46

562 144 23
                                    

Chapter 46

Taehyung segera menghentikan langkah kakinya ketika kedua matanya menatap lurus ke arah depan dimana meja makan yang biasanya dipakai untuk makan bersama pada tradisi sarapan pagi kini dihuni oleh satu orang baru. Satu orang yang sama sekali tidak ia harapkan kehadirannya.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa! Ada aku disini, kau akan baik-baik saja. Percayalah padaku, Kim Taehyung!" Sooyoung meraih tangan kiri Taehyung yang masih diam berdiri memandang kedepan. Sooyoung genggam erat tangan suaminya itu, tersenyum sebelum kembali membuka suaranya. "Bukankah dulu kalian selalu bersama? Jadi tidak akan ada yang harus kau khawatirkan bukan?"

Taehyung menyinggungkan sebelah bibirnya mendengar ucapan Sooyoung. Kemudian kedua matanya pada akhirnya mau beralih dari depan sana. Ia melirik tangannya yang berada dalam genggaman tangan istrinya itu kemudian melirik Sooyoung, tersenyum penuh. "Darimana kau punya tingkat kepercayaan diri seperti ini sih?"

"Kau tanya aku dapat dari mana kepercayaan diriku ini?" Sooyoung tersenyum bangga dulu sebelum melanjutkan. "Kau kan tahu kalau ada seorang pangeran berhati dingin yang sangat tampan tergila-gila padaku? Jadi menurutmu, sebagai orang yang sangat disukai ini harus punya kepercayaan diri sebesar apa?"

"Tergila-gila?" Satu alis Taehyung terangkat selagi bertanya pada Sooyoung.

"Iya, tergila-gila! Dia bahkan pernah bilang kalau otaknya yang pintar itu selalu memikirkan aku. Itu sama saja dengan gila bukan?"

Apa Taehyung harus menyesal karena semalam sudah mengungkapkan semua yang ada dalam pikirannya selama ini tentang Sooyoung pada Sooyoung yah? Kenapa istrinya jadi besar kepala sekali seperti sekarang? Tapi nasikan sudah menjadi bubur. Jadi biarlah Sooyoung besar kepala, yang penting perempuan itu merasa senang. Kalau Sooyoung senang, bukankah Taehyung juga merasa senang?

"Kalian berdua sudah tiba? Kenapa diam disana? Ayo cepat bergabung!" Ibu Suri tersenyum senang mendapati cucunya yang lain dan cucu menantu kesayangannya telah tiba di ruang makan utama ini.

"Kenapa lama sekali? Kami sudah menunggumu!" Kini giliran Raja yang membuka suaranya.

Taehyung menolehkan kembali kepalanya ke depan, tepatnya pada neneknya, tersenyum kemudian ia melirik ayahnya agak sinis. Ia lantas memberi salam hormatnya, menggenggam balik tangan mungil Sooyoung lalu menuntun Sooyoung untuk berjalan mendekati meja makan. "Selamat pagi semuanya."

Soekjin tersenyum dan melambaikan tangannya pada Sooyoung karena Sooyoung baru saja melambaikan tangannya lebih dulu kepadanya. "Apa tidurmu nyenyak, Sooyoungie?"

Sooyoungie?

Bukan hanya Taehyung saja yang mengernyitkan dahinya saat merasa aneh atas panggilan yang Soekjin berikan pada Sooyoung barusan. Tapi Namjoon, serta ayah mereka juga sama-sama mengernyitkan dahinya.

"Tentu saja!" Sooyoung melebarkan senyumannya pada Soekjin. Satu tangannya segera terlepas dari genggaman Taehyung kemudian ia melirik Taehyung. Bibirnya bergerak tanpa mengeluarkan suara seolah sedang bertanya pada Taehyung: "Kenapa?"

Dengan ekspresi datarnya Taehyung hanya berkata, "Silahkan duduk!"

Silahkan duduk! Oh, jadi Taehyung melepas genggaman tangannya karena ingin mempersilahkan Sooyoung untuk duduk dikursi yang sudah lebih dulu Taehyung geserkan untuk dirinya? Ah... Romantis sekali pangerannya pagi ini, membuat hati Sooyoung jadi berbunga-bunga saja.

Senyuman Sooyoung semakin melebar. Tatapannya juga tidak bisa lepas dari Taehyung yang kini duduk disampingnya. "Terima kasih!" Pangeranku...

Namjoon yang sedari tadi memerhatikan, mengepalkan kedua tangannya kencang di bawah meja makan, menyembunyikannya. Tapi mata Taeri yang masih jeli, berhasil menemukan kejanggalan itu.

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang