#Volume 2 : Chapter 13

240 31 1
                                    

Dari arah gerbang barat kerajaan Amor, terlihat pasukan Aurandel yang dpimpin oleh Aldes mendekat dan bergerak masuk kedalam kota.

Aldes memasuki kota sambil menaiki sebuah kuda putih dengan memakai zirah Knight yang juga berwarna putih dengan sedikit keperakan miliknya. Lalu dibelakangnya, terdapat Fahnir dan Encore juga para prajurit Aurandel yang berjumlah sekitar 300 orang lebih mengikuti.

  "Tempat ini berantakan sekali" Kata Encore saat melihat bekas puing-puing bangunan yang berserakan.

  "Lalu kemana semua warga kota? Apakah mereka sudah mengungsikan diri ke tempat yang aman?" Tanya Encore ketika melihat situasi kota Amor yang begitu sepi.

  "Aku tidak tau, tapi sepertinya mereka berusaha bertahan namun tidak berhasil.." Jawab Aldes dengan singkat.

Aldes kemudian turun dari kudanya.

  "Sebaiknya berpencar ke sudut-sudut kota, cari setiap korban yang bisa kalian temukan, sepertinya pasukan Sonora telah pergi dari sini.." Lanjut Aldes yang menitipkan kudanya ke salah satu prajurit itu.

  "Baiklah, kalian para pemalas, ikuti aku!" Fahnir kemudian pergi beserta para prajurit Aurandel yang dipimpinnya.

Sementara Encore pergi kearah yang berlawanan dengan Fahnir, dan Aldes membawa serta pasukan Aurandel yang tersisa untuk mengikutinya.

Malam itu begitu dingin dan sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan dimanapun, penerangan yang mereka miliki hanyalah berasal dari lentera kristal yang memancarkan cahaya dan obor saja.

Prajurit yang berada dibawah komando Aldes pun mulai menyebar disekitar puing-puing bangunan yang berserakan untuk mencari korban yang selamat ataupun yang tidak jika ada.

Tapi anehnya, tidak ditemukan satupun orang atau jasad disana. Lalu disaat Aldes berjalan memasuki alun-alun kota, disana terdapat ratusan mayat pasukan Sonora yang menumpuk diberbagai tempat.

Tentu saja Aldes sangat terkejut melihat hal ini.

  "Apa yang sebenarnya terjadi disini?! Mengerikan sekali" Saat Aldes mengarahkan lentera kristal yang berada ditangannya, barulah terlihat dengan jelas semua mayat dari para Furry itu.

Lalu salah satu prajurit Aldes datang menghampirinya.

  "Tuan Aldes, kami sudah periksa ke sudut-sudut kota tapi tidak menemukan siapapun.." Lapor prajurit itu sambil memberikan hormat kepada Aldes.

  "Baiklah, aku akan pergi ke istana Amor untuk memeriksa sesuatu. Kalian bereskan kekacauan yang ada disini" Perintah Aldes kepada prajurit.

  "Baik tuan Aldes!" Prajurit itu kemudian pergi berlalu.

Aldes kemudian menaiki kudanya kembali dan memacu kuda tersebut dengan cepat menuju istana Amor seorang diri.

***

Lalu ditempat lain, didimensi lain.

  "Bagaimana cara kita keluar dari sini?! Apa kau tidak bisa melakukannya seperti membawa kami sebelumnya?!" Clarise mengguncangkan tubuh Clara dengan cukup kencang.

  "A-ah.. hentikan.. aku bisa pusing.. baiklah baiklah, akan aku lakukan.. tapi tolong berhentilah, aku bisa pusing.." Jawab Clara yang memohon kepada Clarise untuk berhenti.

Akhirnya Clarise pun menghentikan guncangannya, terlihat mata Clara seperti berputar-putar.

  "Baik, sekarang bawa kami keluar dari tempat ini!" Ucap Clarise tanpa melepaskan cengkeramannya dari pundak Clara.

  "A-ah, soal itu.. aku telah menggunakan kemampuan terkuat milikku beberapa kali hari ini.. jadi, aku pikir aku tidak punya cukup Mana untuk membawa kalian semua keluar dari dimensi ini.. hehe.." Jari telunjuk Clara saling bertemu satu sama lain sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang