Chapter 36
Taehyung kecil sedari hingga seperti sekarang ini sangat jarang bermimpi. Tapi malam ini, entah kenapa ia bermimpi. Bermimpi aneh, sangat aneh sampai-sampai ia sadar kalau itu hanyalah sebuah mimpi dan ia harus segera bangun membuka kedua matanya.
Nafasnya tidak berarturan ketika ia membuka kedua matanya. Beberapa tetes peluh juga jatuh dari dahinya mengalir hingga ke pipinya. Padahal ruang utama tempat ia berbaring dan beristirahat ini dilengkapi dengan penyejuk ruangan. Tapi ia tetap saja berkeringat karena mimpinya itu. Taehyung tersenyum alih-alih berangsur bangun untuk sekedar minum atau membasuh wajahnya yang penuh peluh. Ia hanya tersenyum sambil membaringkan tubuhnya menyamping untuk menghadap Sooyoung yang masih terlelap dalam tidurnya. Kemudian satu tangannya terangkat untuk menyentuh rambut dikepala Sooyoung, membelainya ringan.
Entahlah sampai berapa lama Taehyung hanya diam sambil membelai rambut Sooyoung. Karena ketika tenggorokannya merasa kering, ia baru bangun dari tidurnya, menjauhi ranjangnya.
Seharusnya ia hanya berjalan sedikit. Tapi masalahnya, sebuah pitcher yang bisanya sudah terisikan air untuk mereka kosong dan membuat Taehyung mau tidak mau harus berjalan mengunjungi dapur. Lalu saat seharusnya ia berbelok untuk menuju dapur, ingatan akan mimpinya membuat langkah kakinya belok ke arah yang tidak seharusnya.
Sadar atau tidak, Taehyung justru melangkah ke pojok ruangan disamping sebuah lukisan paling besar yang berada jauh dari dapur. Dan saat berada didepan lukisan sebesar dinding dipojok ruangan, ia mengernyitkan dahinya merasa kalau lukisan yang dua hari ini tidak pernah membuat Taehyung tertarik, kini seketika membuatnya tertarik.
Taehyung melangkah mendekati bingkai lukisan yang berada disebelah kirinya. Kemudian ia sempat menaikan sebelah alisnya sebelum tangan kanannya menyentuh bingkai kayu yang diameternya setebal pintu ruang utama. Perlahan-lahan, tangannya menyusuri bingkai itu hingga telepak tangannya tidak sengaja merasakan ada sesuatu yang tidak biasa yang seharusnya tidak ada disana.
Seolah ada sebuah bell disana, diantara batas bingkai dan dinding yang agak mendalam. Tanpa pikir panjang, Taehyung menekan bell itu, kemudian kedua matanya dibuat terbelalak ketika mimpinya yang baru saja dialaminya ini terjadi.
Lukisan besar itu terbelah menjadi dua secara otomatis.
Ekspresi Taehyung sudah tidak lagi bisa terbaca. Kedua tangannnya juga sudah mengepal kuat lalu ia melangkah tergesa-gesa mendekati pintu yang ada dibalik lukisan itu.
"Aku bisa mengakses kunci pintunya didalam mimpi." Taehyung berbicara sendiri sambil mengamati jari telunjuk kanannya. Setelah yakin, ia tempelkan sidik jari telunjuk tangan kanannya itu kesebuah alat yang Taehyung yakini kalau ia bisa membukanya dengan akses sidik jarinya itu.
Dan benar saja!
Ada warna hijau yeng berkeli-kelip didekat akses yang baru saja ia tempelkan sidik jarinya kemudian pintunya bisa ia buka dengan mudahnya.
***
Taehyung sempat tersenyum saat kakinya bisa melangkah masuk kedalam ruangan misterius yang harus menuruni sebuah tangga dulu. Tapi senyuman keberhasilannya itu hanya terlihat sesaat. Karena setelahnya, yang ia hadapi justru senyuman kesengsaaran.
"Bagaimana mungkin? Bagaimana semuanya ini bisa terjadi?" Kedua mata Taehyung sudah memerah ketika ia melihat sebuah lukisan yang tidak sebesar dipojok ruangan tadi ditutupi dengan kain sutra bewarna hijau.
Hijau adalah warna kesukaan Raja. Kain sutra adalah kain yang paling Raja sukai. Dan kain sutra bewarna hijau ini adalah kain yang Taehyung sangat ingat merupakan kain yang dirancang ibunya sendiri khusus untuk Raja dihari ulangtahun ayahnya itu. Kado dari ibunya yang penuh dengan cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The king of the troublemaker queen
Fiksi PenggemarKabarnya, si pangeran muda sedang mencari pasangannya. Pangeran itu ingin naik tahta, menjadi raja kemudian menjadikan istrinya sebagai ratunya. Iya, ratunya! Siapa yang tidak ingin menjadi seorang ratu memangnya? Tapi menurut Park Sooyoung, dia su...