40|Pertolongan Aldevaro

340 28 2
                                    

Alisa sudah lelah dengan pertanyaan-pertanyaan, dan ocehan-ocehan, juga godaan-godaan yang dilontarkan para teman-temannya. Putri, Angel, Fanya, Kevin, dan Radit. Tengah berkumpul bersama Alisa.

"Tapi emang, sih. Si Bos perhatian sama lo." kata Radit, sambil mengelus-elus dagunya dengan jari telunjuk dan jempol pada tangan kanannya.

"Iya. Bener kata lo. Jangan-jangan si Bos beneran jatuh cinta! JIAKH!" sahut Kevin memasang wajah girang.

"Cieeee, Alisa! Kiw! Kiw! Bentar lagi jadian niiihh, peje, dong, peje!" timpal Putri sambil menaik turunkan alisnya.

Alisa menghembuskan napas berat. "Apaan, si, Put?"

"Kaki kamu benaran gak kenapa-kenapa, kan, Al?" tanya Fanya sedikit khawatir saat tadi Aldevaro mengantar Alisa dengan membopong gadis itu kedalam kelas.

Alisa menggeleng. "Gak papa, cuma keseleo ringan." jawabnya.

Kejadian Aldevaro yang membawa Alisa ke kelas dengan memapah gadis itu membuat seisi kelas Sesat itu heboh bukan main. Terlebih Michi. Bendahara kelas sekaligus tim jurnalis, yang ingin menjadi anak famous dan tenar di Wismaraja. Namun sayang masih gagal.

Bukan hanya Michi sebenarnya, siswi-siswi di kelasnya iri bukan main. Mereka adalah, fans berat Aldevaro Dirgantara.

Pak Muhaimin. Wali kelas IPS 4 sekaligus guru bidang Akuntansi itu memasuki kelas IPS 2 dengan salamnya.

Guru paruh baya itu menyunggingkan senyuman simpul. Mengawali mata pelajarannya dengan berdoa bersama-sama, lalu memberikan masing-masing lima lembar kertas HVS dengan berbagai soal yang telah ia siapkan.

"Pak Moooo Hi Meeenn, kalau nilai saya di bawah KKM, tambahin, ya, Pak!" ujarnya sesat.

Pak Muhaimin mendengus lagi-lagi panggilan itu Radit lontarkan. 'Moo Hi Meen' Panggilan yang ditujukan untuknya oleh Radit dan Riki. Panggilan sayang, katanya.

"Kerjakan yang benar!" jawab Pak Muhaimin memasang tatapan tajam pada murid bandelnya itu.

Putri menghela napas berat saat lima kertas itu sudah ada di hadapannya. Ia benar-benar sudah pasrah untuk mengerjakan mata pelajaran kali ini.

Mereka semua mengerjakan ujian akhir itu dengan tertib, tak ada yang bersuara, tapi sungguh mereka menjerit dalam batinnya masing-masing.

Begitupun suasana di kelas 11 IPS 4. Mereka melaksanakan ujian akhir dengan sangat khidmat.

Jam istirahat tiba. Alisa menitipkan bekal makan siang  Aldevaro kepada Kevin dan Radit. Alisa hanya menghabiskan waktu dengan memakan makan siangnya dan membaca novel favoritnya.

Putri harus mengurus timnya,  Angel menyiapkan tim dance-nya, dan Fanya membantu Bu Gina di ruang guru. Jadi istirahat kali ini Alisa sendirian.

***

15.06 WIB.

Dua mata pelajaran kali ini, telah mereka selesaikan. Entah apa hasilnya, dan berapa nilainya, mereka hanya tinggal menunggu. Menyerahkan semuanya pada takdir Tuhan. Yang mereka harapkan adalah ujian kali ini membawa nilai yang sempurna, agar mereka bisa naik kelas.

Hari itu, Bu Gina mengumumkan, bahwa OSIS sudah menunggu di aula. Ada pengumuman sebentar, katanya.

Setelah semua berkumpul di aula luas itu, Alan menyampaikan pidato singkatnya. Memberi salam, dan pendahuluan.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang