30. Keluarga Kecil Kita (2) TAMAT

708 75 2
                                    

Hidup baru, dengan kedua orang tua di sisi Dino. Setelah Sean memutus hubungannya dengan kegelapan, dia akan membawa keluarga kecilnya menuju kota lain untuk memulai hidup baru. Angel mengangguk setuju, kemudian mulai menyiapkan surat-surat perpindahannya bekerja di rumah sakit lain.

Dino yang sudah terbiasa pindah rumah, tak merasa keberatan lagi. Meskipun dia sempat penasaran, apa yang terjadi selanjutnya dengan Jun, ketika ayahnya telah dihabisi Angel. "Apa dia akan mencari ayah baru lagi, ya?"

"Jika aku bertemu lagi dengannya nanti, aku tak akan mau berteman lagi dengannya."

Dino sibuk menggerutu dan menyiapkan Barang-barangnya. Sementara Angel sendiri mulai menyiapkan barang-barang miliknya beserta Sean. Berbeda lagi dengan Sean yang saat ini tengah duduk di ranjang, setelah pengobatan yang Angel lakukan.

Sembari memasukkan barang-barang ke dalam koper, Angel bertanya, "Sean, apa kau yakin, kita akan pergi sekarang? Sedangkan kondisimu saja, tidak lebih baik dari kemarin."

Sean terdiam, kemudian tersenyum kecil. Pria itu berkata, "Lebih cepat, lebih baik. Lagi pula, yang ingin pergi cepat dari kota ini bukan aku. Tapi Dino. Anak itu bersemangat pindah, karena tak mau berada di kota ini lebih lama lagi."

Angel menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia menaruh koper di atas ranjang, kemudian berjalan ke arah Sean. Padahal niat Angel awalnya adalah memeriksa kening sang suami, tetapi Sean sudah lebih dulu menarik Angel untuk duduk di pahanya.

Sean tersenyum, dan menghirup aroma ceruk leher sang istri. Dia memeluk Angel dari belakang, sembari berbisik, "Bukannya itu bagus? Di kota ini, kita kesulitan mencari tempat berbulan madu yang bagus. Apa kau tak bosan, berada di satu tempat saja?"

Angel tersenyum kecil, merasakan jemari Sean menyentuh pinggangnya. Dia memperingati, "Sean, jangan macam-macam. Pintu belum dikunci. Kau tahu, apa yang akan terjadi ke depannya nanti, jika belum mengunci pintu."

Sean tahu, tapi dia menggelengkan kepala. Sean malah berkata, "Jadi, jika pintunya sudah ditutup, aku boleh melakukan apa yang aku inginkan?"

"Kau belum sepenuhnya pulih, jangan macam-macam," peringat Angel.

Bukannya memenuhi ucapan Angel, Sean malah menantang, "Aku memiliki tenaga yang cukup, untuk membuatmu menyerah istriku."

Hanya dalam hitungan saja, Angel tertawa merasakan jemari Sean menggelitik perutnya. Apalagi ketika bibir pria itu merambat di lehernya, sembari tersenyum kecil.

"Sean! Berhenti! Berhenti!" Angel tak bisa berhenti tertawa, karena gelitikan Sean. Sampai akhirnya, dia menangkup wajah sang suami, kemudian mempertemukan bibirnya hanya dalam hitungan detik saja.

Sean menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Dia langsung berhenti menggelitik Angel, baru kemudian menahan kedua tangan sang istri. Tak perlu waktu lama, bagi Sean mengukung tubuh Angel di bawah tubuhnya. Keduanya tersenyum, sembari menghubungkan bibir satu sama lain tanpa henti.

"Kau mulai nakal, ya," tebak Sean ketika bibirnya terlepas.

Di bawah Sean, Angel bernapas dengan terengah-engah. Dia menatap langsung ke arah bola mata sang suami, kemudian memberitahu, "Bukannya kau suka yang seperti ini?" Angel tersenyum kecil, sembari melepas satu persatu kancing baju suaminya. Dia sesekali menyentuh dada Sean, hingga akhirnya suara Dino mengacaukan semuanya.

"Ibu, Ayah, kapan kalian akan siap? Aku sudah mengangkut barang-barangku ke mobil. Eh, kalian sedang apa?" tanya Dino heran.

Angel dan Sean terburu-buru untuk memperbaiki posisi keduanya. Sean mendengkus, sedangkan Angel tersenyum kecil. Dia beralasan, "Ibu tadi ingin mengganti perban ayahmu, tapi ibu tak sengaja tersandung."

Tanpa banyak bertanya, Dino langsung berkata, "Oh, kalau begitu cepat ganti dan bersiap-siap. Aku akan memasukkan barang-barang ibu dan ayah ke dalam mobil juga."

Setelah Dino pergi, Sean dan Angel mengeluarkan napas panjang. Keduanya sama-sama tertawa, kemudian Angel menawarkan, "Haruskah aku memberinya obat tidur lagi?"

Sean menggelengkan kepala, sembari mengancingkan kembali baju kemeja miliknya. Dia malah beranjak dari ranjang, kemudian membawa koper miliknya. Sean memberitahu, "Cukup kunci pintunya, dan berikan anak itu mainan untuk membuatnya sibuk."

Tamat

Tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang