Bab 27

18 8 17
                                    

Ruang rapat tertutup, markas Blue Phoenix

Di ruangan 4 x 4 meter itu, Ixa, Lentera, dan Adi menunggu kedatangan sang leader. Duduk di kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar. Dari enam kursi yang tersedia, hanya tiga yang terisi.

Mereka sudah menunggu selama lima belas menit dan jam dinding sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Namun, Nando masih belum menampakkan diri.

Meski begitu, ketiga pemuda itu masih sabar menunggu. Ketiganya tahu apa yang menghambat kedatangan sang leader.

Empat puluh lima menit yang lalu, Nando mengirim pesan via WhatsApp pada Ixa. Memberitahukan dirinya agak lama tiba di ruang rapat. Lantaran pemuda itu tidak diizinkan membawa mobil atau motornya oleh sang ayah.

Alhasil Nando memesan ojek online untuk mengantarkannya ke markas Blue Phoenix dan harus menunggu sampai ojek tersebut menjemputnya di rumah.

Nando juga mengatakan di pesan, sang ayah takut dirinya kebut-kebutan dan berakhir seperti Aldo, meninggal karena kebut-kebutan di jalan raya---itulah yang Nando beritahukan pada kedua orang tuanya. Juga kepada para orang lain yang tidak tahu kebenaran kematian Aldo. Terkecuali sang Leader Twin Dragon.

Tepat saat jarum panjang berada pada angka sepuluh, terdengar bunyi "klik" dari arah pintu. Tak berselang lama, kenop pintu berputar dan pintu itu pun terbuka.

Menampakkan sosok Nando yang barusan membuka pintu. "Sorry, bikin kalian nunggu lama," ujarnya, lantas berlalu ke salah satu kursi kosong, di samping kursi yang diduduki Ixa.

Berturut-turut di sebelah kanan Ixa, ada Lentera dan Adi.

"Beruntung, Ardat belum dateng ke markas," ucap Nando lagi. "By the way, di mana kendaraan kalian? Kok, gue nggak lihat kendaraan kalian di parkiran mansion?" tanyanya penasaran.

Ixa menjawab, "Motor kami bertiga kami titipin di rumah Ijung dan kami nebeng mobil Ijung. Pas banget, Ijung ada di rumah dan baru mau berangkat ke markas.

"Itu ide gue agar Ardat ngiranya kita belum ke markas. Untuk itu, gue juga minta Ijung dan beberapa anggota BP yang udah di markas buat tutup mulut."

Nando hanya manggut-manggut. Sebagai co-leader, Ixa memang bisa diandalkan.

"Segera mulai rapatnya, Ndo." Lentera mengingatkan.

Sebagai jawaban, Nando merogoh ponselnya di saku jaket kebanggaan Blue Phoenix yang ia pakai. Lantas berkutat dengan benda pipih tersebut.

Selang beberapa detik, ponsel Ixa, Lentera, dan Adi bergetar pendek secara berbarengan.

"Kalian tonton dulu video yang baru gue kirim." Ternyata Nando mengirim sebuah video ke WhatsApp ketiga temannya melalui pesan siaran.

Segera Ixa, Lentera, dan Adi berkutat dengan ponsel masing-masing. Mereka pun khusuk menonton video kiriman Nando. 

*****

Terlihat Ardat berada di dalam mobil, tengah berkutat dengan ponselnya. Ia mencari sebuah kontak di kolom pencarian aplikasi WhatsApp lantaran kontak tersebut tenggelam oleh kontak lain.

Candra Panther. Kontak itu yang Ardat cari. Lantas ia menelepon kontak tersebut setelah menemukannya dan memastikan si pemilik kontak masih online.

*****

Dari nama kontaknya, Ixa, Lentera, dan Adi tahu siapa yang ditelepon Ardat. Mereka---termasuk Nando---sudah mengenal dan akrab dengan orang itu.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang