#Volume 3 : Chapter 11

119 22 0
                                    


Dari arah langit kota, siluet yang berasal dari sesosok hewan yang sedang terbang mendekat bersamaan dengan seseorang yang menunggangi hewan tersebut terbang mendekat kearah istana Zheryun.

Para prajurit yang berjaga tidak memberikan banyak respon terkait akan sosok siluet itu, alasannya karena mereka telah mengetahui siapa yang menunggangi hewan itu sebelumnya.

Dan tentu saja itu adalah Akina dengan menunggangi makhluk summon miliknya yang bernama Icarus. Bersama-sama mereka berdua mendapatkan julukan Pasangan Terkuat dari Kota Zheryun. Karena ketika mereka berdua bertarung bersama, belum pernah ada yang pernah mengalahkan mereka di arena.

Pernah sekali ketika turnamen diadakan di ibukota dan Akina menjadi salah satu peserta yang ikut berpartisipasi di dalam turnamen itu, dia menang mudah dengan mengalahkan peserta yang tidak diketahui dibabak final.

Tetapi Akina sendiri menganggap kemenangan itu disengaja, karena dia berpikir lawannya itu sengaja mengalah darinya. Lalu lawannya itu datang kepada Akina dan berjanji akan bertemu kembali di turnamen berikutnya, namun kali ini mereka akan bertarung bersungguh-sungguh.

Tapi sejak pertemuannya yang terakhir kali itu, Akina tidak pernah bertemu lagi dengan petarung misterius tersebut hingga saat ini.

Sejenak dia memejamkan matanya untuk mengingat hal itu kembali kemudian membuka matanya, Akina kemudian mendaratkan Icarus tepat didepan pintu masuk utama istana Zheryun dan disambut oleh dua prajurit yang sedang berjaga didepan pintu.

  "Selamat datang kembali, Putri Akina!" Kata kedua prajurit itu sambil memberikan hormat khas para Knight kepada Akina.

  "Oh, ya.. bukankah sudah kubilang jangan panggil aku putri? Aku tidak suka dipanggil dengan panggilan seperti itu" Jawab Akina sembari turun dari tunggangannya tersebut.

Tepat sesaat setelah Akina turun dan berjalan beberapa langkah, Icarus kemudian menghilang menjadi partikel-partikel cahaya yang seperti tertiup angin.

  "Ah, maafkan kami tuan putri, tapi itu adalah salah satu kewajiban kami sebagai prajurit.." Jawab salah satu prajurit itu.

  "Iya, dia benar Putri. Lagipula ini adalah perintah dari sang Raja langsung, kami tidak mungkin melanggar perintah beliau.." Jawab prajurit lainnya.

  "Hah.., baiklah kalau begitu, ngomong-ngomong apakah ayahku ada ditempatnya saat ini?" Tanya Akina kepada dua prajurit itu.

  "Ya, Putri. Saat ini beliau ada diruangannya, tetapi beliau memerintahkan kami untuk memberikan pesan kepada para petinggi istana untuk hadir dalam pertemuan, atau lebih tepatnya orang-orang penting yang diundang.." Jawab salah satu prajurit itu kembali.

  "Mungkin sebaiknya Putri juga ikut dalam pertemuan itu, Raja telah menunggu diruang pertemuan.." Jawab prajurit lainnya lagi.

  "Pertemuan? Hm, baiklah kalau begitu.." Setelah itu Akina pun berjalan masuk kedalam istana dan kedua prajurit tadi melanjutkan pekerjaannya yaitu berjaga didepan pintu istana.

***

Akina sedang berjalan menuju ruang tahta tempat sang Raja berada saat ini, saat dia berjalan mendekati pintu ruang tahta, kedua prajurit yang berjaga didepan pintu membukakan pintu tersebut dan memberi hormat kepada Akina.

Itu adalah hal yang wajar di istana ini mengingat Akina adalah seorang Putri Raja. Lalu disaat dia melangkah masuk kedalam ruang tahta, Akina tidak mendapati sang Raja sedang berada disinggasananya saat itu.

Dan satu-satunya tempat yang bisa Akina pikirkan adalah, sebuah ruangan dibelakang singgasana, jadi Akina memutuskan untuk memeriksanya.

Apa mungkin Akina lupa perkataan 2 prajurit penjaga pintu yang tadi dia temui?

When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang