23|Dibawah hujan

416 27 40
                                    

Aldevaro menjinjing totebag berwarna cream di tangan kanan nya. Membuka bagasi mobil, kemudian menyimpan nya disana. Setelah itu, ia membuka pintu mobil. Cuaca nya mendung, tak ada mentari yang menyinari sore hari ini.

Alisa melepaskan jaket yang masih mengikat pinggang ramping nya. Kemudian membuka handle mobil. Setelah itu, gerimis turun.

"Nih," Alisa menyodorkan jaket berlogo GAGGLE yang tersampir di tangan kanan nya.

"Pegang." jawab nya singkat. Aldevaro kemudian memundurkan mobil nya, lalu melaju meninggalkan supermarket.

"Ck. Laper juga. Gara-gara cowok ini, gue gak kerja. Tante Rania bakal marah gak ya?" batin Alisa. Gadis itu mengeluarkan ponsel nya dari saku seragam.

"Lo laper?" tanya Aldevaro datar, matanya menatap fokus jalanan.

Alisa menoleh sambil mengerjapkan matanya. "A-- lo.." Alisa tak melanjutkan kata-katanya. Ia mengusap wajahnya dengan telapak tangan kanan. "Masa bisa baca pikiran si?" tanya nya dalam hati.

"Kenapa? Lo mikir gue bisa baca pikiran lo?" tanya Aldevaro, sambil melirik sekilas cewek di samping nya ini.

Alisa cengo. Ia menghembuskan napas pelan. Kemudian mengerjap. "Ck. Nggak. Geer banget." ujarnya sambil memutar bola mata coklatnya.

"Gue bisa denger suara perut orang yang merakyat kayak lo. Kalau mau, gak usah gengsi." ujar nya.

Benar. Cowok ini menyebalkan paras nya tampan, dingin, pendiam pula. Tapi kenapa bisa se-sengong ini?

"Terserah. Capek gue ngomong sama lo." jawab nya tanpa melirik cowok di sebelah nya yang masih fokus menyetir.

Jarak lima meter di depan Aldevaro membelok kan mobil nya ke kiri. Memarkirkan nya pada sebuah restoran dengan gaya classic, namun juga bertabur sedikit romance.

Alisa berdecak, sambil mendengus pelan. "Mau apa lagi si?" Alisa menyenderkan punggung nya ke kursi.

"Gue pikir lo pinter. Emang tempat ini buat apa?" Ia balik bertanya dengan santai.

Alisa mencebik kan bibirnya. "Iyaa tauuu. Lewatnya kan ujan. Lo bawa payung?" jawab Alisa diakhiri pertanyaan sambil menatap pintu restoran yang terbuka lebar dengan berbagai macam dekorasi.

Aldevaro membuka pintu mobil nya. Ia berjalan berputar ke pintu mobil di samping Alisa. Alisa ikut membuka pintu mobil nya, namun belum melangkah keluar mobil.

Aldevaro di depan gadis itu. "Jaket gue ke atasin pala lo. Naik." Setelah mengucapkan itu, Aldevaro merundukan badanya.

Melihat punggung tegap, yang masih terbalut seragam itu Alisa heran. "Naik kemana? Gue udah naik mobil lo."

"Bodoh. Ya ke punggung gue." jawab nya santai. Rambutnya sudah basah, akibat rintik-rintik hujan yang berjatuhan.

Alisa menatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Lagi-lagi gadis ini mengerjap. Ia cengo, sambil terus menatap punggung laki-laki di depan nya. Karena takut, Aldevaro sakit ia segera merangkul pundak cowok didepan nya ini sambil mengangkat jaket hitam itu ke atas kepalanya.

Setelah merasakan posisi Alisa aman, cowok ini menutup pintu mobil, kemudian berjalan agak cepat menghampiri pintu restoran. Di bawah hujan, dengan langit yang agak gelap. Mereka terlihat indah di bawah hujan itu.

Setelah sampai, dan tak ada rintik hujan yang menghujam mereka Alisa turun dari punggung itu.

"Ngapain harus ke resto dulu si? Lo jadi basah kuyup gini." ujar Alisa sambil menyingkirkan tetesan-tetesan air hujan di jaket hitam berlogo GAGGLE ini. "Kalau lo sakit, nanti repot. Emang gendong gue gak berat?" sambungnya.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang