Bab 21

21 8 1
                                    

"Membantu menangkap pelaku penembakan Aldo? Memangnya apa yang udah terjadi?" tanya Alex.

Nando mengembuskan napas pelan. "Semalam Aldo menjadi korban penembakan oleh orang misterius dan meninggal di tempat. Sampai saat ini si pelaku belum tertangkap." Ia terpaksa memberitahu perihal ini pada Alex.

Nando enggan berbohong karena khawatir Alex menolak membantunya, jika seandainya ia ketahuan berbohong.

Jawaban Nando tersebut membuat Alex terkejut. Kenapa Ghost Eye nggak ngasih tahu gue perihal masalah ini? batinnya bingung.

"Gue datang kemari awalnya ingin meminta tolong lo untuk mempertemukan gue dengan Tuan V. Lalu, gue ingin meminta tolong kepada orang itu secara langsung." Ucapan Nando membuyarkan lamunan Alex.

Pemuda itu kembali menatap Nando. "Apakah si pelaku diam-diam masuk ke ruang rawat Aldo?" Alex bisa menebak tindakan pencegahan yang diambil Nando untuk melindungi sang adik setelah kecolongan sekali

Meski begitu, bukan berarti si pelaku tidak bisa menyelinap masuk ke ruang rawat Aldo.

Namun, di luar dugaan, Nando menggeleng. "Menurut penyelidikan polisi dari barang bukti berupa peluru yang menewaskan Aldo, juga keterangan dari bodyguard gue yang menjaga di ruang rawat Aldo---yang melihat tembakan berasal dari luar---kuat dugaan, si pelaku adalah penembak jitu."

Penuturan Nando membuat Alex lebih terkejut. Jika benar demikian, itu berarti si pelaku adalah orang yang terlatih dan berbahaya. Namun, apa motifnya membunuh Aldo? Apakah dia melakukannya karena keinginannya sendiri? Atau karena dibayar seseorang? Ghost Eye pasti tahu sesuatu. Setelah ini, gue harus bertemu dengan Ghost Eye dan menanyakannya secara langsung.

"Ngomong-ngomong …." Alex tiba-tiba teringat sesuatu. Ia memandang Nando curiga. "Kenapa lo meminta tolong pada Tuan V?"

"Kenapa lo nanyain itu?" Nando balik bertanya.

"Sebelumnya, Tuan V memberitahu gue perihal dirinya yang mengancam lo. Juga dirinya yang mengirim orang suruhannya untuk memotong 'burung' Aldo. Jadi, permintaan tolong lo ini agak mencurigakan setelah perbuatan Tuan V pada lo." Nando hanya diam.

"Apa lo nggak mencurigai Tuan V?" tanya Alex.

Nando masih diam. Hanya sesaat sebelum akhirnya menjawab, "Jika dia menginginkan nyawa adik gue, Aldo pasti udah dibunuh malam Minggu lalu. Mengenai alasan gue meminta tolong pada Tuan V karena gue yakin, dia adalah orang yang bisa diandalkan."

"Apa yang membuat lo seyakin itu?" Kembali Nando hanya diam.

"Terakhir, bagaimana jika Tuan V justru adalah orang yang paling bertanggung jawab atas insiden penembakan Aldo?" tanya Alex untuk yang kesekian kali. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang pagi tadi dilontarkan Ardat untuk Nando.

Embusan napas pelan keluar dari mulut Nando sebelum ia kembali bersuara. "Jika benar begitu, gue hanya berharap, semoga Tuan V sudi untuk menyerahkan pelaku penembakan Aldo agar gue bisa membalas dendam atas kematian Aldo pada si pelaku.

"Sebagai gantinya, gue akan melakukan apa pun, jika Tuan V bisa menyerahkan pelaku penembakan Aldo ke gue."

"Jika benar Tuan V adalah otak atas insiden penembakan Aldo, maka menyerahkan orang suruhannya adalah tindakan bodoh. Menurut lo, apakah Tuan V adalah orang bodoh?" tanya Alex.

Nando tak menjawab. Alex sendiri tidak mengharapkan jawaban Nando. Ia bangkit dari duduknya, lantas berlalu menuju pintu.

Memasukkan kunci ke lubang kunci dan membuka pintu. "Silakan lo pergi. Setelah ini, gue masih ada urusan yang harus ditangani." Tangan kanan Alex mengayun ke depan, mempersilakan Nando untuk keluar. "Tenang aja, gue akan menyampaikan permintaan lo pada Tuan V," lanjutnya.

Mendengar itu, Nando bangkit dari duduknya. Pemuda itu kembali menyimpan peluru tadi di saku jaket. Juga kembali menyimpan ponselnya yang sedari tadi diletakkan di meja dalam keadaan terbalik di saku jeans-nya.

Berjalan menuju pintu dan berhenti di samping Alex. "Tolong jangan beritahu siapa pun tentang pembicaraan kita. Karena gue nggak mau berita meninggalnya Aldo karena dibunuh tersebar dan diketahui lebih banyak orang," pinta Nando.

Alex hanya mengiyakan.

*****

Sepuluh menit kemudian, di dalam mobil Nando

"Aneh, kenapa ponsel gue bisa mati?" Nando bingung saat mendapati ponselnya dalam keadaan mati. Seingatnya, ponsel itu dalam keadaan on saat diletakkan di meja. Pun, pemuda itu ingat baterai ponselnya juga masih sembilan puluh persen lebih.

Mengabaikan kebingungannya, Nando segera menyalakan kembali ponselnya, lantas membuka aplikasi audio recorder untuk mengecek hasil rekaman suara obrolan dirinya dengan Alex tadi.

Pemuda itu berniat mencari dan mengumpulkan bukti sebanyak mungkin untuk membuktikan apakah tuan V adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kematian Aldo. Jika benar begitu, ia akan berusaha untuk membalas dendam. Minimal menjebloskan tuan V ke penjara dengan seluruh bukti yang terkumpul.

"Ck!" decak Nando kesal karena tak mendapatkan hasil. Ia menduga rekaman suara tersebut belum tersimpan lantaran ponselnya mati. "Kenapa ponsel gue pake mati segala, sih!?"

Tiba-tiba ponselnya bergetar pendek, menandakan ada pesan masuk.

Tak lain adalah pesan via WhatsApp dari nomor tak dikenal. Segera Nando membuka pesan tersebut.

Isi pesan itu membuat Nando terkejut.

+62 854-8721-XXXX
online

'Aku yang sudah mematikan ponselmu dengan EMP. Aku tahu rencanamu, jadi aku mematikan ponselmu sebelum kalian mengobrol.
20.27

'Ingat, aku selalu mengawasimu. Jika tidak ingin menyesal, aku menyarankanmu untuk tidak bertindak bodoh.'
20.27

Segera Nando membalas.

'Lo siapa?'
20.28

Tak ada balasan. Orang itu hanya menghapus kedua pesannya untuk semua orang. Pun, status nomornya berubah dari online menjadi offline.

Nando mencoba untuk mengirim pesan lagi. Namun, yang ia dapat hanya centang satu.

Setelah menerima kedua pesan itu, Nando semakin mencurigai tuan V.

*****

Sementara itu, di mobil Alex

Awalnya Alex berniat menjalankan mobilnya.

Namun, tertunda ketika mendapat telepon dari seseorang yang ia benci.

Saat itu juga, Alex menduga insiden penembakan Aldo ada hubungannya dengan sang ayah.

________________

EMP (electromagnetic pulse) ialah ledakan pendek radiasi elektromagnetik. Fenomena yang terjadi secara alami maupun buatan ini umumnya mengganggu, bahkan merusak peralatan elektronik.
(Sumber: Google)

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang