Alisa terduduk di kursi sambil melipat selimut nya. Ia rasa, Ia telah siap untuk mengikuti syarat untuk mengikuti ujian akhir. Tapi di satu sisi, ia masih khawatir. Sebenar nya Dian Ada di mana? Chat nya semalam pun tak di baca. Ia tak berani untuk menelpon.
Tapi untuk kali ini. Ia harus fokus untuk ujian akhir. Ia harus menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Ia akan terus membahagia kan almarhum Ayah nya walau pun ia tak ada di sisi nya lagi.
Makan siang untuk sang Bos pun telah Alisa buat. Se-special mungkin. Salmon Teriyaki buatan nya pasti akan terasa sangat-sangat lezat!
Gadis itu bangkit, mengambil tas nya, lalu berjalan ke dapur. Tangan nya mengambil satu roti yang tersimpan di meja. Sengaja, Ia menyiapkan segelas air putih Dan satu buah roti.
Ia duduk di kursi itu. Kemudian memakan roti tersebut. Tangan nya mengambil ponsel milik nya di saku seragam. Kemudian membuka aplikasi chat. Ternyata, ada notif dari sang Ibu. Dian.
"Mama?" gumam nya. Ia menyimpan roti tersebut kembali ke meja. Kemudian membuka pesan dari Dian.
Mama
Dian
Siapin koper Mama.
Masukin semua baju-baju Mama.
Masukin semua barang milik Mama.Alisa
Koper Mama?
Mama mau kemana?Dian
Ga usah bnyk tanya
Cepet kerjain.Alisa
Iya Ma
"Koper?" tanya Alisa heran.
Gadis itu menyandarkan punggung nya ke kursi sambil meneguk setengah air dari gelas nya. Setelah itu ia mengambil roti nya, kemudian berjalan ke kamar Dian.
Alisa membuka pintu kamar itu. Ia menyimpan roti di genggaman tangan nya ke nakas. Kemudian mengambil dua koper berwarna hitam dan abu dari sisi lemari berwarna cokelat.
Ia menaruh koper itu ke ranjang. Membuka nya, kemudian beralih membuka lemari. Ia memasuk kan seluruh baju-baju Dian. Dan seluruh barang-barang nya. Mulai dari alat make-up, sepatu, sampai accessories nya.
Setelah selesai Alisa kembali menutup ke-dua koper itu, kemudian menaruh nya lagi di samping lemari. Lalu membawa roti nya seraya berjalan keluar kamar.
Setelah merasa semua nya siap, ia keluar rumah. Mengunci pintu rumah nya, kemudian beralih untuk memakai sepatu.
Ia duduk di kursi. Kemudian mengikat tali sepatu nya. Saat akan mengikat tali sepatu kiri, Nek Asri datang.
"Neng Al!" panggil nya sambil mendekati Alisa.
Alisa mendongak kan kepala nya, menatap Nek Asri. "Eh Nenek. Kenapa Nek?" tanya Alisa heran.
Nek Asri tersenyum kecil. "Tuh, di depan di tungguin." ujar Nek Asri.
Alisa mengerutkan alis nya. "Nungguin? Siapa yang nungguin Nek? Nungguin Alisa?" tanya nya bertubi-tubi. Ia benar-benar heran siapa orang yang menunggu nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
FAREWELL: Our Story
Teen FictionAttention: Plagiarism is prohibited! This work belongs to the author, work with your hands and create good things. Jika rangkaian pertemuanku sebelumnya adalah sebuah kekeliruan, maka aku harap pertemuan dengan kalian kali ini adalah rangkaian dari...