2

803 191 36
                                    

Chapter 2

Kemana perginya tatapan yang penuh keramah-tamahan itu?

Kemana perginya ucapan sopan nan santun itu?

Dan kemana perginya sikap bijak yang biasanya orang itu tunjukan dilayar kaca televise?

Kemana?

Kemana?

Apa memang semua yang terlihat dalam layar kaca itu selalu berbeda begini dengan kenyataan yang sesungguhnya yah? Jadi semuanya itu palsu? Pangeran yang selalu dibanggakan, diidam-idamkan oleh seluruh perempuan ini ternyata punya sikap, tatapan serta ucapan yang berbanding terbalik dengan apa yang selama ini orang itu tunjukan?

Sooyoung benar-benar tidak mengerti dengan situasinya sekarang ini. Pertama, ia sial. Kedua ia sial, ketiga dan keempat serta seterusnya pun ia sial. Pokoknya malam ini adalah malam paling sial sepanjang malam yang pernah Sooyoung rasakan dalam dua puluh delapan tahun hidupnya.

"Jadi..." Pangeran Taehyung atau pangeran muda atau calon raja atau apalah itu sebutannya, masih saja menatap tajam Sooyoung seolah Sooyoung hanyalah seonggok sampah tidak berguna yang sudah tidak bisa didaur ulang kembali. Benar-benar hanyalah sampah! "Kau ini putri dari pejabat Park?"

Apa Sooyoung harus bilang kalau dia ini anak angkat saja karena ayahnya selalu bertindak sesukanya padanya? Tapi kalau Sooyoung berbohong, karena demi apapun, ayah Sooyoung adalah ayah kandungnya. Sooyoung bahkan pernah diam-diam mengambil sehelai rambut ayahnya untuk mengetes DNA mereka. Tentu saja hasilnya mereka benarlah satu gen. Jadi dari pada hukuman Sooyoung bertambah banyak nantinya (Melihat dari sikap pangeran yang teramat berbeda begitu) lebih baik Sooyoung menganggukan kepalanya. "Benar..."

"Lalu kenapa kau berkeliaran sendirian pada pukul satu lewat enam belas menit, nona Park? Apalagi kau berkeliaran dan berlari di bahu jalan raya. Apa kau sedang melakukan percobaan bunuh diri?"

"Tidak, tidak...!" Sooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya cukup kuat. Biarpun dia kesal pada ayahnya setengah mati karena sudah memblokir kartunya, dia tidak punya niatan untuk bunuh diri. Justru dia berlari untuk menyelamatkan dirinya, bukan?

Taehyung melonggarkan dasi kupu-kupu trendy (yang kelihatannya cukup mahal) yang menggantung dilehernya kemudian dia menghela nafasnya. "Namjoon, tolong antar nona Park pulang saja! Tidak ada hal yang perlu kita khawatirkan lagi sepertinya."

"Seperti...nya?!" Sooyoung tidak sadar kalau satu kata pertanyaannya itu akan terdengar oleh dua lelaki yang ada bersama dirinya dalam satu ruangan itu. Kemudian dengan gerakan cepat, saat Taehyung kembali menatapnya, ia segera menundukan kepalanya. Tidak berani!

"Apa maksudmu dengan sepertinya?"

Dasar pengeran yang bodoh! Astaga tahan perkataanmu kalau kau tidak mau leher cantikmu itu dipenggal, Park Sooyoung. Dengan hati-hati, Sooyoung menegakan kepalanya kemudian tersenyum. "Maaf, yang mulia. Saya hanya iseng tadi."

"Iseng?"

"Iya, iseng! Sejenis dengan tidak sengaja melakukannya karena bosan atau tidak ada kerjaan lainnya."

"Jadi maksudmu karena iseng makanya kau berlari ke tengah jalan?" Taehyung menaikan sudut bibirnya. Bukan tersenyum yah! Kemudian dia melanjutkan. "Sudah aku duga kalau orang sepertimu ini memang tidak bisa dibiarkan lepas begitu saja. Kau bahkan tidak memikirkan kerugian yang mungkin akan didapatkan oleh orang lain karena ke-iseng-an-mu itu." Taehyung menoleh pada Namjoon saat menambahkan. "Namjoon, tolong antar nona Park pulang kemudian tahan kartu identitasnya! Dan satu lagi! Tolong beritahu ayahnya untuk menghadap padaku besok siang. Aku ingin merundingkan pada ayahnya dulu mengenai hukuman apa yang harus didapati oleh anaknya ini." Setelahnya, pangeran kita yang amat bijak itu berdiri bangun lalu berjalan meninggalkan Sooyoung yang mulutnya sudah menganga lebar karena terlalu terpukau dengan kalimat yang diucapkan Taehyung untuknya tadi.

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang