53 | Wismaraja's Cup - 2

476 32 0
                                    

Tapi, setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan.

Perlu keberanian untuk melangkah lagi. Setelah kepergian yang meninggalkan luka, begitu menyakitkan.

*
*
*

"Iya. Gue-- gue nggak sengaja denger.." Ilona memandang teman-temannya dengan ragu.

Ilona menceritakan percakapan antara Clara, Keyla, dan Amora. Ia tidak sengaja mendengar pembicaraan ketiganya saat dirinya melewati kelasnya sendiri ketika pulang dari kantin. Sebenarnya, Ilona ingin pergi dari tempat itu. Tapi karena arah pembicaraan Amora mengarah pada Alisa dan Aldevaro, ia mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana.

"Udahlah. Yang terpenting sekarang, lo beneran pacaran sama Aldevaro kan, Sa?" tanya Putri dengan kedua alis yang terangkat.

Alisa sontak mengalihkan pandangannya pada Putri. "Eh-- iya.."

Fanya tersenyum kecil mendengar jawaban dari Alisa. Ia mengalihkan atensinya pada Ilona. "Makasih lo udah mau ngasih tau kita, Na." ujarnya.

Ilona mengangguk dengan senyuman kecil. "Sama-sama,"

"Untung beneran, kan? Kalau si Pak Kutubut nggak ngelakuin hal kemarin.. gue harus bohong sama mereka. Apa gue cerita sebelumnya tentang yang sebenarnya ke mereka? Ah, nggak, nggak. Gak sekarang gue cerita," batin Alisa dengan pandangan mata ke arah meja.

"Woy!"

Suara itu mengalihkan atensi mereka berlima. Mereka kompak menatap seorang laki-laki dengan napas tersengal, menggunakan jersey bulu tangkis Wismaraja.

Laki laki itu memegang lututnya. Ia mendongakkan kepalanya sambil menatap satu persatu dari ke lima gadis dihadapannya dengan napas ngos-ngosan. "Haahh.. capek gue nyari yang namanya Fanya! Katanya yang namanya Fanya ada di sini? Mana yang namanya Fanyaaa?"

"Nyari Fanya?" tanya Putri menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap bingung laki-laki dihadapannya ini. Bukankah cowok ini adik kelas mereka?

"Iya! Gue kan barusan ngomong! Budeg lo?"

Putri memukul meja dengan telapak tangannya, membuat orang-orang di sekitarnya kaget. Ia berdiri dengan tatapan tajam. "Heh! Bocah! Tengil bener lo! Gue dribble dah pala lo! Kena headshot gue, mampus lo!"

"Woy Putri! Udah! Santai lo!" Angel menurunkan pundak Putri agar kembali duduk. Sensitif sekali cewek ini?

"Ngapain cari gue?" tanya Fanya yang akhirnya berbicara.

"Oh? Elo yang namanya Fanya? Ngomong dong dari tadi, tuh, dicariin Bang Rey!" jawab cowok itu sambil mengendikkan dagunya ke arah ruang OSIS.

"Rey?" Fanya mengerutkan alisnya. Pertanyaan dari Fanya rasanya sangat mewakili ke empat teman-temannya.

"Hadeeuhh.. Rey tuh Bang Ryan!" Cowok bernama Artan itu memutar bola matanya.

"Oh.. oke, thanks ya." Fanya beranjak berdiri dari kursi. "Gue ke kantor dulu," pamit Fanya pada ke empat temannya. Setelah mendapat anggukan, ia berlari kecil menuju ruang OSIS.

"GILEEEE ALUR CINTA TUH ANAK ENAK BENEERRR. DIPERTEMUKAN LEWAT JALUR OSIS!" seru Putri sambil menatap punggung Fanya yang menjauh menuju kantor OSIS.

FAREWELL: Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang