Chapter 35
"Aku rasa buah jatuh tidak akan pernah bisa jauh dari pohonnya. Jika ayahnya saja mengabaikan seluruh kasih sayang istrinya, maka anaknya juga pasti akan begitu bukan? Ayahnya saja bermain-main dengan perempuan lain dan tega menyakiti istrinya begitu saja. Jadi berhati-hatilah tuan putri. Berhati-hatilah kalau kasih tulusmu itu suatu saat bisa saja dibalas dengan kepedihan. Berhati-hatilah! Siapa yang tahu suatu hari anak dari seorang pengkhianat itu mengkhianatimu, bahkan lebih parah..."
Sooyoung tidak suka mendengar kalimat itu. Sama sekali tidak suka. Lagipula apa maksud dari si penyihir menakutkan itu coba? Jadi ketika bibinya Namjoon sudha berdiri tegak (sudah tidak mendekati telinga Sooyoung), Sooyoung ambil saja kesempatan itu untuk melangkah berbalik dan pergi.
Tapi sayang beribu sayang. Lari dari penyihir memang bukanlah hal yang mudah. Tangan kanan Sooyoung sudah lebih dulu ditarik hingga Sooyoung mau tidak mau harus membatalkan niatnya untuk pergi.
Wajah Sooyoung sudah ketakutan saat ia mencoba melepaskan tangannya yang digenggam kuat oleh bibinya Namjoon itu. "Apa yang ingin kau lakukan? Lep-"
"Apa kau sudah melihat putri dari perdana mentri?"
Sooyoung mengernyitkan dahinya. Ia takut, ingin pergi tapi juga penasaran dengan apa yang sebenarnya ingin bibinya Namjoon sampaikan padanya itu. Walau masih menunjukan ekspresi ketakutannya, Sooyoung menganggukan kepalanya kemudian bibinya Namjoon tersenyum semakin seram seraya berkata. "Bukankah dia terlihat menakjubkan?"
"Apa?"
"Putri dari perdana Mentri! Dia itu sangat menakjubkan! Benar begitukan, tuan putri?"
Sooyoung sih merasa kalau putrinya perdana mentri itu biasa-biasa saja. Dia masih lebih percaya diri untuk yakin dan meneriakan pada dunia kalau Sooyoung lebih cantik sepuluh kali lipat dari pada putri perdana mentri itu. Jadi apanya yang menakjubkan?
"Dia lulusan S2 Harvard dan setahuku dia itu teman satu kelasnya pangeran. Satu-satunya teman yang berkewarganegaraan yang sama dengan pangeran. Bahkan sempat ada rumor yang menyebutkan kalau tipe perempuan yang disukai pangeran itu seperti Lee Hani." Bibinya Namjoon kembali tersenyum sebelum menambahkan. "Pintar dan anggun!"
"Aku tidak peduli!"
Bibinya Namjoon menaikan sebelah alisnya, menunggu Sooyoung membuka suaranya lagi. kemudian Sooyoung melanjutkan, tanpa ragu-ragu. "Itu hanya rumor dan aku tidak peduli. Itu juga masa lalu bukan? Jadi kenapa kau membahasnya dan mengatakan ini padaku? Apa yang kau inginkan?"
"Ternyata kau lebih pintar dari kelihatannya yah." Lagi-lagi bibinya Namjoon tersenyum menakutkan. Sungguh, rasanya Sooyoung sudah ingin berteriak saja. Sooyoung yakin kalau ia berteriak sekarang, Taehyung pasti akan mendengarnya karena Taehyung sedang menunggunya didepan pintu, sesuai janji lelaki itu tadi saat Sooyoung bilang ia ingin ke toilet. Taehyung mengatakan kalau ia akan setia menunggu Sooyoung didepan pintu toilet perempuan ini. Jadi Taehyung akan menerobos masuk dan menyelamatkannya kalau Sooyoung berteriak sekarang jugakan?
Oke, mari kita coba dan buktikan dulu saja!
Sooyoung melirik wajah bibinya Namjoon sejenak kemudian dia bersiap-siap untuk berteriak. Satu, Dua, dan ti...
"Apa menurutmu pangeran muda masih setia berdiri menunggumu didepan pintu sana?" Bibinya Namjoon melepaskan tangan Sooyoung cuma-cuma melihat wajah Sooyoung yang kebingungan tercampur ketakutan. Dengan cepat bibinya Namjoon segera menambahkan. "Saat aku masuk beberapa menit yang lalu setelah tuan putri saja aku sudah tidak melihatnya didepan pintu itu. Justru aku melihat pangeran muda sedang tersenyum sambil mengobrol dengan Lee Hani. Mereka berdua, terlihat sangat akrab..."

KAMU SEDANG MEMBACA
The king of the troublemaker queen
FanfictionKabarnya, si pangeran muda sedang mencari pasangannya. Pangeran itu ingin naik tahta, menjadi raja kemudian menjadikan istrinya sebagai ratunya. Iya, ratunya! Siapa yang tidak ingin menjadi seorang ratu memangnya? Tapi menurut Park Sooyoung, dia su...