21. Janji Aska

44 14 10
                                    

Wulan dan Fara masuk ke kafe diikuti Ari dan Agus yang juga baru sampai. Langkah mereka terhenti melihat Aska yang sedang marah-marah kepada Fendi, Keisya, dan Wahyu dengan muka merah padam. Aska melihat mereka masuk pun tiba-tiba menarik Fara dan menghempas tarikannya dengan begitu keras membuat Fara refleks memegang lengannya yang terasa sakit.

"Ternyata lo sengaja kerja di sini dan ngebohongin kita semua, dasar penipu!" bentak Aska.

Atmosfer dalam kafe seketika panas dan mencengkam. Seluruh staf menganga kecuali Keisya. Ia, Aska mendengar dari Keisya, bahwa Fara adalah anak dari seorang perempuan yang telah merebut papanya. Keisya sengaja memanasi Aska, supaya Fara tahu akibatnya tidak menuruti perintah Keisya.

"Bohong apa, sih, Kak? Aku nggak ngerasa pernah ngelakuin sesuatu yang salah." Fara menjelaskan dengan tenang, benar saja ia tidak mengerti apa maksud dari perkataan Aska.

Aska tersenyum miring, seraya mengeluarkan ponselnya yang menunjukkan foto empat orang yang sedang bicara di alun-alun. "Ini, lo, kan?"

Fara hanya mematung dengan alis yang semakin dalam. Dari mana Aska menemukan foto ini? Bukannya dia bersama Wulan waktu itu. Fara melihat Aska. "Maksudnya apa?"

"Alah, nggak usah pura-pura. Lo pasti sengaja mantau gue di sini supaya mama lo bisa dengan papa gue seenaknya di sana tanpa sepengetahuan gue!" Nada Aska meninggi seraya menendang kursi sehingga mengenai Fara. "Selamat, ya. Lo udah berhasil!"

"Cukup!" Wulan menghampiri Fara dan memeluk sebagian tubuh Fara. "Cukup, Aska. Dari kecil Fara nggak pernah ketemu sama ibunya, hari itu dia ketemu sama ibunya dan ibunya nggak pernah anggap dia sebagai anaknya," Jelas Wulan.

"Kamu belain dia, Pelangi? Kamu belain wanita yang udah hancurin hidup aku dan Bunda?" tanya Aska mendekati Wulan.

Keisya yang melihat perdebatan antara Aska dan Wulan, melipat kedua tangannya di depan dada seraya tersenyum menyeringai. Hubungan kamu nggak akan lama, Wulandari, batinnya.

"Kamu salah Aska, di sini bukan kamu aja yang merasa hancur. Fara juga! dan ini semua karena dia." Wulan menunjuk Keisya.

Keisya yang melipat tangannya di depan dada terkejut mendengar perkatakan Wulan. Wulan mendekati Keisya dan menarik baju Keisya mendekati Aska dan Fara.

"Jelasin sekarang juga, Kak. Bahwa semua ini nggak benar. Kakak, kan, yang diam-diam ketemu sama Fara dan nyuruh Fara buat misahin aku sama Aska?" todong Wulan kepada Keisya.

Keisya menggeleng dengan tangan yang bergerak. "Nggak, Aska. Aku memang pernah ketemu sama Fara diam-diam, tapi itu cuma mau cari tau semua ini."

Aska menoleh ke arah Wulan yang sedang merapatkan giginya geram dengan Keisya. "Kamu pasti udah dihasut sama Fara." Aska menoleh ke arah Fara. "Dan lo lo Fara, kenapa diam? Jangan lo pikir dengan lo diam, lo akan jadi korban di sini!" bentak Aska.

Fara menatap penuh kebencian terhadap Aska. "Diam! Kamu pikir aku mau punya ibu kayak dia? Kamu kira kamu, doang, yang punya masalah di dunia ini. Coba kalau kamu yang jadi aku, dianggap kesalahan terlahir di dunia ini dan aku cuma anak haram, Aska!" ucap Fara menggebu-gebu, bahkan ia tidak peduli dengan sopan santun.

Semua yang ada di sana mematung mendengar pengakuan dari Fara. Ari mendekati gadisnya mencoba menenangkan. Namun, Fara menepis tangan Ari dan mendekati Aska.

Fara menunjuk wajah Aska dengan telunjuknya. "Kamu perlu ingat, Aska. Dunia ini nggak hanya berputar untuk kamu, aja. Orang lain juga punya masalah. Yang kamu dengar belum tentu benar dan yang kamu lihat belum tentu kenyataannya."

Fara berbalik mendapati Ari yang menatapnya iba, lalu pergi melalui Ari dan Agus. Wulan melihat Ari dan menggerakkan mukanya seolah menyuruh Ari untuk mengejar Fara. Sedangkan Wulan menepis jarak dengan Aska yang mematung dan membawa laki-laki itu duduk.

KALIBIRU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang