7. Pecat

82 23 13
                                    

Jangan lupa vote dan Komen

Gadis itu tersenyum licik, dia mengirim screenshot-an dari video yang ia dapatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu tersenyum licik, dia mengirim screenshot-an dari video yang ia dapatkan. “Sekarang tinggal kita lihat ke depannya.” Senyuman dari bibir wanita itu tampak mengerikan.

Sedangkan di tempat lain, suara notifikasi mengalihkan perhatian gadis yang sedang bersama Aska. Aska yang sedang memotret gadis itu pun ikut berhenti dan menaikkan alisnya. Asya memeriksa ponselnya dan seketika raut wajah Asya berubah datar, tampak jelas rautnya menatap layar ponsel tidak suka.

“Kenapa, Sya?” tanya Aska seakan mengetahui ada hal yang tidak menyenangkan terjadi.

“Murahan banget, lo, ya.” Asya membalikkan ponselnya sehingga menunjukkan foto Aska dan Wulan sedang berpelukan. “Jadi, selama ini lo main belakang sama gue.”

Tidak dapat dielak bahwa Aska terkejut. Ia menelan salivanya susah payah, dan menatap Asya. “Yang lo lihat bukan seluruh dari kenyataan.” Aska mencoba tenang.

“Bukan keseluruhan? Gue nggak buta, gue masih bisa baca raut wajah Lo, kalian sama-sama senang di sini!” pekik Asya.

Aska hanya diam, dia tidak tahu harus menjelaskan apa pada Asya saat ini. Foto adalah kejadian di mana Wulan terjatuh ke pelukannya waktu itu. “Gue dijebak sama Wulan,” ucapnya masih dengan nada setenang tadi.

Asya tersenyum sinis. “Seharusnya gue sadar diri, dari awal lo nggak suka sama gue. Hubungan kita cukup di sini, ya, Ka.” Asya melangkah pergi dari hadapan Aska.

Aska sama sekali tidak menahan Asya pergi, ada sesuatu dalam dirinya yang bersyukur karena Asya memutuskan hubungan mereka. Namun, Aska juga marah, karena kesalahpahaman yang terjadi membuat namanya terlihat buruk di mata Asya.

Aska mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa sisi dari dirinya berbahagia ketika gadis yang mencintainya terluka? Aska memang belum ingat bagaimana mereka bisa menjalin hubungan, tetapi selama ia sakit, Asya sudah merawatnya.
Aska masuk ke dalam mobil dan memilih untuk kembali ke kafe.

🦋

Wulan mencebikkan bibirnya, ketika harus pulang sendiri ke kos. Fara tiba-tiba harus pulang lebih awal karena perutnya sakit. Ia berjalan seraya menendang kerikil kecil sehingga bergelinding dan berhenti di lapak baru.

Wulan terusik, ketika suara klakson mobil terus menerus berbunyi nyaring di jalan yang sepi ini. Wulan berhenti, dan menoleh ke belakang. Mobil yang tadinya ribut entah kenapa kini berhenti di sampingnya.

Wulan mengerutkan keningnya samar sampai matanya membelalak ketika kaca mobil itu turun dan menampilkan sosok laki-laki yang selalu menganggu pikirannya.

KALIBIRU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang