#Volume 4 : Chapter 7

101 16 0
                                    


Cahaya putih yang menyilaukan mata perlahan memudar, dan ketika para prajurit itu membuka kedua mata mereka, mereka menyadari telah berpindah tempat dan melihat ke sekitar yang dimana disana hanya terdapat tanah merah yang membentang dengan disertai beberapa bukit kecil.

Tak hanya itu saja, terdapat juga kabut hitam tipis ditempat itu sehingga jarak pandang mereka menjadi terbatas.

  "Hey, apa kau yakin ini tempatnya? Tempat ini seperti tempat mati" Kata Aldes yang memperhatikan sekitarnya itu.

  "Ya, tidak salah lagi. Aku sengaja membawa kita sedikit agak jauh dari tempat itu" Balas Raphael yang berada tak jauh darinya.

Kemudian sosok dari ras Angel Raphael mulai menghilang dan berubah kembali menjadi seperti manusia biasa, sementara pedang miliknya sendiri tetap berada digenggaman tangannya.

Setelah mengamati tempat tersebut selama beberapa saat, Akina kemudian memberikan perintah pertamanya ditempat itu kepada Encore, "Encore, dirikan perkemahan sementara untuk para prajurit ditempat ini, aku akan membuat pelindung nanti setelah perkemahannya selesai. Kita tidak tau berapa lama pertempuran akan berlangsung nantinya"

  "Baik, yang mulia!" Jawab Encore dengan tegas yang kemudian pergi untuk melaksanakan perintah tersebut.

Dari atas terlihat bahwa tempat mereka berada seperti disebuah lembah, mirip seperti sebuah mangkuk dengan beberapa gelombang disekitarnya, tempat yang cocok untuk mendirikan perkemahan karena cukup terlindungi.

Sementara itu Sei sudah tidak berada di tempatnya dan terlihat sedang berjalan menaiki sebuah bukit pasir yang berada didepan sana.

  "Aku bisa merasakan aura Master dari balik bukit itu, tapi entah kenapa sangat lemah" Ucap Liana yang terlihat sedang menahan amarahnya hingga terlihat percikan listrik merah keluar dari matanya.

Hal itu membuat Rachell yang berada dibelakangnya pun mundur beberapa langkah dikarenakan dia merasakan aura kemarahan yang berada disekitar Liana.

  "Tunggu Liana, bersabarlah, kita tidak tau apa yang sedang direncanakan Dakureiba. Sebaiknya kau tunggu disini dan menjaga Rachell, aku akan pergi kesana dan memeriksanya" Kata Lucifer menahan Liana yang ingin bergerak itu menggunakan tangan kirinya.

Namun Liana terlihat seperti sudah kehilangan kesabaran dan ingin cepat-cepat mengamuk.

  "Dengarkan aku, Master sendiri yang mengatakan ini jika Rachell adalah sesuatu yang sangat penting, jadi kalau sampai terjadi sesuatu kepadanya maka itu sama saja dengan mengecewakan Master, kau tau itu kan Liana?" Mendengar hal itu Liana menjadi sedikit lunak walaupun dia sebelumnya mendecih kesal karena ditahan oleh Lucifer.

  "Apa Master baik-baik saja? Rachell juga ingin menyelamatkan Master!" Ucap Rachell secara tiba-tiba dengan menggenggam sebuah kristal tersegel berwarna biru cerah dikedua telapak tangannya.

Melihat hal itu, Lucifer langsung mengkerutkan keningnya, "Liana, tolong jaga Rachell. Ini demi Master"

  "Hah.., baiklah kalau begitu" Setelah mendengar Rachell mengatakan itu, kemarahan Liana mulai menghilang.

Lalu Lucifer pun mengeluarkan sayap iblisnya kemudian terbang menembus kabut hitam tipis tersebut, dan hal itu disadari oleh beberapa yang berada disekitar sana.

  "Tenang saja Rachell, kita pasti akan menyelamatkan Master. Aku berjanji" Ucap Liana kepada Rachell sambil memperhatikan bayangan Lucifer yang mulai menghilang dibalik kabut.

Rachell yang mendengar hal itu kemudian mengangguk dan secara bersamaan, kristal yang berada digenggaman kedua tangannya pun menghilang.

Setelah itu perkemahan prajurit sementara berhasil didirikan oleh para prajurit itu serta memiliki tenda medis didalamnya bagi yang terluka nantinya. Dan juga mereka mempersiapkan sebuah lingkaran teleportasi serba guna didekat perkemahan tersebut yang berukuran cukup besar.

When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang