita hanya akan bersama saat tengah bepergian aja. Resikonya tetap sama, akan ada orang yang mengira kita memiliki hubungan khusus. Namun, itu jauh lebih baik dibanding gue selalu ngikutin lo."

Putri tak menjawab. Ia menatap Alex curiga. "Lo nggak lagi bohongin gue karena mau PDKT-in gue, kan?"

"Lo mau bertaruh?" Putri dibuat terdiam. Siapa juga yang mau bertaruh dengan risiko nyawanya terancam?

Mau tak mau, gadis itu "menerima" syarat dari Alex, meski sulit memercayai ucapan pemuda tersebut.

"Lo nggak keberatan?" tanya Putri heran lantaran Alex menyetujui setiap syaratnya. Sebagai ganti dirinya menyetujui syarat dari pemuda itu.

"Gue nggak punya pilihan. Karena Tuan V berpesan agar gue juga memperhatikan kenyamanan lo saat gue menjaga keselamatan lo," jelas Alex.

Putri hanya ber-oh ria sebagai jawaban.

*****

Bel pulang sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu. Namun, Putri masih setia duduk di depan kelas XII IPA4 yang sudah dikunci pintunya, sembari membaca novel yang ia pinjam dari perpustakaan.

Putri tak langsung pulang karena tak ingin ada murid lain yang melihatnya pulang bersama Alex.

Saat tengah asyik dengan novelnya, ponsel Putri bergetar pendek. Atensi gadis itu pun teralihkan pada benda pipih di saku roknya.

Layar ponsel Putri menampilkan notifikasi pesan WhatsApp dari kontak yang ia dapatkan saat istirahat kedua.

Gadis itu lantas membuka pesan tersebut.

Alex
online

'Lo mau bikin gue nunggu berapa lama lagi?'
16.43

Segera Putri membalas pesan tersebut.

'Nunggu parkiran sepi.'
16.43

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang