Bab 26

11 10 13
                                    

Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga. Peribahasa ini cocok untuk menggambarkan sikon Putri saat ini.

Hal itu terjadi karena kecerobohan Putri sendiri. Ia melupakan kemungkinan yang bisa saja membongkar kebohongannya pada kedua orang tuanya, yaitu kemungkinan Ricko pulang awal dari kantor.

Ricko yang hari ini pulang awal dari kantor, secara tidak sengaja melihat Putri keluar dari mobil Alex di depan Kompleks Perumahan Mawar.

Posisi mobil Ricko yang saat itu berada di belakang dan berjarak beberapa puluh meter dari mobil Alex membuat Putri tidak menyadari kehadirannya.

Ricko juga sempat melihat sosok yang mengantar Putri saat melewati mobilnya yang diparkir di pinggir jalan.

Sekarang Putri yang sudah berganti pakaian dengan pakaian santai---kaus dan celana pendek selutut---duduk di salah satu sofa panjang di ruang tamu. Diapit Aruna yang duduk di kanan Putri, serta Ricko yang duduk di sisi yang lain.

Gadis itu tadi diminta untuk berganti pakaian terlebih dahulu sebelum mulai diinterogasi kedua orang tuanya.

"Jadi, siapa cowok yang nganterin kamu, Sayang?" tanya Aruna pada Putri.

Ricko 'lah yang memberitahu Aruna perihal Putri pulang diantar seorang cowok yang diduga adalah teman sekolah Putri. Lantaran cowok itu juga memakai seragam batik SMA Maheswari.

"Namanya Alex. Lengkapnya Alexander Sergio Jordan. Dia temen sekolah aku," jawab Putri.

"Kemarin dan sebelumnya, kamu juga dianter dia, kan?" Putri terkejut mendengar pertanyaan Ricko. Papa, kok, tahu hal itu, sih?

Seakan-akan tahu pertanyaan di benak Putri, Ricko berkata, "Tadi, Papa dikasih tahu salah seorang security kompleks. Untuk dapat jawaban, Papa terpaksa korban uang 200 ribu," jelasnya.

Di dalam hati, Putri merutuk si security yang gampang disogok. Sebelumnya ia sudah mewanti-wanti empat security---yang berjaga pada pukul 07.00-19.00 WIB---agar tutup mulut dengan selembar uang berwarna merah.

Uang itu milik Alex. Dia yang meminta Putri untuk menyogok para security itu.

"Ternyata sebelumnya kamu bohongin Mama dan Papa?" Aruna menjahili Putri dengan berpura-pura kecewa. Ia juga sudah mengetahui hal itu dari Ricko.

Jujur saja, Aruna penasaran dengan alasan kebohongan Putri. Begitu pun dengan Ricko.

Putri tak langsung menjawab. Ia bingung mau memberi penjelasan apa pada kedua orang tuanya.

Putri juga tak mungkin bicara apa adanya karena diminta untuk tidak memberitahu perihal tuan V kepada orang lain. Termasuk kedua orang tuanya.

Melihat Putri tak kunjung menjawab, Ricko bersuara. "Kami nggak ngelarang kamu deket sama cowok itu atau cowok lain. Andai kata kalian pacaran pun kami nggak akan melarang. Asal pacar kamu cowok yang baik, nggak kayak mantanmu itu.

"Kamu juga harus ngenalin dia ke kami. Jadi, kamu besok harus membawa si Alex itu ke rumah."

"Ha?" Seketika Putri menatap Ricko, terkejut mendengar permintaan sang ayah.

"Kenapa? Kamu keberatan? Kalo kamu nggak mau, biar Papa sendiri yang bawa dia ke rumah."

"Ma." Putri menatap Aruna dengan netra memelas agar sang ibu membantunya menolak permintaan Ricko.

Aruna tersenyum. "Besok bawa dia ke rumah, ya, Sayang. Soalnya Mama juga penasaran sama si Alex itu."

Duh! Kenapa jadi ribet gini, sih? batin Putri. Mau tak mau, besok ia harus membawa Alex pulang ke rumahnya.

LEXVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang