Chapter 24
Namjoon kembali menuangkan isi minuman kedalam gelasnya entah sudah yang keberapa kalinya. Kemudian ia meneguk habis isi minumannya itu hingga tidak tersisa dan kembali lagi mengisinya.
Bibinya yang sejak sepuluh menit lalu menyaksikan mulai ingin mengeluarkan komentarnya. "Jadi kau kuat minum juga?"
Namjoon hanya menyinggungkan sebelah bibirnya alih-alih menjawab dan kembali meneguk minumannya lagi. Begitu saja terus yang ia lakukan sedari sampai disalah satu bar paling mewah dikawasan ini. Bibinya yang dihubungi untuk ikut bergabung saja mulai kesal melihat tingkah keponakannya itu.
Bibinya Namjoon merenggut botol minuman baru yang ingin diraih oleh Namjoon. "Sudah cukup!" Bibinya Namjoon melotot galak pada Namjoon sambil menjauhkan botol yang sudah ia renggut dari Namjoon itu. "Ada apa sebenarnya? Kenapa kau menghubungiku?"
"Aku tidak tahu!"
"Tidak tahu?" Bibinya Namjoon menghela nafasnya kasar sebelum menambahkan. "Tapi aku tahu ada sesuatu yang tidak beres terjadi padamu, bukan? Tidak mungkin kau menghubungiku lebih dulu kalau kau hanya memintaku untuk mengawasi dirimu yang tengah mabuk-mabukan ini."
Namjoon menatap bibinya penuh dengan binar permohonan saat bibirnya yang sebenarnya kelu untuk mengatakan apa yang dia mau itu, ia paksaan untuk berkata. "Aku menginginkannya, bi... Aku ingin dia..."
"Dia?" Bibinya Namjoon menaikan sebelah alisnya, licik sekali seperti seekor rubah betina. "Ingin dia?"
Menganggukan kepalanya, Namjoon menambahkan. "Tuan putri! Aku mengingkannya, sangat menginginkannya!" Namjoon menghembuskan nafasnya perlahan, menahan air mata yang tidak tahu datang dari mananya, yang seketika ingin tumpah meruah. "Aku tidak tahan melihat mereka bersama. Aku rasa aku bisa gila jika aku terus melihat kebersamaan mereka, bi. Aku..." Tumpah sudah air mata Namjoon saat ia mengadukan keluh kesah dan segala keinginannya itu dihadapan bibinya malam ini. "Aku benci merasakan semua ini. Perasaan serakah dan ingin memiliki milik orang lain ini, aku juga tidak menginginkannya. Tapi kenapa?" Namjoon memokuskan tatapan penuh penderitaannya itu pada bibinya sebelum melanjutkan. "Kenapa aku harus merasakan ini semua bi, kenapa? Kenapa harus aku?"
Bibinya Namjoon turun dari bangku bar nya, menghampiri keponakannya lalu memeluknya. Selicik atau sejahat apapun orang menilainya, ia tetap menyayangi satu-satunya anggota keluarganya ini. Hanya Namjoon seoranglah yang tersisa setelah pembantaian yang terjadi waktu itu. Dan hanya Namjoon lah satu-satunya harapannya untuk dapat membalaskan semua dendam yang ia pendam selama puluhan tahun ini. Sambil menepuk pelan dan penuh kasih sayang punggung Namjoon yang bergetar, bibinya Namjoon berbisik halus ketelinga Namjoon. "Tidak ada yang salah dengan yang namanya jatuh cinta. Hanya saja, kita tidak pernah tahu kepada siapa cinta yang tidak pernah punya salah itu berlabu. Sama halnya seperti ibumu. Dia tidak pernah bersalah. Orang yang dicintainya itulah yang bersalah!" Kim Taeri sialan itulah yang salah...
"Apa ibu juga merasakan sakit seperti ini? Kenapa kami yang harus memikul seluruh sakit ini, bi? Kenapa?"
Menggertakan gigi-giginya, bibinya Namjoon menjawab dengan penuh emosi. Jika ada orang yang tidak sengaja mendengarnyapun sudah dipastikan tahu seberapa besar rasa dendam bibinya Namjoon itu pada seseorang ketika ia bilang. "Balas sakit ini, Namjoon! Balas semua lukamu dan luka ibumu! Ayo kita renggut semua yang harusnya kau dapatkan! Ambil apapun yang kau inginkan....!"
***
"Bibi Kwon, bagaimana ini? Tandanya belum juga bisa memudar! Apalagi yang harus aku lakukan?" Sooyoung menatap bibi Kwon yang ada di belakangnya lewat pantulan dari cermin. "Bukankah bibi bilang tandanya akan memudar jika aku menggosokan bawang putih? Semalaman aku menggosokinya sebelum tidur, tapi tandanya belum juga hilang. Jangankan hilang, sekarang justru terlihat jadi lebih mengerikan. Untung saja yang lainnya masih bisa ditutupi."
![](https://img.wattpad.com/cover/282001094-288-k616785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The king of the troublemaker queen
FanfictionKabarnya, si pangeran muda sedang mencari pasangannya. Pangeran itu ingin naik tahta, menjadi raja kemudian menjadikan istrinya sebagai ratunya. Iya, ratunya! Siapa yang tidak ingin menjadi seorang ratu memangnya? Tapi menurut Park Sooyoung, dia su...