26

572 155 29
                                    

Chapter 26

Soekjin mengernyitkan dahinya mendengar suara rintihan setelah meletakan satu karangan bunga paling cantik disudut meja lalu kakinya melangkah maju mendekati Sooyoung yang tengah berbaring dan memejam diranjang tidurnya.

"Ibu...!"

"...Ibu...!"

Soekjin mengangkat kompres didahi Sooyoung lalu menyentuh dahi Sooyoung untuk mengecek suhu tubuh Sooyoung. "Apa kau mengigau?"

"Ibu...!" Sooyoung masih saja memanggili nama ibunya dalam tidur lelapnya, sama sekali tidak bangun. Tubuhnya juga masih terasa agak panas saat Soekjin mengeceknya tadi. Mungkin demamnya belum sepenuhnya turun. Kemudian disaat Soekjin ingin meletakan kembali kompres ke atas dahi Sooyoung, Taehyung yang baru saja keluar dari toilet segera menghampirinya. "Apa yang kau lakukan?"

Soekjin menolehkan kepalanya, menatap Taehyung seperti biasa padahal mereka baru bertemu kembali setelah seminggu Taehyung pergi ke Dubai. Taehyung malah lebih parah. Ia seolah terlihat kesal mendapati kakaknya kini berada didalam kamar utama kawasan pavilion miliknya. Apalagi kakaknya itu kini sedang berdiri persis disisi ranjang tempat Sooyoung berbaring.

"Memangnya apalagi yang ku lakukan?" Soekjin melirikan kedua matanya ke wajah Sooyoung yang masih memejam sebelum menambahkan. "Tentu saja aku ingin tahu keadaan tuan putri."

"Keadaannya sudah lebih baik, tidak perlu terlalu khawatir!" Taehyung mendekati kakaknya kemudian meraih lengan kakaknya, menggiringnya menjauh dari ranjang Sooyoung. "Ada beberapa hal yang ingin aku bahas denganmu. Jadi ayo kita bicarakan ini di luar."

Mulanya Soekjin agak kaget dengan apa yang dilakukan adiknya ini padanya. Tapi setelah beberapa saat, ia justru mengikuti langkah Taehyung karena ada beberapa hal juga yang ia ingin lakukan pada adiknya itu. "Baiklah! Aku juga ingin membahas sesuatu padamu."

***

BUGH...

Taehyung segera memegangi pipi kirinya yang baru saja kena pukul kakaknya. Dengan tatapan tajamnya, Taehyung yang tidak tahu apa-apa segera bertanya dengan nada suara yang lumayan tinggi. "Kenapa kakak memukulku?"

Soekjin tersenyum sengit sebelum menjawab. "Kau masih bisa bertanya untuk apa aku memukulmu barusan? Kau belum sadar juga dengan apa yang telah kau lakukan hingga istrimu jatuh sakit seperti sekarang ini?"

Ah, jadi karena Park Sooyoung?

Karena Park Sooyoung sakitlah makanya kakaknya yang sebelumnya tidak pernah memukulnya ini seketika memukulnya padahal mereka berdua baru saja keluar dari depan pintu kamar utamanya Taehyung? Hanya karena Sooyoung lah, kakaknya yang biasanya selalu melindunginya ini tiba-tiba saja memukulnya, sangat kencang? Apa sakitnya Sooyoung sangatlah membuat seorang pangeran utama yang biasanya tidak pernah peduli dengan apapun ini sekarang begitu menunjukan kepeduliannya?

Taehyung tersenyum, seolah tidak menyadari kesalahannya dan ekspresinya yang begitu justru semakin membuat Soekjin kesal dibuatnya. "Bukankah tadi aku sudah bilang pada kakak untuk tidak mengkhawatirkannya?"

"Bagaimana bisa aku tidak mengkhawatirkan keadaannya jika setiap kali aku melihatnya itu mengingatkanku pada wajah ibu. Dia yang dulu selalu ceria, lama kelamaan menjadi pendiam, sering melamun dengan tatapan kosongnya. Apa kau kehilangan nuranimu setelah kau menggantikan banyak pekerjaan ayah, Kim Taehyung? Dan apa kau mau menjadi seperti ayah? Tidak peduli pada istrinya sendiri dan lebih mementingkan hal lainnya?"

"Kenapa kau berpikir begitu?" Taehyung tersenyum, pahit sambil menatap kakaknya dan menambahkan. "Kenapa kau membandingkan Sooyoung dengan ibu kita?"

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang