12

620 170 28
                                    

Chapter 12

"Ayo kita lari dan tinggalkan semua omong kosong ini, Park Sooyoung! Ayo kita pergi dari sini dan hidup berbahagialah bersamaku!"

Apa Soekjin sedang latihan drama atau bagaimana sih? Tapi kenapa ekspresi wajahnya sangat mendalami sekali yah? Sooyoung memang tidak pintar, tapi dia juga tidak bodoh. Mana mungkin dia menganggap kalimat ajakan yang barusan Soekjin bilang itu sebagai ucapan yang sungguh-sungguh? Dia tidak mau menelan bulat-bulat semua ucapan Soekjin yang barusan itu. Jadi daripada suasananya semakin terasa janggal, lebih baik Sooyoung tersenyum saja. Terkadang sebuah senyuman bisa mengatasi segala hal kan?

Mari kita coba saja!

"Pangeran utama, apa kau sedang latihan drama? Atau diam-diam kau memang seorang artis teater yah?"

Kalau seandainya semuanya hanyalah sandiwara diatas panggung teater saja, mungkin Soekjin tidak akan pernah merasa tersiksa begini. Tapi semuanya adalah kenyataan pahit yang biar bagaimanapun harus Soekjin terima walau hatinya masih saja berat dan tidak ikhlas menerimanya.

Soekjin tersenyum membalas senyuman Sooyoung yang nyatanya mampu memperbaiki keadaan dan mampu menyadarkannya kalau Park Sooyoung adalah Park Sooyoung, bukan sosok ibunya yang menderita. Dan semoga saja Sooyoung selamanya akan menjadi dirinya yang seperti sekarang ini. Dia tidak akan terbentuk menjadi ibunya yang sangat menderita itu."Lalu apa akting ku yang barusan itu bagus?"

"Bagus! Bagus sekali!" Sooyoung bertepuk tangan seolah-olah sangat bangga dengan Soekjin yang pintar berakting itu. "Bravo Kim Soekjin, Bravo!"

Soekjin melebarkan senyumannya, membiarkan tawanya menghilangkan seluruh keluh kesahnya. "Jadi, apa kau mau menonton teater bersamaku nanti?"

"Nanti?"

Soekjin memanyunkan bibirnya sejenak, pura-pura berpikir kemudian ia kembali tersenyum saat menjawab pertanyaan Sooyoung. "Bukannya hari ini kau tidak boleh bolos lagi dalam pelajaran? Jadi aku tidak mungkinkan mengajakmu menonton teater hari ini juga?"

Benar! Yang dikatakan Soekjin tidak salah. Tapi maksud pertanyaan Sooyoung yang sebenarnya bukanlah itu. Maksudnya, apa Soekjin ini benar-benar mau mengajak Sooyoung untuk menonton teater suatu hari kelak, begitu? Sooyoung ingin memastikan pertanyaannya, bukan kapan waktunya.

"Ada apa memangnya?" Soekjin mengedipkan kedua matanya normal sambil menatap Sooyoung sebelum menambahkan. "Apa kau tidak suka menonton teater?"

"Bukan! Bukan begitu! Eh tapi bagaimana yah?" Sooyoung menggerakan kedua tangannya ke hadapan Soekjin, membiarkan Soekjin semakin faham kalau memang bukan itu alasan dari apa yang Sooyoung pikirkan. "Aku hanya belum pernah melihat pertunjukan teater sebelumnya. Apa saat ini aku terdengar sangat norak yah?"

"Iya, kau norak sekali!"

Sooyoung memanyunkan bibirnya dulu sebelum beralibi. "Ayah pernah bilang padaku kalau menonton teater itu tidak boleh berisik dan sedikit membosankan. Katanya, aku tidak akan bisa tinggal duduk diam saja menyaksikan sebuah pertunjukan sampai habis. Dan karena kalimatnya itu, aku jadi tidak tertarik untuk menontonnya. Jimin juga beranggapan sama dengan ayahku hingga aku semakin malas dan tidak berminat untuk menonton teater."

"Hem... Karena kau belum pernah dan tidak berminat, maka kau harus bersiap-siap!"

"Bersiap-siap?"

Soekjin menganggukan kepalanya lalu tersenyum mantap saat membuka suaranya lagi. "Bersiap-siap kalau apa yang kau pikirkan selama ini nyatanya adalah kesalahan. Aku akan mengajakmu menonton sebuah pertunjukan teater yang paling hebat dan membuatmu jadi menyukainya."

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang