Hai! Jangan lupa vote dan komen.
Happy reading ❤️
Wulan celingak-celinguk ke dalam rumah Buk Atik. "A ... Ris ...!" panggilannya sekali lagi.
Tak lama kemudian yang dipanggil pun datang. "Apaan sih aku, kan, udah bilang sebentar," ucap Aris seraya keluar dari rumahnya.
"Gue nggak dengar, lo teriak di belakang." Jelas-jelas Wulan mendengarnya. Hanya saja ia sudah tidak sabar. Bayangkan saja, ia telah berdiri hampir satu jam hanya untuk menunggu Aris mandi. Sejak kapan lelaki mandinya lama?
"Kenapa?" tanya Aris.
"Jalan, yuk. Bawa gue keliling Jogja. Soal minyak, biar itu jadi urusan gue." Wulan menepuk-nepuk dadanya.
"Aku mau jalan sama pacarku," beritahu Aris.
Wulan membelalakkan matanya. Baru kemarin Aris katanya jomlo. Sejak kapan dia punya pacar? Sedetik kemudian, tawa Wulan pecah bersamaan tangan yang memukul keras bahu Aris "Lo becanda lucu, ya."
"Siapa yang becanda, nanti pacarku ke sini," tutur Aris kesal.
"Lah? Seharusnya lo yang jemput dia!" kata Wulan.
"Katanya nggak usah, dia sekalian pulang kuliah juga."
Wulan manggut-manggut. "Gue mau lihat pacar lo, tapi kalo dia sampe salah paham lihat kita berdua gimana?" tanya Wulan.
"Bilang aja kamu kakak aku." Aris masuk ke dalam dan keluar dengan membawa lipstik di tangannya. "Nih, pake, biar kamu mirip tante-tante." Aris menyodorkan sebuah lip berwarna merah milik ibunya.
Wulan melirik Aris tajam dan menerima lipstik tersebut. Ia memakai lipstik dan melihat dirinya di kaca spion motor Aris. "Jadi tante aja gue cantik," puji Wulan pada diri sendiri.
"Nggak nyangka, kalau burung hantu suka keluar siang-siang," ucap Aris.
"Ape, lo, Cebong. Mau gue tinju? Hah?" Wulan mengepalkan tangannya di hadapan wajah Aris.
"Aris!" panggil gadis yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Hei." Aska melambaikan tangannya dan gadis itu melangkahkan kaki ke arah mereka.
"Oh, jadi, ini pacarnya Aris." Wulan melirik gadis itu dari atas ke bawah.
"I-iya, Kak," gugupnya.
Wulan mendekati gadis itu dan berbisik, "kok lo mau sama, nih, Cebong."
Gadis itu tertawa pelan, dia sempat mengira bahwa Wulan tidak menyukainya.
"Btw, nama gue, Wulan." Wulan menyodorkan tangannya.
"Aku Hanin." Hanin menyambut tangan Wulan.
"Gue bukan kakaknya Aris." Wulan mengatakan yang sebenarnya.
"Eh, maaf, aku pikir kakaknya, Aris," cicit Hanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALIBIRU (End)
Romance[TOP #8 Author Got Talent 2021 Kategori Best Branding] "Karena sebenarnya perasaan kamu udah berubah, kan? Karena kamu takut kehilangan aku, iya, kan?" Kisah seorang gadis berlesung pipi yang bersikeras mengembalikan seluruh ingatan orang yang disay...