28. Terbongkarnya Rahasia (1)

579 70 4
                                    

Bulan bersinar menyinari langit malam. Dino sedikit membuka jendela kamarnya, kemudian duduk di atas ranjang. Dia menatap pintu kamarnya dengan teliti, sedangkan telinganya mendengar suara langkah kaki Angel menuju kamarnya.

Setelah pulang dari rumah sakit, Angel langsung menyiapkan makan malam sekaligus memeriksa nilai rapor Dino. Keduanya makan dan menghabiskan waktu bersama. Sampai akhirnya jam menujuk pukul delapan malam. Angel langsung membersihkan diri, dan memakai piyama panjang. Wanita itu menyiapkan susu, dan pergi ke kamar sang anak.

"Anak ibu memang sangat hebat, kau lagi-lagi berhasil menjadi juara kelas. Jika begini, ibu yakin kau akan diterima di sekolah yang kau mau," kata Angel sembari menjulurkan gelas susu ke depan Dino.

Dino melihat susu itu dengan teliti. Padahal dulu, dia akan bersemangat untuk meminumnya sampai habis. Namun, sekarang Dino berpura-pura mengangkat sudut bibirnya ke atas. Dia kemudian mengambil segelas susu, sedangkan salah satu tangannya disembunyikan di bawah selimut.

Dino sengaja menelepon Angel dengan nomor baru, sampai Angel terkejut mendengar nada dering ponselnya. Angel langsung beranjak dari ranjang, dia berkata, "Tunggu sebentar, ibu akan mengangkat telepon dulu."

Setelah Angel pergi ke luar kamar, Dino terburu-buru membuang susu miliknya lewat jendela. Lalu ketika telinganya mendengar langkah kaki Angel mendekat ke kamarnya lagi, Dino langsung duduk di tempat tidur, dan pura-pura meminum susu miliknya.

Angel terkejut, kemudian tersenyum kecil. "Kau begitu ingin tumbuh dewasa, sampai menghabiskan susunya dengan cepat."

Dino mengangguk, dan menarik selimutnya sampai pinggang. Dia duduk di tempat tidur, sembari tersenyum kecil, Dino meminta, "Nyanyikan lagu pengantar tidur, untukku Bu."

Permintaan Dino dituruti Angel, tetapi Dino sendiri malah berpura-pura menutup kelopak matanya. Dia sengaja meminta Angel bernyanyi untuk memastikan dirinya berhasil mengelabui sang ibu.

Nyanyian lembut Angel tak membuat Dino merasa kantuk sedikit pun. Ada sebuah tanda tanya besar di kepala Dino, sampai akhirnya nyanyian Angel berakhir pada lirik terkahir. Angel tersenyum, kemudian mengecup kening Dino. "Tidur yang nyenyak," bisiknya.

Angel beranjak dari tempat tidur sang anak, dengan gelas susu milik. Suara kamar yang terkunci mengenai telinga Dino, sampai akhirnya Dino membuka matanya. Dia meremas kunci cadangan di tangannya, kemudian menebak, "Sudah kuduga, ibu memang berniat untuk mengunciku di kamar ini."

Dino menunggu beberapa saat, sampai suara langkah kaki Angel mulai tak terdengar. Selanjutnya, anak itu menurunkan selimut. Dia terburu-buru memasukkan kunci ke dalam lubang kunci. Namun, ternyata Angel tidak mencabut kembali kunci itu dari pintu.

Niat Dino untuk membuka dengan kunci cadangan, berakhir sia-sia. Anak itu kemudian berjalan menuju jendela, naik dan meloncat ke halaman rumahnya. Setelah itu, Dino harus berusaha naik ke jendela dapur di belakang rumahnya. Meskipun tubuhnya menjadi korban nyamuk-nyamuk nakal.

"Jika bukan untuk menangkap ayah, aku tak akan mau berusaha seperti ini! Ayah si*lan!" Dino langsung berjalan terburu-buru, sembari menggenggam erat kunci cadangan kamar miliknya. Dia mendengar percakapan dua orang dewasa dari lantai atas rumahnya. Segera saja, Dino berjalan mengendap-endap ke lantai atas.

"Aku sudah seperti pencuri di rumahku sendiri," gumam Dino.

Dino mengendap-endap, sampai akhirnya dia sampai di pintu kamar yang sedikit terbuka. Dino mendengar suara tawa Angel, beserta suara rendah seorang pria. Mata Dino semakin memelotot, ketika mendengar suara orang yang jatuh di atas ranjang. Dino berpikir, jika pria itu akan mencelakai Angel.

Namun, ketika Dino berdiri tepat di depan pintu. Dia mengernyitkan kening, pria yang sedang membelakangi tubuhnya itu mengukung tubuh ibunya ke ranjang. Layaknya seekor serigala lapar.

Entah apa yang sedang mereka lakukan. Namun, Dino sempat mendengar perkataan sang pria, "Sebentar lagi misiku selesai. Jika sudah selesai, aku akan datang padamu, lalu hidup bahagia bersama putra kita."

"Putra kita?" Dino menggeleng-gelengkan kepala, sembari meremas kunci di tangannya. Dia masih fokus mendengarkan kedua manusia di depannya, tanpa tahu apa yang sedang mereka lakukan di balik punggung Sean.

Angel mengangguk, kemudian menyentuh perut sang suami. Dia sengaja, melepas satu persatu kancing milik suaminya. Begitu juga dengan suaminya yang tak sabar untuk melucuti semua benang pengganggu pada tubuh sang istri.

Sebelum Sean berhasil menyentuh sang istri lebih jauh, Dino sudah lebih dulu membuka pintu kamar lebih lebar. Anak itu memutar-mutar kunci kamar cadangan di jemari tangannya, baru kemudian bertanya, "Misi apa maksudmu?"

Angel dan Sean yang tersenyum nakal---saling menggoda satu sama lain---langsung memelototkan mata. Kedua senyum di wajah mereka menghilang, bersamaan dengan Sean yang terburu-buru menarik selimut, kemudian membungkus tubuh sang istri. Keduanya melihat ke belakang, tepat di sana ada Dino yang menatap keduanya dengan tatapan tak percaya.

"Dino?" gumam Angel.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang