22. Pencuri Hati (2)

671 66 21
                                    

Misi dimulai, dan Sean menyamar menjadi seorang pekerja untuk masuk ke sebuah toko barang antik. Meskipun semua isi toko itu merupakan benda-benda tua, tetapi Sean berhasil menemukan kunci menuju tempat penyimpanan obat-obatan terlarang.

Awalnya niat Sean hanya ingin memberitahu lokasi obat-obatan itu pada rekan kerjanya, mengambil kunci, kemudian membunuh pria yang menjadi dalang penyelundupan. Semua misi hampir terlaksanakan dengan baik. Sean juga berhasil membunuh orang yang menjadi target sasaran. Namun, bukannya merasa senang, Sean malah mengernyitkan kening.

"Tunggu, ada yang aneh di sini. Pria ini memang mirip dengan orang yang sudah menyeludupkan obat-obatan terlarang ke kota ini, tetapi pria itu memiliki tahi lalat kecil di leher," gumam Sean.

Para pengawal Sean sibuk memasukkan obat-obatan terlarang ke dalam kantongnya. Dia berkata,"Tuan tidak masalah kah? Jika kami mengambil beberapa dan menjualnya dengan harga tinggi."

"Kami janji tak akan menyalahgunakan obat ini untuk hal yang tidak-tidak. Kami hanya akan menjualnya pada tenaga medis untuk kebutuhan pengobatan. Tentunya dengan harga tinggi," jelasnya.

Sean terdiam, kemudian mengernyitkan kening. "Jangan diambil," peringatnya.

"Tapi Tuan mereka semua melambai-lambai minta dibawa pulang juga. Kami tak tega, meninggalkan mereka di tempat ini. Lagi pula misi kam---"

Belum sempat pengawal itu mengakhiri ucapannya, tiba-tiba terdengar bunyi sirine dan teriakan para penjaga. Sean langsung memelototkan mata, melihat salah satu kotak penyimpanan obat terhubung pada tombol darurat. Langsung saja, Sean dan semua pengawalnya berlari kabur.

Mereka melewati beberapa barang antik, sekaligus penjaga yang memasuki area bawah tanah. Suara peluru mulai terdengar beterbangan di atas kepala, tetapi sebisa mungkin para pengawal berlari dengan sebuah benda antik yang dipakai untuk melindungi diri.

"Sudah kubilang, jangan serakah. Kenapa kalian masih belum belajar dari pengalaman juga? Apa gaji kalian belum cukup?" tanya Sean heran.

Para pengawal itu bersembunyi di balik rak, kemudian berbisik, "Tuan, jika Anda pensiun, kami tak memiliki pekerjaan lagi."

"Jika tidak, bagaimana kami bisa menghasilkan uang untuk bertahan hidup? Kami sengaja mengambil obat-obatan itu untuk menambah tabungan hidup saja," lanjut pengawal.

Sean ingin marah, tetapi dia menahan amarahnya sebentar. Telinganya bisa mendengar dengan jelas, suara langkah kaki orang yang berlari ke arahnya. Langsung saja, ketika orang itu berjalan melewatinya, Sean langsung memukul kepala orang itu, kemudian merebut senjata api. Dia menembakkan benda itu pada kaki pengawal, kemudian berlari dari tempat ini.

"Semuanya pasti lebih mudah, jika kalian tidak serakah," gerutu Sean.

Sean memutuskan untuk berpencar, sekaligus melalui para penjaga toko antik itu. Dia sengaja keluar dari toko, dan bersembunyi di balik semak-semak untuk menelepon pengawalnya.

"Pencuri! Tangkap orang-orang yang memakai pakaian pekerja toko antik!" teriak salah satu penjaga.

Suara gaduh mulai terdengar, sementara Sean sendiri sibuk menyembunyikan dirinya di semak-semak. Sebenarnya Sean bisa saja menunjukkan diri, dan menghadapi orang-orang itu. Hanya saja, sekarang Sean harus menjaga dirinya sebelum melepas statusnya. Sean tak mau membuat keributan di tengah kota, lalu membuat dirinya terkenal sebagai pembuat masalah.

"Jika aku di kota ini dicap sebagai pembuat masalah, maka Angel dan Dino pasti diejek satu kota," gumam Sean. Sean sebenarnya tak peduli pada gambaran tentang dirinya sendiri. Dia hanya takut, hidup Angel dan Dino terganggu karena perbuatannya.

Ketika Sean sibuk mengendap-endap dan bersembunyi, tiba-tiba seorang anak berteriak memanggil petugas, "Penjaga! Aku menemukan orang yang berjalan mengendap-endap, dan sangat mencurigakan!"

"Sepertinya dia seorang pencuri yang kalian cari!" teriak anak itu.

Sean mengepalkan kedua tangannya, ketika anak itu mengadukan dirinya. Langsung saja, Sean mengarahkan senjata apinya pada anak itu. Kurang dari hitungan detik, mata besar Sean bertemu dengan mata anak itu. Keduanya saling menatap tanpa berkedip, sampai akhirnya Sean sadar siapa anak yang baru saja mengadukannya ini.

"Dino?"

••• 

••• 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang