49 | Wismaraja's Cup - day one

247 24 10
                                    

"Semangat Pak Kutubut!"

"Semangat juga, Mbak Kun,"

-Alisa Azalea Dewantara-

-Aldevaro Dirgantara-

*
*
*

Fanya dan Ilona masih sibuk menjaga stand yang ditugaskan untuk mereka berdua jaga. Wajar, ini kewajiban mereka sebagai panitia dari tim OSIS Wismaraja.

Mereka sudah bagi-bagi tugas. Dan inilah bagian Fanya dan Ilona. Terima nasib ya Mbak. Sabar..

Fanya ikut duduk di samping Ilona saat ia sudah melayani seseorang yang mengambil minuman yang kemarin anak-anak OSIS beli, untuk disediakan disini.

"Panas, ya," ujar Ilona mengibaskan tangannya di depan wajahnya. Keringat sedikit menghiasi pelipisnya.

Fanya hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia menolehkan kepala pada koridor diseberang sana. Di kursi depan ruangan Laboratorium, sudah berkumpul para laki-laki dengan jersey abu-abu dan putih yang mereka kenakan.

Sekitar tujuh menit lagi, lomba akan dimulai. Mereka tampak begitu segar, dan terlihat bersemangat untuk bermain. Sembilan laki-laki itu, kompak menggunakan handband hitam bertuliskan 'GAGGLE' di tangan mereka masing-masing.

Mata Fanya tertuju pada Ryan yang tengah memperhatikan perbincangan Radit dan Riki, kemudian beralih untuk mengobrol dengan Kevin di sebelahnya.

Laki-laki itu tampan. Apalagi dengan jersey nya. Tunggu, apa ini?

Ilona menoleh dan mengikuti arah pandang Fanya. Tepat. Pada Ryan Elvara Adhitama. "Ryan ganteng, ya,"

"Iya," jawab Fanya spontan.

Ilona membulatkan matanya dengan senyuman jahil. Di detik berikutnya, Fanya mengerjapkan matanya. "Ih! Gue ngomong apa tadi?" tanyanya panik.

Ilona tertawa melihat reaksi sahabatnya ini. "Ada yang suka ni, yaaa," godanya masih tertawa.

"Ilona! Sok tau banget, kata siapa coba?"

***

"Lo bisa?" tanya Aldevaro melirik Alisa sekilas disampingnya.

Perlahan, Alisa mengangguk. "Bisa," Ia menghela napas singkat. "Sebagai partner yang baik buat lo."

Aldevaro mengangguk. "Thanks, ya." ujarnya tiba-tiba.

"Thanks? Buat apa?" Alisa menolehkan kepalanya. Menatap wajah dengan ukiran yang sudah hampir sempurna itu dari samping.

"Semuanya," jawabnya tersenyum tipis.

Alisa tersenyum kecil. Ia menghela napas sebelum menjawab. "Sama-sama,"

"Udah mau mulai tandingnya." Aldevaro bangkit dari kursi taman.

Alisa melirik jam tangannya. Benar. Lima menit lagi lomba di mulai. Ia ikut bangkit dari kursi taman. "Ih! Nggak kasih tau! Ayo, ganti baju! Nanti telat!" Alisa melangkahkan kakinya dengan terburu-buru.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang