39

547 157 28
                                    

Chapter 39

Soekjin kesal bukan main pagi ini. Setelah tradisi sarapan bersama, Raja memintanya untuk berbicara dan yang ayahnya itu ingin bicarakan saat ini adalah soal Namjoon. Soal Namjoon yang kemarin siang sudah berani-beraninya membawa Sooyoung pergi. Memang orang itu membawa Sooyoung pulang ke rumah orangtuanya, tapi tetap saja. Soekjin yakin Namjoon punya rencana buruk terhadap keluarga kerajaan, termasuk kepada adik iparnya itu.

"Apa maksudnya kalau Namjoon akan diajak tinggal disini? Apa Raja ingin mengakui kesalahan Raja dulu yang sudah berselingkuh hingga anak selingkuhan Raja kini diminta untuk tinggal bersama kami disini?" Dengan mata melotot yang sudah bewarna merah, ia kembali melanjutkan suara hatinya. "Apa Raja sudah tidak ingin menghargai mendiang Ratu? Bagaimana perasaan ibu di syurga ketika tahu kalau anak dari perempuan sialan itu ak-"

"HENTIKAN UCAPANMU ITU KIM SOEKJIN!"

Apa? Hentikan? Bagaimana bisa Soekjin berhenti ketika ayahnya seenaknya saja mengambil keputusan tanpa berunding dulu bersama kedua putranya ini? Dan lagi, bagaimana mungkin Soekjin mau menerima kehadiran Namjoon disini begitu saja?

Soekjin tersenyum pahit, merasa tidak percaya pada ayahnya yang masih sangat menghormati atau boleh jadi mencintai ibunya Namjoon hingga harus berteriak seperti barusan hanya karena Soekjin menyebutkan kata perempuan sialan. Lucu sekali! Benar-benar lucu! "Apa kau marah? Marah karena aku mengatai ibu dari anak yang ingin baginda bawa masuk kedalam istana ini?"

Raja ikut tersenyum, pongah dan penuh karisma. "Apa kau masih ingin bersikap kekanak-kanakan begini, Soekjin?"

"Bersikap kekanak-kanakan? Bukankah baginda Raja yang barusan bersikap begitu?" Soekjin menolehkan kepalanya, melirik foto keluarga anggota kerajaan di istana yang didalamnya masih lengkap formasinya. Ada ibunya! Mereka semua tersenyum bahkan Kim Taehyung adiknya pun kala itu tersenyum walau anak itu dulu jarang sekali tersenyum tulus begitu. Hati Soekjin seketika terasa sesak, sangat sesak hingga rasanya ia ingin menangis saja. "Aku tidak suka! Benar-benar tidak suka jika ada anggota baru didalam keluarga kerajaan ini."

"Kalau kau tidak suka, bagaimana dengan Park Sooyoun? Bukankah kau senang dengan kehadirannya disini?" Raja menaikan sebelah alisnya sebelum menambahkan. "Hidup bukan tentang mempedulikan rasa sukamu saja atau tidaknya, Soekjin. Tapi soal menerima. Menerima kepergian yang telah lama dan kedatangan yang baru."

"Jadi intinya ayah memanggilku hanya karena ingin membuatku menyambut kedatangannya Namjoon? Ayah tidak akan peduli pada pendapatku ataupun Taehyung nantinya. Ayah hanya ingin kami berdua menerima dan menyambutnya bukan? Jadi untuk apa ayah memanggilku saat ini?"

Tatapan mata Taeri berubah lembut membalas tatapan tidak sukanya Soekjin padanya. Raja juga tersenyum tulus sebelum berkata, "Aku hanya ingin kalian para pangeran menjadi akrab satu sama lainnya. Aku hanya ingin itu. Membuat kalian bertiga bisa bekerja sama, saling membantu disaat kesulitan dan saling mengeratkan tali persaudaraan kalian sebelum aku menutup usiaku. Hanya itu yang aku inginkan."

Meski tahu sikapnya ini terbilang tidak sopan, tapi Soekjin tetap menertawakan semua perkataan ayahnya yang merupakan sang Raja barusan itu. "Ha... Saling membantu? Bekerja sama? Apa menurut ayah kita bertiga bisa melakukan itu semua? Justru jika kami bertiga disatukan, yang ada kami bisa saling membunuh. Akan ada banyak darah dimana-mana nantinya." Soekjin yang benar-benar sudah hilang control dan tidak mengerti lagi dengan apa yang ada didalam pikiran ayahnya itu, berjalan dengan beraninya mendekati ayahnya. Setelah mendekat, ia tersenyum. Tersenyum penuh dendam sebelum berkata, "Baiklah, aku akan menyambut kedatangan adik ku itu. Aku bahkan sudah tidak sabar ingin melihatnya. Dan aku sudah tidak sabat untuk membunuhnya!"

Kedua mata Raja sejenak membelalak mendengar perkataan Soekjin yang barusan itu. Walau ia bukanlah tipe ayah yang baik, tapi ia yakin kalau apa yang dikatakan putra sulungnya barusan itu bukan hanya geretakan semata. Tatapan mata yang mengeluarkan binaran penuh dendam dari mata Soekjin, serta gigi yang saling bergemeretak kuat menahan emosi saat mengatakan kalimat itu. Taeri yakin, putranya ini bisa saja menggila nantinya jika terus ia biarkan. "Pergilah, Kim Soekjin! Pergi seperti dulu dan nikmati dunia luar yang katanya kau ingin nikmati itu!"

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang