28. HBD Keisya!

56 12 8
                                    

Tidak apa, untuk tidak sempurna.

-Fendi Arganta-

Fara, Ari, dan Agus mendekor kafe ogah-ogahan untuk merayakan ulang tahun Keisya. Sedangkan Fendi membuatkan minuman dan Wahyu sebagai tukang keluar masuk membeli barang, tidak heran karena Wahyu adalah pembalap kedua selain Rossi.

"Kenapa kita harus repot-repot nyiapin ultahnya si ratu ular itu, sih?" omel Fara di sela kegiatannya.

Nampak dekorasi yang simple tapi sama sekali tidak rapi adalah saksi bahwa semua bekerja dengan terpaksa.

"Mana kafenya harus ditutup segala. Yang ada ni kafe lama-lama nggak ada pengunjungnya." Fara tak henti mengomel walau sambil bekerja. "Nggak ada rencana lain, apa? Kalau gini yang repot, kan, aku!"

Ari menatap Fara sambil tertawa pelan. Gadisnya benar-benar lucu saat mengomel.

"Kenapa ketawa?" tanya Fara sinis.

"Nggak!" Ari menggeleng dan melanjutkan pekerjaannya.

"Kamu pasti lihat aku comel, kan?" Fara mendekati Ari dan mencubit pipinya.

"Sakit!" rengek Ari seraya mengoleskan lem pada hidung Fara.

Fara membelalakkan matanya sambil mengejar Ari. Fara sudah siap berperang lem sekarang juga.

"Sinting!" ucap Agus yang sudah tidak tahan harus hidup bersama dua manusia di depannya. Sungguh jiwa jomlonya meronta-ronta melihat keuwuan di depannya.

Agus berjalan ke arah Fendi, meninggalkan dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran. "Udah?" tanya Agus.

"Lihat, aja!" Tunjuk Fendi pada capuccino yang berjejeran di mejanya.

"Bukan itu maksud gue." Agus memutar bola matanya.

"Jadi?" tanya Fendi, bingung.

"Kejutannya," ucap Agus menyeringai.

Mobil Aska menepi di depan kafe. Keisya mengernyit bingung, kafe tampak sepi. Untuk apa Aska ke sini? Bukankah hari ini mereka akan jalan-jalan. Keisya memutar bola matanya. Bahkan, setelah bersamanya Aska masih saja mengingat pekerjaan.

"Lo nggak turun?" Aska sudah membuka pintu dan berdiri di samping Keisya.

"Eh, kita ngapain ke sini, Aska?" tanya Keisya kebingungan.

"Mau ikut nggak?" tanya Aska.

Keisya mengangguk saja. Yang penting ia selalu bersama Aska. Sebenarnya sedikit aneh dengan sikap Aska yang tiba-tiba berubah terhadapnya. Namun, Keisya tidak mau ambil pusing, yang penting rencananya berjalan lancar.

Aska membuka pintu dan masuk diiringi Keisya.

"Selamat ulang tahun ... Keisya ...." ucap mereka serentak.

Keisya menatap mereka semua tak percaya. Matanya melebar, mulutnya terbuka sedikit, serta jantungnya yang berhenti berdetak. Tidak lama kemudian, matanya memanas. Ia menatap satu-persatu temannya.

"Selamat ulang tahun, Kak Keisya." Fara mendekati Keisya yang sedang menyeka air matanya, lalu menyodorkan kue. "Tiup lilin dulu, dong!" Seru Fara semangat.

Keisya yang hendak menundukkan kepalanya, ditahan oleh Aska. Keisya menatap bingung Aska.

"Make a wish, dulu, dong." Aska menyelipkan rambut Keisya belakang telinga.

KALIBIRU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang