53

431 101 16
                                    

Chapter 53

Sepasang mata Taehyung memerah, kedua tangannya kini memeluk tubuh Sooyoung erat, sangat erat hingga Sooyoung kesulitan bernafas. "Apa kau akan tetap disisiku? Disisiku saat aku katakan kalau aku bukanlah pangeran. Aku bukanlah anak dari Ratu..."

"...Aku bukanlah aku, Park Sooyoung... Aku..." Taehyung menarik nafasnya dalam-dalam, air matanya jatuh begitu saja dan ia tidak peduli. Kedua tangannya mulai melemah hingga pelukan eratnya mengendur dari tubuh Sooyoung. Taehyung tahu ia harus mengatakannya, cepat atau lambat dunia pasti akan mengetahuinya. Dan sudah ia putuskan, kalau memang dunia nantinya tahu akan jati dirinya yang sebenarnya, maka istrinya ini haruslah tahu siapa dirinya yang sesungguhnya lebih awal dari pada semua orang itu. Sooyoung harus tahu dan mendengar langsung dari mulutnya sendiri, bukanlah mulut orang lain.

Sooyoung menjauhkan dirinya, bukannya ia ingin bangun dari pangkuan Taehyung dan meninggalkan suaminya dengan wajah paling menyedihkan itu, bukan! Tapi ia hanya ingin mendengar lebih lanjut soal apa yang Taehyung bicarakan dan ia tidak mengerti ini. Satu tangan kanan Sooyoung terangkat, mengusapi air mata yang mengalir dipipi Taehyung. "Kenapa menangis? Ada apa sebenarnya, hem?"

Taehyung juga tidak ingin menangis, tidak ingin terlihat cengeng didepan istrinya tapi air mata brengsek nya ini mengalir begitu saja. Mulutnya bahkan mulai mengelu padahal tadi ia sudah memberanikan diri sekuat tenaga untuk memulai mengungkapkan semuanya pada Sooyoung.

Sooyoung tersenyum. Tangan kanannya masih dengan lembutnya menyeka seluruh air mata yang terus saja mengalir keluar dikedua pipi Taehyung. "Aku rasa aku sangat jelek kalau sedang menangis, tapi kenapa justru kau semakin tampan saja saat menangis yah?" Sooyoung kembali tersenyum sebelum menambahkan. "Ah... Betapa beruntungnya aku punya suami setampan dirimu, Kim Taehyung."

"Apa kau masih bisa berkata beruntung setelah ini? Setelah aku bilang kalau aku bukanlah pangeran yang sesungguhnya?"

"Apa maksudmu?" Sooyoung masih terus menyeka setip air mata Taehyung walau percuma. Tatapannya yang tidak fokus menatap kedalam mata Taehyung, seakan disengaja. Seolah Sooyoung tidak mampu membalas tatapan mata suaminya yang sendu itu. "Sudah berapa kali aku katakan kalau siapapun itu, asalkan kau Kim Taehyung maka aku akan tetap berada disampingmu. Aku akan tetap berkata kalau aku ini perempuan yang paling beruntung. Jadi berhentilah mengatakan kalau kau bukanlah dirimu. Karena kau adalah Kim Taehyung, suamiku, teman sehidup sematiku. Selamanya hanya dirimu, Taehyung."

Taehyung meraih pergelangan tangan kanan Sooyoung yang masih membelai wajahnya itu. Kemudian Taehyung juga meraih tangan kiri Sooyoung yang sedang tidak melakukan apapun. Dengan sedikit sentakan dikedua tangan Sooyoung membuat Sooyoung mau tidak mau membalas tatapan mata Taehyung kini. Taehyung tersenyum dalam tangisnya sebelum ia berkata. "Aku bukanlah anak Ratu. Bukanlah anak dari Ratu paling agung di negara ini. Bukanlah pangeran yang seharusnya. Aku yang sebenarnya, adalah anak dari perempuan itu. Perempuan yang paling ku benci, yang dibenci Soekjin dan seluruh masyarkat di negara ini jika tahu apa yang sudah ibuku lakukan pada sang Ratu dulu. Aku... Akulah anak haram dari perempuan simpanan Raja itu...."

Sooyoung menggelengkan kepalanya, air matanya juga mulai terlihat mengalir. "Cukup! Cukup Taehyung, cukup!"

"Maafkan aku.... Maafkan aku karena tidak bisa langsung mengatakan semua ini padamu, Sooyoung. Maafkan aku yang menjadi pengecut karena tidak langsung memberitahukannya padamu sesaat setelah aku mengetahuinya. Maafkan aku..."

"Tidak, jangan meminta maaf! Ini semua bukan kesalahanmu, Taehyung."

Dengan wajah yang penuh derai air mata, Taehyung mengecup satu persatu tangan Sooyoung. "Maafkan aku. Maafkan aku... maafkan aku...."

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang