Numpang promosi yagesya.
Yang suka cerita manusia dua ini + didin di universe yang berbeda, bolehlah mampir ke buku ini, sebelum kuunpub xixi
•••"Tapi... ada kalanya, aku memang berharap dia ada," gumam Dino.
Gumaman Dino membuat Sean terdiam, kemudian melihat ke arahnya. Dia ingin bertanya, tapi Dino sudah lebih dulu bersuara, "Pencuri! Kalian semua ingin membawaku ke mana?! Cepat turunkan aku di sini!"
Sean melihat ke sekitarnya. Dia menawarkan, "Kau ingin turun di tengah hutan?"
Dino melihat ke sekelilingnya, dia kemudian berkata, "Itu... itu... lebih baik, dibanding dijual. Percayalah, tak akan ada yang mau membeliku. Aku keras kepala, pengacau, pembuat onar, dan tak bisa diam untuk mencari tahu apa yang aku inginkan."
"Ibu pasti sedih, jika anaknya dijual," gumam Dino.
Sean ingin berkata, tapi lagi-lagi ucapannya langsung terjeda. Tepat di depannya, dia mendengar suara perut Dino yang kelaparan. Langsung saja, Sean meminta untuk memberhentikan mobilnya di depan rumah makan. Dia melepas kemeja pekerja, kemudian menggantinya dengan kemeja berwarna hitam.
Mata Dino memelotot, melihat otot-otot perut yang berada tepat di depan mata. Harus Dino akui, selain tampan pria di depannya memang menawan. Apalagi ketika Sean mengajak, "Ayo pergi makan."
Dino tak percaya dengan tawaran Sean. Dia bertanya, "Kau pasti ingin memberiku makan, supaya aku besar dan bisa dijual dengan harga tinggi! Aku tak ingin makan dengan pencuri sepertimu!"
"Lebih baik aku berteriak dan meminta tolong saja! Tolong! Tolong! Ada pencur---" Belum sempat Dino berkata-kata, para pengawal Sean sudah lebih dulu menutup mulutnya.
Ucapan Dino tak membuat Sean menghentikan niatnya. Pada akhirnya Sean meminta para bawahannya untuk menangkap Dino, kemudian menggendong tubuh anak itu ke sebuah rumah makan. Sean memperingati, "Kau harus mengisi perutmu, sebelum aku menjualmu pada ibumu."
Setelah itu, Dino akhirnya diam. Dia kehilangan tenaga untuk berteriak dan melarikan diri. Sebenarnya Dino takut berurusan dengan pria-pria berotot kekar, dengan status pencuri ini. Namun, anak itu masih berpura-pura tak takut, dan berniat memberontak.
"Makanlah, " ucap Sean ketika Dino berada tepat di depan sebuah meja. Di atas meja terdapat banyak makanan yang masih hangat. Dino bahkan menemukan beberapa makanan favoritnya, termasuk minuman yang selalu dia minum.
Padahal Dino merupakan tahanan, tetapi Sean memperlakukannya seperti seorang pangeran. Jelas saja, Dino yang kelaparan langsung menghabiskan makanan di depannya, tanpa malu-malu.
Sembari mengunyah makanannya, Dino berkata, "Pencuri, entah dari mana kau mendapatkan uang untuk membeli semua makanan ini. Tapi aku tak mau memakan uang hasil kriminal. Nanti, jika kau menjualku pada ibuku, aku akan meminta ibu untuk mengganti semua uangmu."
Sean tersenyum, kemudian menyangga salah satu pipinya dengan tangan. Sean memberikan uang bulanan pada Angel untuk memenuhi kebutuhan, sekaligus tabungan di masa depan. Lalu sekarang, Dino meminta Angel untuk membayar makanannya pada Sean. Sean hanya membalas, "Baiklah. Aku akan menagih utangmu nanti."
Awalnya Dino bebas makan sepuas hati. Dia ingin menghabiskan ayam terakhir, tetapi Sean tiba-tiba mengatakan jika dia tidak mempunyai uang untuk membayar. Sean menarik dan mengeluarkan napas panjang, dia berkata pada salah satu pengawal, "Aku lupa, pakaianku diganti. Semua uangku, masih belum kubawa. Bayar dulu makanannya saat ini."
"Baik Tuan," balas salah satu pengawal.
Dino menyelesaikan makannya, kemudian mengambil segelas susu saja. Dia berkata, "Ternyata pencuri ini sebenarnya bukan orang kaya. Dia hanya sok-sok memiliki banyak pengawal, tapi ternyata... ah, sudahlah. "
"Walaupun kaya, tapi hasil mencuri, sama dengan nol."
"Lebih baik aku mempersiapkan alasan yang tepat, jika aku menemui ibu nanti. Dia pasti akan mengomel, karena aku membolos, lalu diculik dan dijadikan jaminan untuk dijual," gerutu Dino.
Setelah meminum susu, Dino tiba-tiba merasakan rasa kantuk. Kedua kelopak matanya langsung memberat, sampai kepalanya hampir jatuh ke meja. Pada akhirnya, Sean menahan tubuh sang anak. Dia mengeluarkan napas panjang, sebelum menggendong tubuh anaknya dan pergi dari rumah makan.
•••
Sean pergi ke rumah sakit untuk mengantarkan putranya pada Angel. Dia sengaja, berpura-pura menjadi seorang petugas rumah sakit, kemudian memberikan putranya pada Angel, setelah Angel selesai bekerja. "Anak ini membolos les, dan aku menemukannya di toko barang antik. Sepertinya, kita harus memperketat pengawasan Dino. Kau ingin aku mengirim salah satu pengawal?" tanya Sean.
Angel menggelengkan kepala. Dia berkata, "Dino tak suka dikekang, apalagi dimata-matai. Tapi dia pasti akan mendengarkan nasihatku nanti. Maaf, sudah mengganggu misimu."
Sean tersenyum tipis, kemudian mendudukkan Dino di mobil Angel. Setelahnya, jemari Sean menyentuh pipi Angel, dia berkata, "Tak perlu meminta maaf. Dia juga merupakan tanggungjawabku. Seharusnya aku yang meminta maaf, karena merepotkanmu."
Tidur Dino terusik, karena mendengar suara kendaraan di parkiran dan obrolan kedua orang tuanya. Dia perlahan membuka kelopak matanya, kemudian melihat tangan Sean bersentuhan dengan tangan Angel. Keduanya bahkan saling bertatapan dengan senyuman tipis.
Dino tak bisa mendengar dengan jelas apa yang keduanya sampaikan. Namun, dilihat dari sorot mata Sean, yang mengagumi Angel, membuat Dino memperingati, "Jangan coba-coba menipu dan mendekati ibuku. Walaupun kau tampan, tapi ibuku tak suka pria yang tak punya uang, apalagi berstatus sebagai seorang pencuri."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]
Fiksi PenggemarHidup dalam kebohongan yang digunakan untuk melindungi kesayangan. Sampai kapan Angel akan bertahan?