Chapter 13
"Jadi selama ini kau masih menjadi pelayannya?"
Namjoon melirik bibinya, agak tidak suka saat bibinya yang baru kembali dari luar negeri itu bertanya seolah merendahkannya. "Kalau kunjungan bibi kali ini hanya ingin membahas masa lalu, maka aku rasa aku harus segera kembal ke istana."
Bibinya Namjoon terseyum, memandang Namjoon penuh kesinisan. "Untuk apa kembali ke istana kalau kau hanya akan jadi seorang pelayan, Kim Namjoon?"
"Aku sekertaris pribadinya pangeran muda, bukan pelayannya bi!"
"Sekertarisnya yang selalu mengikuti jejak pangeran, membuntutinya, melindunginya dan melakukan apapun yang diperintahkan oleh pangeran itu." Sekali lagi bibinya Namjoon menampilkan senyuman arogannya sebelum menambahkan. "Bahkan pekerjaanmu itu lebih banyak daripada seorang pelayan biasa. Dengan kata lain, kau hanya akan selalu dianggap pelayan, dijadikan pelayannya dan sampai mati akan terus begitu. Kau-"
BRAK...
Setelah menggebrakan meja dan membuat mulut bibinya itu berhenti berbicara, Namjoon segera berdiri dan menatap tajam ke dalam mata bibinya yang sama sekali tidak kelihatan takut. "Bukankah sudah ku bilang sejak dulu untuk tidak membahas masalah ini bi? Kalau memang kunjungan bibi kali ini hanya ingin menghasut ku dan membuatku melakukan apa yang bibi inginkan, maka sebaiknya aku pergi saja." Namjoon menundukan kepalanya memberi salam hormatnya terlebih dahulu pada bibinya walau ia masih kesal kemudian ia berbalik ingin meninggalkan bibinya lebih dulu di salah satu restaurant tempat ia makan bersama dengan bibinya malam ini.
"Bagaimana kalau apa yang kau pikir aku inginkan selama ini adalah keinginan ibumu sendiri, Namjoon?" Bibinya Namjoon menaikan sebelah alisnya licik saat melihat punggung Namjoon berhenti menjauh mendengar kata-katanya barusan. Ia kemudian melanjutkan. "Yang selalu aku katakan, yang selalu aku inginkan sebenarnya adalah apa yang ibumu ingin kau lakukan, Kim Namjoon. Itu adalah permintaan terakhir sebelum ibumu pergi untuk selama-lamanya."
Namjoon mengepalkan kedua tangannya kencang, tidak peduli kalau nantinya kuku-kukunya menekan terlalu kuat daging telapak tangannya dan membuatnya terluka. Ia benci! Ia kesal! Dan ia ingin segera pergi. Tapi kalimat yang ducapakan bibinya barusan berhasil membuat niatnya untuk pergi sedikit berkurang, menggoyahkan hatinya dengan apa yang sudah ia percayai sebelumnya.
Kenapa takdirnya harus begini?
Sekali lagi, dengan senyuman yang kelihatan seram bibinya membuka suaranya. "Aku bahkan punya beberapa bukti tentang kematian ibumu yang tidak kau ketahui itu. Aku punya sesuatu yang langsung bisa membalikan seluruh pemikiranmu saat ini, Kim Namjoon. Kau pasti akan terkejut bilamana mengetahuinya suatu saat nanti."
***
"Kenapa ibu menangis?"
Ratu Eun Soo yang merupakan ibu dari pangeran utama dan pangeran muda itu segera menghapus air matanya dan menggantinya dengan senyuman saat Soekjin yang baru berusia dua belas tahun itu datang mengunjunginya. "Tidak apa-apa pangeran, tidak apa-apa."
"Lalu kenapa ibu menangis? Apa ayah menyakiti ibu lagi? Apa ada orang lain didalam istana ini yang menyakiti ibu?" Soekjin berlutut dibawah kaki ibunya yang duduk disofa, mendongakan kepalanya dan menatap iba rupa ibunya yang sudah berkali-kali ketahuan menangis diam-diam dalam kesendiriannya. "Aku akan menggantikan ayah bu. Aku yang akan menggantikan ayah dan membuat ibu bahagia! Jadi ku mohon bu, berhentilah bersedih karena aku yang akan menjadi Raja di negera ini. Aku akan menjadi Raja yang paling berkuasa, yang akan mengutamakan kebahagian ibu diatas kebahagian siapapun nantinya."
Ratu Eun Soo melebarkan senyumannya kemudian satu tangannya terangkat untuk membelai lembut pipi pangeran utama. "Ibu percaya kalau suatu hari nanti kau yang akan menjadi Raja, Kim Soekjin. Ibu yakin kau akan menjadi raja yang bijaksana, raja yang adil dan raja yang paling dihormati nantinya."
![](https://img.wattpad.com/cover/282001094-288-k616785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The king of the troublemaker queen
Fiksi PenggemarKabarnya, si pangeran muda sedang mencari pasangannya. Pangeran itu ingin naik tahta, menjadi raja kemudian menjadikan istrinya sebagai ratunya. Iya, ratunya! Siapa yang tidak ingin menjadi seorang ratu memangnya? Tapi menurut Park Sooyoung, dia su...