22|Black Card

407 28 30
                                    

Saat tiba di lorong depan, yang menampilkan jejeran berbagai macam saus. Mata Alisa tertuju pada saus yang ia cari-cari sedari tadi.

"Tunggu Al. Saus." ucap Alisa sambil menjinjitkan kaki nya seraya menunjuk saus teriyaki di rak tertinggi.

"Ck. Makanya jangan pendek." Aldevaro beralih dari trolli kemudian mengambil satu botol saus teriyaki tanpa menjinjitkan kaki nya. Setelah itu Aldevaro memasukan nya ke trolli.

"Ini! Sama kecap manis!" Lagi-lagi Alisa menunjuk dengan jari nya.

Aldevaro mengambil satu botol kecap yang ditunjuk Alisa kemudian memasukan nya ke dalam trolli sambil merapikan beberapa barang-barang di dalam nya.

Alisa melirik trolli yang sudah di ambil alih Aldevaro lagi. Gadis itu mengerutkan alisnya. "Lo.. Lo beli lemon sebanyak itu?! Buat apa si?!" tanya nya heran. Pasalnya ia ber-ekspetasi bahwa Aldevaro hanya akan membawa beberapa lemon, bahkan tak lebih dari tiga atau empat biji. Sedangkan ini? Oh, dasar sultan yang tak pernah belanja!

"Tiga." jawab nya santai.

"Kilo?!" tanya Alisa tak percaya. Yang langsung diangguki Aldevaro.

Gadis itu menjiplak kening nya sendiri sambil mendengus pelan. "Ya ampuunn, gue kira lo ngambil lima atau ngga tiga biji doang." ujar Alisa sambil menatap pria di depan nya ini.

"Dikit amat." jawab nya lagi-lagi terlihat santai.

Alisa menghela napas kemudian menghembuskan nya perlahan. "Gue mau bikin salmon teriyaki. Bukan jus lemon!" ucap nya sambil menatap tak percaya pada lemon di dalam trolli berwarna merah ini.

"Pas. Sekalian bikinin es lemon. Gue juga suka." Ia malah melenggang pergi dengan santai sambil mendorong trolli nya.

"Ya ampuuunn, idaman banget gak sih? Bisa belanja?" beo perempuan dengan hoodie berwarna pink yang ia kenakan.

"Eh. Iya ya? Jarang loh, cowok bisa belanja." jawab perempuan disebelah nya yang tak lain adalah teman nya.

Aldevaro menatap dingin kedua cewek di depan nya. Ia melirik pundak kanan nya sendiri dimana sudah ada tangan mungil yang bertengger di pundak nya.

"Maaf mbak. Mas nya gak bisa belanja. Saya yang pilih." ujar gadis yang masih menenggerkan tangan kirinya ke pundak Aldevaro.

"Belanja lemon aja, sampe tiga kilo. Duluan ya mbak." ujar gadis berparas cantik itu, yang mengundang dengusan dan tatapan tak percaya dari kedua cewek itu. Mereka pikir Aldevaro sendirian, ternyata sudah pawang. Tunggu? Apa? Tidak. Tidak.

Padahal, Alisa sendiri yang tidak memberi tahu, harus berapa lemon yang di beli Aldevaro.

Mereka berdua sampai di kasir. Aldevaro menaikan barang-barang dari trolli ke meja kasir. Sedangkan mbak kasir fokus menatap tak henti pada Aldevaro. Alisa memperhatikan tatapan mbak kasir dengan saksama.

Aldevaro menegak kan kembali tubuh nya. Tapi mbak kasir belum tersadar, matanya masih memperhatikan Aldevaro dengan lekat. Sedangkan Aldevaro hanya melirik sekilas kemudian mengendarkan pandangan nya.

"Mbak?" panggil Alisa. "Mbak?" Alisa melambaikan tangan nya di depan wajah mbak kasir.

Kasir itu menggeleng kan kepalanya pelan, sambil mengerjap kan matanya. "Eh. Ma-maaf mbak." ujar nya.

Alisa tersenyum kecil. "Gak papa." jawab nya.

Kasir itu segera melakukan pekerjaan nya dengan gesit. Setelah itu, total barang belanjaan mereka muncul.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang