5

675 189 27
                                    

Chapter 5

"Jangan pergi...!"

Namjoon melebarkan kedua matanya, menatap Sooyoung tidak percaya kemudian ia melirik ekspresi pangeran yang memang duduk disebelah Sooyoung. Wajah pangeran saat itu juga ternyata tidak seperti biasanya. Mungkin ia juga sama terkejutnya dengan Namjoon.

Sooyoung mengerucutkan bibirnya sejenak kemudian kembali merajuk seperti bocah lima tahun tanpa peduli kalau sikapnya itu masih disaksikan oleh calon suaminya, alias sang pangeran. "Tidak apa-apa kalau hari ini kita tidak main monopoli, tapi asal kau bisa menemaniku saja. Ayolah Namjoon...! Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu hari ini. Ayolah...!"

A-YO-LAH?

Barusan perempuan yang belum begitu Taehyung kenal (memang sama sekali belum kenal karena bertemupun baru terhitung tiga kali) itu merengek dengan wajah dan gaya sok imutnya  pada Namjoon? Pada sekertarisnya dan bukanlah pada Taehyung yang sebenarnya seorang pangeran dari negara ini yang sebentar lagi akan menjadi suaminya? Kenapa harus meminta sesuatu pada Namjoon kalau disamping Sooyoung masih ada Taehyung?

Astaga... Apa Sooyoung sedang meremehkan keberadaanTaehyung atau bagaimana sih saat ini? "Park Sooyoung! Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan barusan itu?"

Sooyoung sadar. Ia sadar seratus persen kalau yang duduk disebelahnya ini sedang menatapnya tajam. Eh tapi tunggu! Memangnya sejak kapan si pangeran br*ngs*k ini tidak menatapnya tajam dan seakan penuh hina begitu? Jadi dengan memutuskan untuk bunuh diri yang kedua kalinya (Anggap saja Sooyoung yang sekarang adalah Sooyoung hasil dari reinkarnasi yang dipercepat), Sooyoung menolehkan kepalanya. Ia menatap ke dalam mata pangeran tanpa bergetar dan penuh keberanian. "Iya, saya sadar dengan apa yang barusan saya bicarakan. Memangnya ada yang salah dengan ucapan saya yang barusan itu? Memangnya yang mulia akan menghukum gantung saya nantinya? Mau memenggal leher saya?"

"Ap... Apa kau bilang?" Taehyung mengedipkan kedua matanya cepat, tidak tahu harus berkata apalagi pada calon istrinya yang berkelakuan aneh ini.

"Apa lagi? Apa?" Sooyoung menolehkan kepalanya ke arah Taehyung kemudian ia majukan kepalanya seolah ingin menentang Taehyung. Dia juga menambahkan ucapannya tanpa takut dan tanpa tahu malunya. "Ada apa dengan mata Yang Mulia yang barusan itu? Kemasukan debu? Atau cacingan?"

"Apa kau bilang?" Sudah, sudah cukup! Rasanya Taehyung sudah kehilangan semua kesabarannya saat ini. Tidak peduli di depan Pavilion itu ada beberapa dayang yang sedari tadi menjaga Sooyoung. Tidak peduli dengan Namjoon yang masih setia menyaksikan pertemuan kembali sang calon suami-istri yang mendebarkan ini. Atau tidak peduli kalau Sooyoung adalah perempuan. Saat ini rasanya Taehyung kesal, sangat kesal. Memangnya dia pikir dia itu siapa hingga berani menentang seorang pangeran begini?

Dan dengan bodohnya, Park Sooyoung yang mungkin sudah beberapa minggu ini belum mengacau hingga merindukan suasana pertengkaran, malah semakin memancing amarah pangeran. "Yang saya ingin tanyakan sekarang, apa yang mulia ingin menghukum saya? Kalau begitu, hukum saja saya! Hukum saya atau..." Sooyoung menaikan kedua alisnya tiba-tiba. Ia menggantung sisa kalimatnya karena merasakan sebuah mukjizat yang seketika datang mengunjungi otak kecilnya itu.

Ia lantas tersenyum, licik sebelum melanjutkan. "Bagaimana kalau Yang Mulia menggagalkan acara pernikahan ini saja? Yang Mulia sudah tahukan kalau mulut calon pengantin Yang Mulia ini terlalu menyebalkan? Bagaimana kalau Yang Mulia bilang pada semua orang. Pada ibu Suri, pada ayahku dan rakyat kalau anda tidak suka padaku dan tidak ingin menikahiku." Sooyoung kembali tersenyum saat mendapati ekspresi pangeran semakin tidak percaya pada apa yang baru saja Sooyoung ucapkan itu. Sekali lagi Sooyoung tersenyum, "Benar, Yang Mulia harus mengatakannya! Yang Mulia harus mendeklarasikannya segera! Pembatalan acara pernikahan kita. Bagaimana?"

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang