#Volume 4 : Chapter 3

102 19 0
                                    


Flashback

Kedua pedang katana saling beradu hingga menimbulkan percikan api diantara keduanya. Masing-masing dari mereka melakukan gerakan yang sangat cepat hingga keduanya tidak bisa terlihat ketika melancarkan serangan satu sama lain.

Salah satu dari mereka mengayunkan pedangnya dengan tempo yang cukup cepat, sementara lawannya berusaha menangkis seluruh serangan itu yang tidak kalah cepat pula.

Namun setiap kali dia bertahan, dia terdorong kebelakang hingga terjatuh akibat kuatnya serangan tersebut, tetapi dia berhasil menghindari hujaman pedang yang diarahkan kepadanya dengan cara berguling kesamping.

Dia kemudian berusaha bangkit kembali meskipun dia sendiri terlihat sudah hampir mencapai batasnya dengan nafas yang sedikit terengah-engah.

Dia lalu memasang kuda-kuda dengan memegang pedang katana miliknya didepan tubuhnya sambil berfokus kepada lawan yang berada dihadapannya itu. Sementara lawannya itu berdiri sambil mengibaskan pedangnya kesamping kanan bawah.

Dengan amat fokus, dia memperhatikannya untuk mencari celah agar dia dapat menyerangnya, dan ketika dia menemukan kesempatan itu, dia langsung bergerak dan berlari menuju kearah lawannya tersebut.

Dia seolah menyerangnya dari arah depan, namun ketika sudah sangat dekat, sosoknya menghilang kemudian mencul tepat disampingnya dan berusaha menyerang orang tersebut. Tetapi serangannya telah terbaca dan orang itu dapat menahan tebasan pedang miliknya dengan dua tangan.

  "Hanya segitu saja kemampuanmu? Perhatikan ini!"

Secara tiba-tiba, terasa tekanan udara yang sangat kuat terkumpul disekitar orang tersebut.

Tekanan udara itu terpusat disatu titik dan seperti masuk kedalam pedangnya. Kemudian, terjadilah sebuah ledakan udara yang membuat dia terpental hingga terbanting ketanah dengan sangat keras.

  "Ugh.."

Orang itu menatap kearahnya yang tidak berdaya itu, dia berusaha untuk mengambil pedang katananya yang ikut terpental bersamanya tadi yang tak jauh darinya tersebut.

Namun orang itu berjalan kearahnya seolah siap untuk membunuhnya, lalu ketika orang itu sudah berdiri dihadapannya dan menghunuskan pedang kearahnya, dia masih berusaha meraih katananya. Lalu orang tersebut menyarungkan pedangnya kemudian mengulurkan tangan kepada dia kemudian tertawa.

  "Bangunlah Sei, sepertinya aku yang menang kali ini yah ahahaha.." Sei namanya, mengambil uluran tangan tersebut bersama dengan pedangnya kemudian bangkit dibantu oleh orang itu.

  "Kau hanya beruntung Yuuta, kalau aku tidak lengah diserangan terakhir, aku sudah menang tadi" Balas Sei sembari menyarungkan katananya itu lalu membersihkan debu yang menempel dipakaiannya.

  "Yah kau benar, sebaiknya kita kembali ke desa sekarang karena sudah hampir jam makan siang" Kata orang itu kembali yang dipanggil dengan nama Yuuta oleh Sei.

Dan akhirnya, mereka berdua pun berjalan pergi dari hutan tersebut sambil diisi dengan sedikit candaan dan mereka terlihat seperti kedua saudara yang saling menyayangi satu sama lain.

Ngomong-ngomong soal Yuuta dan Sei, mereka berdua adalah seorang yang berasal dari ras yang disebut dengan ras Furry. Yuuta merupakan Furry dengan jenis Wolven atau setengah serigala, sementara Sei adalah Furry dengan jenis Kitsune atau setengah rubah.

Yuuta memiliki ekor dan telinga serigala yang berwarna hitam, sementara Sei memiliki telinga dan ekor yang kontras dengan warna Yuuta, yaitu putih. Juga Sei memiliki sebuah kalung dengan lonceng kecil dilehernya yang berwarna keemasan yang juga terkadang berbunyi ketika ia melangkah.

When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang