Kota Zheryun, istana Zheryun. Beberapa hari setelah peperangan.Milya berjalan di koridor istana dengan setumpuk dokumen yang memenuhi kedua tangannya itu hingga dia harus sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat kemana dia menuju.
Tentu saja tujuannya tidak lain adalah ruangan tempat pemimpin saat ini, yaitu Ratu Akina bekerja. Karena Akina menggantikan posisi ayahnya sebagai seorang Raja, jadi dia sengaja memindahkan ruang kerjanya ketempat lain yang menurutnya lebih tenang.
Setelah berjalan cukup lama, Milya akhirnya sampai tepat didepan pintu ruangan terbuat dari kayu yang dicat coklat tua dengan pinggiran berwarna kuning keemasan tersebut.
Disana terdapat pula dua orang prajurit yang berjaga disamping kiri-kanan pintu, salah satu prajurit kemudian membukakan pintu untuk Milya karena prajurit tersebut melihat tangannya sudah penuh dengan dokumen.
Pintu itupun terbuka dan Milya berjalan masuk kedalam ruangan sementara prajurit tadi langsung menutup pintu itu kembali setelah memastikan Milya sudah masuk kedalam ruangan.
Pandangan Milya ketika memasuki ruangan itu langsung tertuju pada tumpukan buku di sofa, lantai, bahkan disamping meja yang tidak tersusun dan bertumpuk begitu saja.
Akina memang adalah orang yang gemar mengumpulkan pengetahuan dari berbagai negeri berupa buku selama ekspedisinya. Jadi tidak heran jika ruang kerjanya dipenuhi oleh buku-buku yang menyimpan informasi berharga. Namun biasanya buku-buku tersebut tersusun rapih di rak-rak yang merupakan perpustakaan kecil pribadi milik Akina itu.
"Anu, Yang Mulia.." Kata Milya yang berjalan mendekat kearah meja kerja Akina.
Disana Akina terlihat sedang duduk disebuah kursi dengan sandaran yang memiliki ukiran seperti singa itu sambil menulis sesuatu diselembar kertas menggunakan sebuah pena bulu.
"Oh, Milya. Ada apa?" Tanya Akina untuk memastikan kedatangan Milya.
"Ini, uh.. ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Yang Mulia" Jawab Milya sambil menunjukkan tumpukan dokumen yang berada dikedua tangannya itu.
Jika dilihat lagi, jumlah dokumen itu tidaklah sedikit.
"Lagi? Hah.., baiklah, letakkan saja disini nanti akan aku tandatangani" Kata Milya sambil menunjuk kearah meja kerjanya.
Mendengar itu, Milya lalu meletakkan tumpukan dokumen tersebut dimeja tepat dihadapan Akina, "Baik, Yang Mulia.."
Setelah tumpukan dokumen itu diletakkan, Akina mengambil salah satu dokumen dan membaca isinya.
"Aku tidak percaya ayahku mampu mengurusi semua ini seorang diri selama dia menjabat sebagai Raja.." Setelah membaca isi salah satu dokumen, Akina lalu menaruhnya kembali dibagian atas tumpukan itu.
"Anu, Ratu Akina, sebenarnya Yang Mulia Raja tidak menandatangani semua dokumen itu seorang diri, beliau dibantu oleh tuan Dermian. Namun sekarang tuan Dermian menghilang sejak kejadian itu dan keberadaannya tidak diketahui hingga saat ini" Balas Milya sambil memberikan hormat kepada Akina.
"Hah, yah kau benar. Andai saja Encore ada disini untuk membantuku mengurusi dokumen-dokumen ini" Kata Akina sambil menghela nafas dalam-dalam.
"Ngomong-ngomong soal tuan Encore, apakah Yang Mulia tau dimana dia sekarang ini?" Tanya Milya penasaran karena semenjak dia datang ke istana ini, dia tidak melihat Encore dimanapun.
"Ah ya benar, aku lupa memberitahumu. Encore sebelumnya aku tugaskan untuk menyelidiki sesuatu, dan juga hingga saat ini aku belum mendapatkan laporan darinya. Ini, Encore memintaku untuk memberikan ini kepadamu sebelum dia pergi" Jawab Akina lalu mengambil sesuatu dari laci mejanya dan memberikannya kepada Milya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old Girl
Viễn tưởngCerita Original dari Author sendiri. Kritik dan saran bisa diberikan dikolom komentar karena itu dapat membantu Author dalam pengembangan cerita kedepannya. Ingat! Cerita ini belum direvisi untuk semua chapternya sejak pertama publish, jadi untuk ke...