The king of the troublemaker queen

19

Chapter 19

Berbelanja, berpesta, makan makanan lezat, dan berjalan-jalan adalah hal-hal yang paling Sooyoung sukai. Tapi siapa yang tidak menyukai semua itu bukan? Semua orang pasti menyukai semua hal itu. Hal-hal paling menyenangkan itu. Tapi entah kenapa hari ini Sooyoung rasa semua itu terasa membosankan. Sama sekali tidak menarik! Padahal sudah hampir dua bulan Sooyoung tidak pernah melakukannya. Nyatanya ia belum merasa senang sepenuhnya dengan hadiah kecil ini.

"Ada apa?" Soekjin memerhatikan Sooyoung yang sedari tadi diam, tidak banyak bicara seperti biasanya ataupun tidak seperti yang ia harapkan saat awal rencananya mengajak Sooyoung untuk berkeliling sepanjang hari ini. Soekjin meraih satu lengan Sooyoung, mencoba menghentikan langkah Sooyoung hingga membuat Sooyoung sepenuhnya menghadap ke arahnya. "Kau tidak terlihat senang. Apa karena kita tidak bisa menonton teaternya?"

Sooyoung tersenyum. Lebih tepatnya memaksa untuk tersenyum kemudian ia menggelengkan kepalanya lemah. "Aku rasa aku hanya..." Kalimat Sooyoung menggantung begitu saja. Kedua matanya menatap kemana saja seperti tidak mau membalas tatapan Soekjin untuknya.

Soekjin mengerti, tidak perlu dijelaskan! Berjalan-jalan melihat pemandangan bunga sakura, mengelilingi shopping mall untuk berbelanja, memakan makanan paling special pun pasti tidak membuat Sooyoung merasa lebih baik. Itu hanya membuatnya semakin merasa aneh. Seolah hidupnya yang sekarang benar-benar menjungkir balikan dunianya yang dulu. Ia yang biasanya bisa bebas pergi kemanapun, kini pasti merasa tertekan karena selangkah saja ia keluar selalu saja ada pengawalan ketat yang mengawasi mereka berdua. Seperti saat ini. Meskipun mereka terbilang pergi berdua, tapi tetap saja ada banyak pengawal yang mengawasi mereka. Bahkan Mall saja terasa sepi hanya karena dihuni oleh mereka berdua tadi. Soekjin tersenyum mengamati Sooyoung. "Apa kau tahu kalau sore ini aku punya rencana lainnya?"

"Apa?" Kepala Sooyoung segera menoleh untuk menatap Soekjin. Bukankah rencananya mereka berdua ingin menyaksikan pertunjukan taetar? Tapikan hari ini tidak ada pertunjukan. Memangnya adalagi yang harus dilakukan?

Soekjin melebarkan senyumannya. Ia menaikan sebelah alisnya kemudian kepalanya mendekati telinga Sooyoung, membisikan sesuatu pada telinga Sooyoung itu.

***

"Permisi Yang Mulia..." Dengan wajah paniknya, Namjoon menatap Taehyung tanpa takut-takut, tidak seperti biasanya. Kemudian tanpa menunggu pangerannya itu untuk menyuruhnya menyampaikan sesuatu yang memang genting itu, ia langsung saja membuka suaranya. "Pengawal Shim bilang tuan putri menghilang!"

"Apa kau bilang?" Taehyung berdiri dari kursi kerjanya. "Bagaimana dengan kak Soekjin? Bukankah mereka seharusnya bersama-sama?"

Namjoon menelan salivanya yang terasa pahit. "Pengawal Shim bilang sebelumnya tuan putri terlihat selalu bersama dengan pangeran utama. Bahkan pengawal Shim melihat kalau tuan putri masuk kedalam mobil yang sama dengan pangeran utama. Hingga pangeran utama sampai di pavilion nya, ternyata tuan putri tidak ada sepanjang perjalanan pulang. Pangeran utama nyatanya sendirian."

"Jadi maksudmu kakak ku sengaja meninggalkannya disuatu tempat, bukan?"

Sengaja? Benarkah Soekjin sengaja melakukan hal itu? Tapi untuk apa? Dan lagi, kenapa pangeran utama keluar dengan mobilnya lagi saat ini? Apa memang ini semua sudah direncanakan?

"Aku akan menghubungi kakak ku dan mencari Sooyoung. Tolong kau atur ulang sisa meeting malam ini." Taehyung melangkah lebar, ingin cepat-cepat meninggalkan ruangan kerjanya dan mencari Sooyoung.

Mata Namjoon mengekori pangerannya, gelisah. Ia ingin ikut mencari Sooyoung, sangat ingin malah. "Yang Mulia, izinkan saya juga untuk mencari tuan putri?!"