37

513 155 22
                                    

Chapter 37

"Saya benar-benar minta maaf pada ayah. Tidak seharusnya saya membentak putri anda dan membuatnya kesal hingga melarikan diri dan pulang ke rumah orangtuanya seperti sekarang ini." Taehyung berdiri dari duduknya dan kembali menundukan kepalanya, meminta maaf walau sedari awal mereka saling bertemu, ayahnya Sooyoung benar-benar tidak menganggap Taehyung bersalah. "Sekali lagi, saya meminta maaf."

"Kalau memang kau terus meminta maaf begini, lebih baik aku tidak mau memaafkanmu sajalah!"

Taehyung segera menegakan kepalanya, menatap ayah mertuanya tidak percaya. "Saya..." Oke, Taehyung kehilangan kata-kata sepertinya. Ia harus akui dia memang salah karena sudah berkata buruk pada Sooyoung. Dia juga... Apa yah? Hem... Melampiaskan sedikit kekecewaannya itu pada Sooyoung?! Jadi ia rasa ia memang sangat bersalah sudah membuat Sooyoung marah dan melarikan diri dari istana. Taehyung mengulum bibirnya sejenak kemudian dia berusaha melanjutkan kalimatnya. "Saya memang ber-"

"Bukankah barusan aku sudah bilang kalau kau belum juga berhenti meminta maaf maka aku tidak akan memaafkanmu?"

"Tapi saya bersalah, dan seharusnya anda marah karena putri anda su-"

"Sudah kau marahi?" Park Hae Jin bangun dari duduknya kemudian berjalan mendekati Taehyung. Lalu setelah dekat, ia merangkul bahu Taehyung seolah Taehyung adalah putra kandungnya sendiri. Tidak ada status pangeran dan ayah mertua di rumah keluarga Park ini kalau kata ayahnya Sooyoung itu. Hae Jin juga mengajak Taehyung berjalan bersamanya. "Sooyoung sudah mengatakannya. Putriku itu selain cengeng dia juga suka mengadu, asal kau tahu saja. Jadi waktu sampai ke sini, dia langsung merengek dan bilang kalau kau ini sangat breng-" Mata Hae Jin segera berpaling dari tatapan mata menantunya yang sebenarnya biasa-biasa saja. Mungkin karena aura pangerannya masih terus melekat ditubuh Taehyung, makanya Hae Jin jadi tidak sanggup mengejek secara langsung seorang pangeran. Dia tidak seberani putrinya ternyata. "Maaf-maaf!"

Taehyung tersenyum. "Tidak apa-apa. Bukankah ayah sendiri yang bilang waktu itu kalau ayah mertua sudah menganggapku sebagai anak anda. Jadi tidak perlu sungkan."

Tidak perlu sungkan itukan hanya katanya saja. Bagaimana dengan hatinya? Biar bagaimanapun, Hae Jin tidak mau dicabut jabatannya hanya karena mulutnya yang ternyata sudah terkontaminasi oleh istri dan putrinya itu (Telalu suka blak-blakan).

Sekali lagi Taehyung tersenyum mendapati ayah mertuanya yang diam saja seolah berpikir dan ingin berhati-harti saat bicara nantinya. "Di sini aku yang bersalah, jadi ayah tidak perlu ikut merasa bersalah."

"Iya sih, tapi aku rasa Sooyoung juga bersalah. Tidak mungkin anak itu dimarahi kalau ia tidak membuat kesalahan. Putriku itukan hobi sekali membuat onar. Dia-"

"Dia benar-benar tidak bersalah."

Park Hae Jin sebenarnya ingin kembali melangkahkah kakinya lagi dna mengiring menantunya yang tampan ini ke pinggir kolam ikan-ikan hiasnya (Ia ingin pamer ikan sepertinya) tapi niatnya seketika musnah begitu saja. Hae Jin melangkah satu langah lebih maju daripada Taehyung. "Apa kau bilang? Ehm... Maksudku, apa Sooyoung tidak membuat ulah kali ini?"

Taehyung menggelengkan kepalanya. Ia terlihat menarik nafas lebih dulu sebelum berkata dengan yakin. "Aku sedang ada banyak pikiran kemudian Sooyoung yang berniat baik ingin menanyai keadaanku justru aku marahi. Perasaanku tadi sangat sensitif hingga berlebihan dan melampiaskan semua emosiku padanya. Disini, tetap akulah yang bersalah."

Ayahnya Sooyoung tersenyum tulus alih-alih kesal karena pengakuan yang baru saya Taehyung utarakan itu. Park Hae Jin kini menjauhkan tubuhnya semata-mata agar bisa menepuk pelan bahu kiri Taehyung. "Terima kasih karena sudah jujur padaku, pangeran muda. Bukannya aku ingin membelamu karena kau seorang pangeran. Dan bukannya aku ingin membela putri kandungku sendiri. Hanya saja, kalian berdua itu sudah menjadi sepasang suami-istri, jadi aku tidak berhak ikut campur pada urusan kalian berdua. Dulu pada awal pernikahan aku juga sering kesal pada ibunya Sooyoung, sering bersalah hingga membuat kami bertengkar. Tapi bukankah itu adalah asam garam dari sebuah pernikahan? Jadi kau tidak perlu terlalu menyalahkan dirimu. Kau cukup belajar dari kesalahanmu itu lalu perbaiki hingga tidak akan terulang kembali. Begitu saja, sudah cukup!"

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang