36|Rooftop #2

287 27 33
                                    

Setelah gadis bermarga Dewantara itu duduk di bangkunya, Putri serta Angel dan Fanya langsung menghampiri Alisa dengan rasa penasaran dan kesenangan yang menggebu-gebu.

Alisa sendiri sudah tahu. Putri dan Angel pasti akan melakukan sesi wawancara dadakan dengannya. Berbeda halnya dengan Fanya, gadis cantik itu hanya akan menyimak dengan baik.

"ALISA LO KEREN BANGET GILA!" teriak Putri bangga.

Angel terkekeh pelan. "Gue setuju. Lo keren, Al." timpal nya sambil duduk di bangku Kevin.

Fanya melempar senyuman simpul, lalu mengacungkan ke-dua jari jempol nya pada Alisa di susul dengan cengiran. Gadis itu duduk si sebelah bangku Alisa.

Alisa menghela napas. Kemudian menopang dagu dengan wajah lesu.

"Harusnya lo itu seneng, Al. Bukan malah lesu loyo gitu!" decak Putri kesal, ia duduk di depan bangku yang di duduki Fanya.

"Seneng? Kenapa?" Alisa malah bertanya dengan polos.

Angel menghela napas berat. "Lo emang terlalu polos."

Putri mendengus. "Lo itu, harusnya bangga sama diri lo sendiri. Be, ca, use, ni, ya.. lo udah rebut perhatian Aldevaro Dirgantara buat yang pertama kalinya! Dalam sejarah kehidupan seorang ketua GAGGLE lo berhasil masuk dalam kehidupan abu-abu--" jelasnya panjang lebar, namun malah terpoton.

Angel menjentikkan jarinya. "SERATUS!"

Alisa hanya menatap tak minat. Mereka berdua ini adalah pendukung setia Aldevsa! Oh ayolah, Alisa saja tak menyadari kedekatan nya dengan Aldevaro adalah sesuatu yang special! Aldevsaaaa mana suaranya?

Pagi sebelum bel masuk terdengar, mereka menghabiskan waktu itu dengan perbincangan-perbincangan yang tiada habisnya.

***

Aldevaro hanya menatap tak minat, dua sejoli yang sudah berada di depan mading SMA Wismaraja dengan sekumpulan siswa-siswi ber-almet yang sudah ikut melihat sesuatu yang tercetak jelas di mading itu.

Dua sejoli itu adalah, Arkan dan Riki. Mereka benar-benar serius menatap mading.

Riki hanya memekik tak henti-henti. Sedangkan Arkan, cowok itu menatap bangga sekaligus tak percaya. Riki melirik Aldevaro yang tengah berjalan dengan satu tangan masuk ke saku celana abu-abu itu. Panjang your si Bos!

Buru-buru Riki menghampiri sang Bos. "BOS!"

Aldevaro hanya melirik malas.

Setelah sampai di samping cowok tegap itu, Riki segera membuka suara. "LO JADIA--"

"Gak usah bacot, lo. Berisik." potongnya dingin.

Seketika, Riki langsung bungkam. Bisa bahaya jika ia terus bicara di depan Bosnya ini. Macan, emang galak!

Ketiganya berjalan menuju kelas dengan Aldevaro yang memimpin jalan.

Hari ini adalah hari ketiga ujian akhir. Di mana ujian ini akan menjadi penentu naik kelas atau tidaknya mereka. Jadwal mereka sangat padat. Mulai dari pemilihan ketua OSIS, ujian akhir untuk naik kelas, camping, kelulusan angkatan Kakak kelas mereka, ah sibuk sekali!

***

Putri tampaknya sudah sangat mumet, dari raut wajahnya saja, kita bisa menyimpulkan apa yang tengah gadis itu rasakan. Wajar semua siswa terlihat pusing, karena mata pelajaran kali ini adalah Matematika. 

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang