Chapter 8
Sooyoung tidak pernah bisa bangun pagi dan itu adalah salah satu kebiasaan buruknya. Bahkan dihari kelulusan sekolah menengahnya dulu saja dia harus kena siraman air dingin dari ayahnya agar bisa bangun walau tetap saja datang terlambat ke acara tersebut. Dan pagi ini, pagi yang seharusnya menjadi satu-satunya kesempatan untuk Sooyoung menunjukan kalau dirinya mampu menjadi tuan putri alias istri dari pangeran muda yang punya kebiasaan bangun pagi yang baik dihari pertamanya, justru gagal. Ga-gal To-tal!
Dia baru bisa bangun seling satu jam lebih setelah Taehyung bangun. Belum lagi ia harus kembali berendam dengan bunga-bunga kesayangan ibu Suri padahal dayang Kwon tahu dia sudah sangat terlambat kalau tidak buru-buru. Tapi tetap saja dayang Kwon memintanya untuk melakukan semua itu. Harus mengenakan hanbok, harus menata rambutnya dan harus tetap merias wajahnya yang Sooyoung akui punya lingkaran hitam mata seperti panda dibawah matanya setelah seharian kemarin melakukan banyak hal yang melelahkan. Tapi memangnya untuk apa semua itu kalau nyatanya pada saat Sooyoung sampai di pavilion utama, semua orang sudah selesai menyantap sarapan mereka. Itu artinya dia sudah benar-benar terlambat bukan?
Huft...
Sooyoung bahkan hanya bisa bertemu dengan ibu suri tadi. Benar-benar hanya ibu suri dan bukan suaminya yang sejak bangun pagi sudah tidak ada disisinya. Sekali lagi, Sooyoung sadar kalau pernikahan mereka memanglah hanya sebuah paksaan semata. Tidak ada ketulusan sama sekali. Kedengarannya menyedihkan bukan?
"Pangeran sudah sangat sibuk pagi ini. Raja tidak enak badan karena kelelahan setelah acara pernikahan kalian kemarin. Jadi Taehyung pasti akan sibuk seharian." Ibu Suri menggoyangkan kepalanya ke kiri, mencoba mengamati raut wajah cucu menantunya yang cantik lebih jelas lagi lalu ia menambahkan. "Apa kau baik-baik saja, nak?"
Sooyoung berkedip satu kali sebelum tersenyum membalas tatapan tulus ibu suri padanya. Ia juga menganggukan kepalanya. "Saya baik-baik saja."
"Bukankah aku sudah bilang kalau kau harus bersikap seperti apa adanya dirimu?" Ibu Suri menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari sesuatu hingga kepala Sooyoung ikut menoleh mengikuti pergerakan kepala ibu suri. "Tidak ada Raja disini! Kau bisa memanggilku nenek dan bersikap biasa saja."
Sooyoung kembali tersenyum. Walau ia tahu seharusnya ia tidak tersenyum karena perasaannya kini sedang kacau. Hatinya resah. Tapi entahlah! Mungkin karena bangun terlambat dan tidak ikut sarapan bersama yang membuat perasaannya menjadi kacau begini. Atau mungkin, karena ia belum bisa melihat sosok pangeran? Sosok suaminya? Tidak tahu jugalah! Sooyoung benar-benar belum bisa memahaminya. Semua alasan yang membuat perasaannya bisa merasakan begitu banyak rasa yang campur aduk dari kemarin itu, ia belum bisa menemukan alasan jelasnya.
Ibu Suri yang benar-benar tulus sayang pada Sooyoung, melebarkan senyumannya untuk cucu menantunya itu. "Park Sooyoung, tersenyumlah! Teruslah tersenyum seperti itu! Kau sangat cantik saat tersenyum." Ibu Suri tetawa dengan pujiannya sendiri. "Apa kau bosan mendengar pujianku yang itu-itu terus?"
Menggelengkan kepalanya, Sooyoung kembali tersenyum. "Tidak ada yang tidak suka pujian, nek! Tapi tidak ada yang tidak tahu kalau pujian itu hanyalah sebuah kata "ujian" yang ditambahkan hurif "P" diawalnya bukan? Dengan kata lain, seberapa sukanya dirimu dipuji, itu tetaplah tidak baik. Tidak akan ada orang yang suka dengan ujian."
"Kau benar! Cucu menantuku memang pintar!"
"Ck!" Sooyoung pura-pura merajuk sebelum melanjutkan ucapannya. "Akukan sudah bilang untuk berhenti memuji, nek. Apa aku harus berkata terus terang dengan caraku dulu agar nenek bisa mengerti?"
"Iya, iya nenek tahu!" Ibu Suri masih terus memerhatikan lekat-lekat wajah Sooyoung kemudian ia menggeser satu piring berisikan daging tumis yang ada dihadapannya ke hadapan Sooyoung hingga raut wajah Sooyoung merasa terkejut hanya karena kedatangan sepiring daging tumis yang mendekatinya itu. Ibu Suri bahkan dibuat tertawa kembali karena tingkah Sooyoung yang barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The king of the troublemaker queen
FanfictionKabarnya, si pangeran muda sedang mencari pasangannya. Pangeran itu ingin naik tahta, menjadi raja kemudian menjadikan istrinya sebagai ratunya. Iya, ratunya! Siapa yang tidak ingin menjadi seorang ratu memangnya? Tapi menurut Park Sooyoung, dia su...