25|Typo emoticon Radit

380 25 71
                                    

HELLO!

HAPPY READING!

*
*
*

"Utututuuu, sini anak Daddy." ujar Radit sambil menggendong Comeng ke pelukannya.

Kucing berbulu hitam putih itu, baru saja terbangun dari sofa di basecamp utama milik GAGGLE. Kucing lucu berharga sultan itu mengeong.

Miaw!

"Iyaaa, ini Daddy." jawab Radit sambil mengelus-elus kepala Comeng yang masih anteng dalam pelukannya.

"Dudda-Daddy. Elo mah duda, bukan Dedi." celetuk Kevin sambil melemparkan bantal sofa pada wajah Radit. Membuat sang empu berdecak kesal.

Kalau bantal itu mengenai Comeng, Kevin bisa habis.

"HEH WOY! DEDI BAPAK GUE!!!" timpal Riki sambil menatap horor ke arah Kevin.

"Oh, iya, gue lupa. Sorry, anak Daddy." jawab Kevin datar.

"HEH ANJIR GUE BILANG DEDI BAPAK GUE!" kelakar Riki yang mulai benar-benar kesal pada teman yang satunya ini.

"Etdah. Lo gak tau apa arti Daddy? Daddy itu bapak! Bokap lo, bodoh!" balas Kevin sambil menatap horor pada Riki.

"Oh.. ya.. ya.. kalau itu.. g-gue tau, makanya yang bener dong pelafalan katanya. Bikin gue salah paham aja. Harusnya Daddy bukan Dedi." jelas Riki.

"Terserah," gumam Kevin.

"Gue mau cabut duluan," ujar Radit. "Soal LEVATOR, kita ghibah-in di sekolah sama Pak Ketu." sambungnya sambil mengusap kepala Comeng.

"Innalilahi, wainnailaihi raaji'uun.. tenang, gue nanti ikut tahlilan.." jawab Riki sambil menatap dengan tatapan pura-pura sendu.

"Saran. Kalau mau cabut, jangan ghibah mulu." sambung nya.

"BUSET KUTU KUPRET! BUKAN CABUT NYAWA BEGO! GUE MAU BALIK!" kelakar Radit sambil melayangkan bantal persegi berwarna abu itu dengan kencang ke kepala Riki.

"Assalamualaikum.. ahli kubur.." sambung Radit dengan intonasi penuh penghayatan dengan mata yang disipitkan. Setelah itu ia melenggang pergi, dengan Comeng di dekapannya.

"Balik kan.. bisa balik ke Rahmatullah.." timpal Riki lagi.

Buk!

Satu bantal kursi di lempar keras oleh Radit ke wajah Riki. Membuat cowok berkaos oblong berwarna biru tua itu berdecak kesal.

***

"Awas aja. Langsung pulang! Capek gue, apalagi bareng sama lo! Gara-gara ini, gue jadi gak kerja!" ujar Alisa sambil menatap Aldevaro yang sudah bangkit dari kursi.

Aldevaro tak menggubris, ia melenggang pergi ke arah kasir, jangan kan menjawab Alisa, ia saja tak berkata sepatah kata pun.

Alisa berdecak kesal, sambil memutar bola matanya malas. Ia mengambil jaket Aldevaro yang masih tersampir di jendela. Kemudian melangkah kan kaki nya pergi dari meja.

Alisa menghembuskan napas lega. Akhirnya hujan sudah mulai reda, tinggal rintik-rintik kecil yang masih berjatuhan dari langit abu-abu itu.

Gadis itu melirik ke belakang, ternyata Aldevaro sudah selesai berurusan dengan kasir, ia sedang berjalan mendekat ke arah nya.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang