28

527 162 29
                                    

Chapter 28

Taehyung menyinggungkan sebelah bibirnya, tidak berniat benar-benar tersenyum untuk menimpali semua ucapan yang kakaknya ini baru saja katakan. Secara garis besar, ia justru tidak mau mempercayainya. "Jadi menurut kakak dia tidak sakit, begitu?"

Dengan tatapan penuh keseriusannya, Soekjin menganggukan kepalanya sebelum kembali berkata. "Sudah aku bilang kalau dia baik-baik saja bukan? Dia hanya mencari alasan agar bisa merencanakan sesuatu yang buruk nantinya untuk keluarga kita."

"Lalu apa alasannya kenapa ia bisa sampai ingin merencanakan sesuatu yang buruk seperti apa yang kakak bilang ini?" Taehyung menaikan sebelah alisnya menunggu jawaban dari Soekjin lalu menambahkan. "Sedari tadi kakak hanya mengatakan kalau Namjoon baik-baik saja  seminggu ini. Ia menghilang karena ingin merencanakan sesuatu yang buruk untuk keluarga kerajaan. Tapi apa alasannya kalau memang dia ingin melakukannya? Dan lagi, bukankah dia yang selalu membantuku disaat kakak tidak ada selama ini? Kenapa kakak terkesan menuduhnya?"

"Dia sama sekali tidak membantumu, Kim Taehyung! Kau melakukan segala sesuatunya sendiri. Dan apa yang aku katakan itu bukan tuduhan semata." Soekjin kini menatap tajam adiknya sebelum melanjutkan. "Selama ini kau bisa menghadapi segala sesuatunya itu karena usahamu sendiri. Dia bukanlah siapa-siapa. Dia justru ingin mengambil alih kekuasaan yang selama ini ibu kita pertahankan untuk kita. Dia itu..." Soekjin mengertakan gigi-giginya, ingin melanjutkan tapi tidak sanggup sepertinya. Ia belum sampai memikirkan cara untuk memberitahu semua kenyataan pahit yang selama ini ia ketahui pada adiknya ini.

"Dia apa?"

Dia hanyalah anak haram ayah kita yang selama ini sudah mengkhianati ibu kita itu. Dia adalah pengganggu sebenarnya untuk kehidupan kita berdua. Tapi bagaimana Soekjin bisa mengatakan semuanya itu? Saat pertama kali ia mengetahuinya saja ia begitu tidak percaya dulu. Boleh jadi ia tidak mampu menerimanya dengan semua logikanya sampai-sampai ia jatuh sakit. Lalu bagaimana dengan adiknya ini? Apa yang mungkin terjadi pada Taehyung jika adiknya itu mengetahuinya?

Kecewe? Itu sudah pasti! Dan rasa kecewa yang berlebihan itu tidak baik.

Sungguh, Soekjin tidak sanggup memberitahukannya secara langsung, tidak sanggup membayangkan betapa besar nantinya rasa kecewa Taehyung pada ayahnya yang sudah ia bantu selama ini. Tapi disatu sisi, ia harus mengatakannnya. Ia harus memberitahukan semuanya pada Taehyung. Apalagi setelah ia tahu kalau seminggu ini Namjoon mengadakan pertemuan tertutup dengan bibinya dan beberapa pejabat lainnya. Pejabat negara yang mungkin saja sedari dulu sudah mengkhianati keluarga kerjaan dan sebentar lagi ingin menyerang kerajaan dengan intrik polemik nya.

Taehyung bangun dari duduknya lalu menatap Soekjin yang tiba-tiba saja diam tidak mau menjawab pertanyaannya itu. Bukankah segala sesuatunya itu punya alasan? Lantas apa alasan dari kakaknya ini mengatakan hal buruk tentang Namjoon padanya? Kalau memang ia yakin dan tidak mau Taehyung meragu, kenapa Soekjin tidak juga mengatakan alasannya yang pasti? "Aku tidak mengerti kenapa kakak mengatakan ini semua padaku secara tiba-tiba seperti sekarang ini. Aku juga tidak mengerti kenapa bisa kakak menetap disini selama ini padahal sebelum-sebelumnya kakak tidak pernah mau tinggal di istana sampai lebih dari satu bulan." Taehyung tersenyum, kali ini benar-benar tersenyum. Mungkin ia menertawai dirinya sendiri, atau mungkin mau mengejek kakaknya kali ini. "Tidak biasanya kakak mau mencampuri urusan istana. Bukankah yang kakak sukai itu berkelana dan hidup bebas? Lalu kenapa sekarang tiba-tiba kakak menetap lama dan mengatakan hal-hal aneh?"

Soekjin masih diam, mencoba memikirkan cara untuk memberitahu adiknya semua masalah yang terjadi yang selama ini tidak diketahui oleh Taehyung. Tapi Taehyung yang menunggu menjadi tidak sabaran dan justru berpikir kediaman kakaknya itu adalah hal yang bukan-bukan.

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang