39|UKS dan Dekapannya

348 28 18
                                    

"Karena gue peduli. Iya. Gue marah."

-Aldevaro Dirgantara-

*
*
*

Pagi-pagi sekali, gadis cantik itu sudah bersiap. Lengkap dengan seragam khas Wismaraja. Hari ini, ia ada jadwal piket dan latihan basket bersama di sekolah.

Alisa menghela napas saat kembali memasukkan kotak makan berwarna cream ke tasnya. Lagi dan lagi, ia harus memasakkan makanan untuk Aldevaro.

Jujur saja, tasnya selalu berat. Sudah di isi beberapa buku tebal, harus di sertai lagi dengan dua kotak makan, dan dua botol minum. Kapan penderitaannya ini berakhir?

"Sampai kapan gue masak kayak gini?" gumamnya dengan raut wajah kesal.

Gadis itu memasukkan ponselnya ke dalam tas, melangkahkan kakinya keluar rumah. Seperti biasa, ia akan menyapa Nek Asri. Belum sampai menginjakkan kakinya di trotoar, gadis itu sudah melihat sosok cowok yang sedang duduk di atas motor Ninja berwarna merah.

Dari balik helm full face itu, dengan kaca yang terbuka bisa Alisa tebak. Arga Zibrano. Mantan anggota inti GAGGLE. Salah satu laki-laki yang Aldevaro benci.

Entah mengapa dan karena apa Arga mendekati Alisa. Padahal, mereka dulu hanya bertemu di Koridor. Tak ada hal yang istimewa.

Alisa mengerutkan dahinya, kemudian menghampiri Arga. "Arga?" Gadis itu sampai di hadapan Arga.

"Pagi, Al." sapanya tersenyum simpul pada gadis di hadapannya.

"Lo ngapain ke sini?" Alisa tak menjawab sapaan cowok itu. Ia hanya heran kenapa Arga ada di sini, apa cowok ini menunggunya?

Arga menyunggingkan sedikit senyuman. "Jemput lo." jawabnya singkat.

Alisa menaikkan satu alisnya. "Jemput gue? Tumben," pungkasnya membenahkan posisi tas di pundaknya.

"Udah ah, nanti telat. Ini ujian akhir. Lo mau telat terus di hukum Pak Limo?" tandasnya menaikkan satu halisnya.

Alisa menggeleng pelan. "Ya udah," Gadis itu tak mau memperpanjang antar dialognya bersama Arga. Lebih baik ia menyetujuinya.

Arga menyunggingkan sedikit senyumnya. Melajukan motornya, setelah melihat Alisa sudah duduk nyaman lewat kaca spionnya.

***

"Hiyaaaaaaaaak! fire eye dragoooooonnn!" teriak Putri melakukan long shot ke ring lawannya.

Pagi sekali, tapi Putri sudah mengajak timnya untuk latihan dilapangan basket utama. Gerakan lincahnya selalu berhasil mengecoh lawan. Mudah bagi Putri untuk mencetak poin.

"Alisa belum dateng, ya?" Gadis itu bergumam pelan sambil mengendarkan pandangannya.

Teman-temannya masih fokus bermain. Memperebutkan bola basket itu. Berlomba mendapatkan poin.

"Latihan dulu aja! Gue mau istirahat!" teriaknya yang berjalan ke pinggir lapangan.

Putri mendudukkan dirinya pada kursi besi yang memang di sediakan di pinggir lapangan. Keringat sedikit membanjiri dahinya. Gadis tomboy itu meneguk air mineral dari batol berwarna hitam yang ia bawa.

Lebih baik Putri menunggu Alisa saja disini. Baru ia akan kembali bermain. Sebentar lagi akan ada turnament yang selalu di adakan satu tahun sekali.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang