Hapus Buku Ini Dari Perpustakaan!

5K 143 12
                                    

Akira's Note: Berhubung banyak banget  Readernim yang mau baca lanjutan cerita ini, tapi bukunya udah dikunci di apk Karyakarsa, aku mutusin buat kasih beberapa chapter lanjutan di sini~ 

Ini khusus Readernim yang nagih, jadi... yang gak ngerasa nagih segera hapus bukunya dari perpus, aja.

Xie xie~

Xie xie~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Dino, putra Bu Dokter memang sangat pintar. Buktinya, selain juara satu di kelas enam, dia juga termasuk juara kelas."

"Tak heran, Bu Dokter juga begitu pintar dan baik hati. Aku dengar, karena kerajinannya mengobati para tentara, dia menjabat posisi sebagai dokter paling penting."

"Ah, beruntung sekali pria yang berhasil meraih hatinya. Sudah memiliki istri cantik, pintar, anaknya juga sangat membanggakan."

"Tapi, aku sampai sekarang belum tahu siapa suami asli Bu Dokter. Apa kau pernah melihat sebelumnya?"

"Tidak juga. Aku dengar, suaminya adalah tentara yang meninggal ketika Bu Dokter tengah mengandung anaknya."

"Kasihan sekali, tapi syukurlah sekarang kehidupan Bu Dokter sangat baik. Aku kagum, karena Bu Dokter masih bisa bangkit, setelah suaminya pergi."

Semua gosipan ibu-ibu menyapa telinga Angel. Wanita berjas putih itu tak keberatan, dirinya menjadi pusat perhatian. Dia pura-pura tuli, dengan kedua sudut bibir yang tak henti-hentinya terangkat ke atas. Jujur saja, berita tentang peringkat anaknya membuat Angel merasa bangga.

Angel melangkah anggun menuju kelas sang anak. Rambut panjang wanita itu tersapu angin, dengan mata berbinar ketika melihat cahaya mentari. Angel tak bisa menjatuhkan senyumannya. Apalagi ketika melihat anaknya yang tengah menunggu di depan kelas, bersama seorang Bu Guru.

"Selama siang, Bu Ema," sapa Angel.

Wanita paruh baya itu tersenyum, kemudian berdiri dari duduknya. Baru membalas sapaan Angel, sekaligus menunjukkan tempat keberadaan sang anak.

Angel berkata, "Maafkan aku, karena aku telat datang dan telat menemani Dino untuk mengambil rapor. Tadinya, saat aku ingin pergi ke sini, tiba-tiba ada pasien darurat yang harus aku tangani terlebih dahulu."

Bu Ema tersenyum, dan menggelengkan kepala. "Tidak masalah, Bu Angel. Saya tahu, jika Anda pasti mempunyai banyak urusan sebelum pergi ke sini."

"Selamat juga, karena putra Anda berhasil menduduki posisi nomor satu di kelas, sekaligus sekolah," ungkap Bu Ema.

Angel bertepuk tangan, kemudian menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Dia melihat ke arah sang anak, kemudian memuji, "Wah, putra Ibu memang hebat. Selamat Dino."

Kebahagiaan menyelimuti Angel, tapi itu tidak berlaku untuk Dino. Alih-alih diselimuti oleh kegembiraan, anak itu malah terdiam dengan wajah datar. Matanya menatap kosong ke depan, setelah itu dia melompat dari kursinya. Tanpa membalas ucapan Angel, Dino sudah lebih dulu berkata, "Pulang."

THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang